Home » » Mengamputasi Virus Peradaban

Mengamputasi Virus Peradaban

Written By Amoe Hirata on Sabtu, 20 Desember 2014 | 00.08

            Apa yang dihadapi oleh Ali bin Abi Thalib Ra. pasca kepemimpinan Utsman bin Affan Ra. begitu rumit dan pelik. Di satu sisi ia harus meredam potensi konflik yang setiap saat bisa meledak akibat derasnya fitnah, ia juga dituntut menstabilkan kondisi negara yang lagi mencekam, dan di sisi lain ia harus memberangus para musuh dan pemberontak yang semakin hari semakin gencar dan membesar. Dalam kondisi dilematis seperti itu ia mengalami pergolakan besar yang terangkum dalam peristiwa perang Jamal(antara Aisyah dan Ali), perang Shifin(antara Muawiyah dan Ali yang kemudian melahirkan peristiwa tahkīm[arbritase] yang kemudian memunculkan kelompok Syi`ah dan Khawarij). Selama lima tahun masa kepemimpinannya, tidak sepi dari yang namanya konflik. Uniknya dengan kondisi serumit itu, ia mampu membuktikan kapasitasnya sebagai pemimpin.
            Selama lima tahun ia berusaha dengan sekuat tenaga untuk mencegah pemberontakan dan mengamankan negara. Salah satu usahanya yang terhitung gemilang ialah memerangi kelompok Khawarij. Keberadaan Khawarij sangat meresahkan umat. Sebenarnya Ali sudah berusaha dengan cara persuasif(karena bagaimanapun juga Khawarij masih mengaku beragama Islam), namun mereka semakin menjadi-jadi. Mereka melakukan perampokan dan membikin kekacauan, gampang mengkafirkan orang, bahkan membunuh sahabat yang bernama Abdullah bin Khabbab bin Art beserta isterinya yang sedang hamil bahkan mengeluarkan janin dari perutnya. Dengan cekatan dan tegas akhirnya Ali memutuskan untuk memerangi mereka. Langkah beliau sangat tepat dan brilian karena sebelum mengatasi masalah eksternal, ia harus menyelesaikan masalah internal. Ibarat virus yang menggerogoti tubuh bangunan peradaban Islam, maka khawarij harus ‘diamputasi’ agar tak menjalar ke seluruh ‘tubuh peradaban’.
            Khawarij pun akhirnya bisa diberangus. Peristiwa itu membuktikan kebenaran sabda Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wasallam jauh-jauh hari sebelum terjadi bahwa akan ada suatu kelompok khawarij yang diibaratkan melesat dari agama sebagaimana melesatnya panah dari busurnya. Mereka rajin shalat, puasa, dan membaca al-Qur`an namun tidak dikaruniai pemahaman yang benar. Kejadian ini juga menimbulkan keluarnya hukum terkait memerangi Khawarij, dan semakin jelas karakter mereka sehingga bisa diantisipasi di kemudian hari. Ali begitu peka dengan masalah ‘virus peradaban’ ini sehingga tidak sampai menggerogori tubuh umat Islam. Meskipun pada akhirnya Ali terbunuh di tangan Abdurrahman bin Muljam, tapi setidaknya skala prioritas Ali dalam mengatasi masalah sangat strategis, taktis, dan mencengangkan di tengah dilematika permasalahan yang dihadapi. Demikianlah seharusnya pemimpin, ia harus peka terhadap berbagai virus yang dapat menghancurkan eksistensi bangsa. Dalam skala peradaban, virus-virus negatif, betapaun kecilnya harus dibersihkan agar peradaban bisa berdiri kokoh.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan