Home » » "Da`i Bola Bekel"

"Da`i Bola Bekel"

Written By Amoe Hirata on Kamis, 18 Desember 2014 | 05.11

              “Da`i itu seperti bola bekel ketika dilempar mantul, bukan seperti telur ketika dilempar pecah”. Begitu kurang lebih yang didengar oleh Mahesa Ala`uddin di salah satu forum pengajian yang diisi oleh Ustadz Bachtiar Nasir. Ia memang tidak memperoleh penjelasan yang detail darinya, namun pada tulisan ini akan diurai maknanya. Tentunya sesuai dengan versi pemahaman Mahesa. “Pernyataan itu merupakan suatu nasihat yang dahsyat untuk para da`i. Da`i itu harus kuat dan pantang menyerah. Ketika dia gagal dalam jalur “A”, masih ada jalur “B, C, D, E, F, G, H, I, J, K,...” dan seterusnya. Mentalnya tak gampang rapuh, hanya karena rintangan dan halangan yang menimpanya. Tak gampang ayem laksana kerupuk yang terkena air atau angin. Ketahanannya prima, fisik oke, intelektual joss, taktik jitu, dan pantang putus asa. Jika terjegal, tak rapuh mental. Begitulah seharusnya da`i, tahan di segala kondisi dan tak pernah kehilangan asa. Tak pernah putus terhadap rahmat, tak pernah terhenti untuk taat”. Demikian pemaknaan yang dibuat oleh Mahesa.
            Apa yang dimaknai oleh Mahesa memang benar adanya. Sebagai suatu contoh kecil saja, tentu kita pernah mendengar sahabat Nabi yang bernama, Abdullah bi Rawāha salah seorang pujangga sekaligus mujāhid yang pantang menyerah di zaman Nabi. Ketika pada perang Mu`tah dia termasuk yang diamanahi Rasulullah shalallallahu `alaihi wasallam memegang bendera tatkala Zaid bin Haritsah dan Ja`far bin Abi Thalib gugur syahid. Dalam perang itu terbukti. Gugurlah Zaid dan Ja`far kemudian bendera dipegang oleh Abdullah bin Rawāhah. Dengan semangat membara ia pantang menyerah. Ia berjuang menerobos di meadan laga, hingga pada akhirnya tangan kanannya tertebas pedang. Apakah dia menyerah begitu saja? Ternyata tidak. Bendera itu ia pinda di tangan kirinya. Ketika tangan kirinya pun pada akhirnya tertebas, ia pindih semampunya di kaki sampai pada akhirnya ia gugur syahid. Lihat betapa dia tak mau menyerah dengan kondisi, di saat sulit seperti itu, ia semakin bangkit. Begitulah seharusnya da`i. Kiranya kita haus dengan spirit mereka yang sangat melimpah.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan