Home » » Kalahkan Dirimu!

Kalahkan Dirimu!

Written By Amoe Hirata on Kamis, 11 September 2014 | 16.53

            Salah satu musuh besar yang bisa menghambat seorang pahlawan dalam meraih kepahlawanannya ialah ketika terakumulasi kesuksesan-kesuksesan kecil yang kemudian menumbuhkan virus yang berbahaya, yaitu `ujub(teramat kagum dengan potensi diri) dan ghurur(terlena dengan potensi diri). `Ujub dan ghurur adalah ujian terakhir di ambang pintu kesuksesan. Keduanya sangat tidak kentara, karena itulah banyak yang gagal melampauinya. Ini bisa menimpa orang pintar, ketika mereka terlalu kagum dan terlena kepada kepintarannya. Ini juga berlaku kepada setiap manusia yang sedang menghadapi ‘Ujian Akhir Kesuksesan’ sementaranya. Begitu halus dan lekatnya virus ini, maka setiap orang yang menginginkan kesuksesan harus mempunyai kesadaran berlipat untuk mengatasinya. Bila tidak maka mimpi dan cita-cita yang dibangun selama ini akan sirna begitu saja.
            Banyak orang tertipu bahwa setelah berhasil menghadapi tantangan-tantangan dari luar dirinya, lalu dia merasa ‘pensiun dini’ menikmati jerih payah yang selama ini dikerahkan, tanpa sadar bahwa yang namanya ujian internal berupa hawa nafsu secara konstan akan menjadi musuh tercanggih. Rupanya tanpa gangguan setan pun manusia diberi potensi yang namanya nafsu ammârotun bi al-sû`(yang secara intensif banyak menyuruh kepada kejelekan), itulah tadi yang disebut `ujub dan ghurur salah satu penyakit hati kronis yang perlu segera diatasi sebelum merusak hati seseorang. Karena itulah prestasi apapun yang didapat manusia, jangan sampai membuat dirinya kagum dan terlena karena keduanya –sepanjang sejarah kehidupan manusia- merupakan faktor yang membinasakan atau menghambat kesuksesan orang.
            Kenyataan itu memngantarkan kita pada pernyataan penting: “musuh terbesar –meskipun itu dahsyat- sebenarnya bukanlah yang berada di luar dirimu, tapi musuh terbesar adalah diri sendiri, karena itulah kalahkan dirimu sebelum menjemput kemenanganmu!”. Mungkin anda bisa menghadapi beratus rintangan yang sifatnya fisik di depan anda, namun rintangan hati sungguh tak kentara dan sangat licin, sehingga tak jarang dapat menggelincirkan seseorang. Bagaimana kita menghadapi musuh yang ada pada diri sendiri? Sebagaimana penyakit atau racun yang ada dalam badan manusia, maka perlu ada upaya detosifikasi(penawaran atau penetralan toksin di dalam tubuh). Toksin(racun) berupa ghurur dan `ujub yang melekat pada diri seseorang harus segera didetoksifikasi dengan akhlak tawadhlu`. Tawadhlu` merupakan merupakan penawar toksin ghurur dan `ujub yang mujarab.
            Kita tentu tahu ‘makhluk antagonis’ seperti iblis. Sebelum ia dilaknat oleh Allah ta`ala, ia adalah termasuk makhluk yang dimuliakan dan tinggal di surga. Faktor penting yang membuat mereka terusir disamping sombong ialah ia merasa kagum dengan potensi diri sehingga meremehkan Adam. Ketika disuru ‘sujud penghormatan’ mereka malah berkilah: “Aku lebih baik darinya. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan ia engkau ciptakan dari tanah”. Pembangkangan Iblis lantaran sifat `ujub ini membuatnya terusir dan terlaknat. Kita juga tentu tahu kisah pasukan dari kaum muslimin yang sempat kalah dari musuh dalam pertempuran Hunain lantaran `ujub dengan jumlah pasukannya. Demikian juga dalam pertempuran lain seperti Las Navas de Tolosa(mauqi`ah iqôb) yang dipimpin oleh Nashir Li Dinillah. Mereka kalah karena dihinggapi virus `ujub.
            Demikian juga pertempuran Tours (balâth syuhadâ) yang dipimpin oleh Abdurrahman al-Ghôfiqi, para prajurit merasa bangga dengan jumlah, akhirnya mereka kalah. Menariknya, ini juga berlaku pada non-muslim. Ketika para prajurit sekutu kafir Qurays hendak melancarkan pertempuran Ahzab (khandaq), mereka merasa berbangga diri karena jumlah mereka sangat banyak dibandingkan dengan jumlah kaum muslimin sewaktu terjadi pengepungan di Madinah. Ternyata jumlah pasukan yang banyak tak otomatis membuat mereka memenangkan pertempuran. Mereka sudah kalah dan terlena terlebih dahulu dengan kehebatan diri, akhirnya mereka harus rela menelan hasil pahit berupa kekalahan. Beberapa kisah tersebut semakin mengukuhkan sebuah kenyataan penting: “musuh terbesar adalah terletak pada diri sendiri, kalahkan dirimu –dengan selalu tawadhlu` terhadap segenap potensi yang dimiliki-, kemudian jemputlah kesuksesanmu!”

Siman, Kamis 11 September 2014/16:41


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan