Home » » Menjaga Keseimbangan Peradaban

Menjaga Keseimbangan Peradaban

Written By Amoe Hirata on Kamis, 18 Desember 2014 | 08.45

            Ketika Islam sudah tersebar luas, gerakan pembebasan begitu pesat, kekayaan melimpah ruah, khalifah Umar memutuskan untuk menghentikan gerakan pembebasan. Umar menangis dan takut jika dunia yang begitu terbuka luas ini akan membuat umat Islam terlena sehingga membuat mereka lebih mencintai dunia daripada agama. Karena seperti yang diingatkan oleh Rasulullah, di antara penyakit berbahaya yang menjangkiti sekaligus menghancurkan umat sebelum Islam ialah kecintaan yang sangat terhadap dunia. Banyak lagi peringatan Rasulullah agar berhati-hati terhadap dunia. Bagaimana kaum muslimin hampir terfitnah oleh dunia pasca perang Badar Kubra, kalau saja tidak diingatkan olehnya. Demikian juga kaum muslimin menuai kekalahan dalam perang uhud, ketika meresa terbuai dengan dunia sehingga mengabaikan perintahnya. Demikian juga didapati dalam sepanjang sejarah umat Islam, selama kaum muslimin tidak terpukau terhadap dunia, maka bisa dipastikan mereka mendapatkan kemenangan gemilang.
            Apa yang dilakukan Umar sangat strategis dan penuh hikmah. Paling tidak bisa dianalisis dengan beberapa analisis berikut: Pertama, pemberhentian gerakan pembebesan untuk mencegah agar kaum muslimin tidak terjerumus dalam cinta dunia. Sebab, cinta dunia adalah virus yang sangat ‘mematikan’. Kedua, ada waktu untuk relaksasi dan mengevaluasi diri agar kaum muslimin tidak terserang penyakit ghurur dengan kemenangan yang diraih serta menata kembali niat secara benar. Ketiga, agar tertanam dalam diri sahabat bahwa semangat inti dari gerakan pembebasan adalah bagaimana manusia bisa mendapatkan kebaikan Islam serta terbebas dari kukungan tirani apapun yang ada di dunia. Keempat, meluruskan mindset berfikir. Bahwa dalam gerakan pembebasan yang subtansial bukanlah peperangan. Perang hanyalah sebuah cara terakhir ketika cara-cara damai tak mungkin dilakukan untuk mewujudkannya. Sebab watak dasar Islam ialah rahmat bagi sekalian alam. Kelima, menjaga keseimbangan peradaban. Yang terakhir ini sangat penting dan strategis karena dalam peradaban, pemimpin tak hanya berpikir bagaimana meluaskan wilayah, ia juga harus berfikir bagaimana menjaga, memelihara, mempertahankan negara agar tetap stabil.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan