Home » , » Menyibak Mutiara "Kesuksesan" dari Kerang "Kegagalan"

Menyibak Mutiara "Kesuksesan" dari Kerang "Kegagalan"

Written By Amoe Hirata on Kamis, 18 Desember 2014 | 09.08

    Sudah hampir tiga tahun Zulfikar kuliah jurusan Ekonomi. Sampai sekarang entah kenapa tidak lulus-lulus. Ia merasa heran, usaha sudah di kerahkan, masuk kuliah rajin, tugas selalu di kerjakan. Sampai pada puncaknya, suatu saat ia terancam di-DO. Banyak orang mencaci makinya. Bodoh sekalih sih kamu, masak kuliah sudah tiga tahun masih semester satu, dasar tulalit kamu. Ia sungguh terpukul, tak ada seorang pun yang simpati padanya, dalam hati ia mau meluapkan amarahnya, tapi ia sadar memang kenyataanya dia tidak lulus-lulus juga hingga saat ini.
         Terbesit dalam hatinya untuk menyudahi hidupnya. Sebab selama ini cita-citanya menjadi Ekonom terkenal tak juga tercapai. Jangankan sampai taraf Ekonom, kuliah saja tidak lulus-lulus. Pas mau bunuh diri ia teringat pesan agama bahwa bunuh diri hanya akan berakibat fatal bagi kita. Ia meng-urungkan niatnya dan mencoba menenangkan diri mencoba bangkit dan mengevaluasi diri. Kira-kira kenapa ya aku kok ga lulus-lulus? Belajar sudah, kuliah rajin, dan selalui ngerjain tugas dari dosen. Secara otak aku juga ga tergolong bodoh. Jangan-jangan barang kali aku salah jurusan.
        Ternyata benar, kunci ketidaksuksesanya ialah karena ia tidak mempunyai bakat menjadi Ekonom. Ia terobsesi jadi Ekonom karena ia melihat bahwa Ekonom itu kaya-kaya dan terkenal makanya ia pingin sekali menjadi Ekonom. Di sisi lain teman dan lingkunganya sangat mendukung dirinya menjadi Ekonom. Jadilah ia bersemangat hingga memutuskan untuk masuk pada jurusan Ekonomi. Rupanya keinginan pribadi dan campur tangan orang lain itu malah membuat dia gagal.
             Berhari-hari ia membuat evaluasi diri mencari bakat yang ia punya. Sampai pada kesimpulan bahwa ia berbakat menjadi penulis. Hari itu juga ia memutuskan untuk keluar dari kuliah jurusan Ekonomi dan pindah ke jurusan sastra. Ia amat bersemangat dan giat. Di luar jam kuliah ia selalu membaca buku-buku sastra, dari novel, cerpen, puisi dan lain sebagainya. Tak hanya itu, ia juga terus latihan menulis. Jerih payahnya membawa hasil. Pada akhirnya dia menjadi Penulis Besar dan terkenal. Sekarang ia menjadi kaya raya.  Mutiara kesuksesanya justru diraih melalui kerang-kerang kegagalan yang menghimpit kehidupanya berupa berkali-kali gagal studi. namun ia tidak menyerah, ia membuat perombakan mendasar hingga akhirnya iadapat menguak bahwa mutiara "kesuksesan" nya ialah menjadi penulis.


Sikap:

-Jangan sampai kita salah dalam menentukan cita-cita. Jadikanlah orang lain sebagai jendela saja jangan lebih dari itu karena sebenarnya anda adalah kunci. Bila campur tangan dan keinginan diri tidak di landasi dengan pengetahuan potensi diri malah akan rentan gagal.

-Segera mencari bakat dan potensi kita karena hal ini dapat mempermudah jalan kesuksesan kita. Mengetahui potensi diri dapat membuat hidup lebih efisien dan produktif.

-Bila gagal jangan lekas putus asa karena pada hakekatnya jika anda cerdas menyikapi akan segera menyulapnya menjadi mutiara "kesuksesan".
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan