Home » » Menikmati Kebaikan

Menikmati Kebaikan

Written By Amoe Hirata on Kamis, 11 September 2014 | 13.19

            Islam adalah agama yang rahmat bagi seluruh alam. Rahmat itu bisa dilihat dari berbagai aspek kehidupan manusia serta alam yang melingkupinya. Nabi Muhammad sebagai ‘pembawa pesan’ dari Allah –di sepanjang hidupnya ketika diutus menjadi Nabi dan Rasul- telah berhasil mengejawantahkan  rahmat ini bagi seluruh alam. Rahmat itu bisa di lihat pada ranah kepemimpinan, hukum, sosial-kemasyarakatan, keluarga, politik, individu, umat beragama, negara, bahkan jin dan hewan pun tak luput dari realisasi Nabi Muhammad sebagai rahmat bagi seantero alam. Ini senada dengan firman Allah ta`âla: dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam(Q.s. Al-Anbiyâ`: 107).
            Di antara sarana yang fundamental untuk mewujudkan rahmat Islam bagi seantero alam ialah dengan dakwah dengan berbagai macam variabelnya. Tentu saja dakwah di sini harus memenuhi beberapa prinsip yang telah dicanangkan Allah yang artinya sebagai berikut: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk(Q.s. An-Nahl: 125). Di sini dengan sangat jelas dakwah harus memenuhi beberapa unsur, hikmah, nasihat yang baik, dan berdebat dengan cara terbaik. Jika dakwah ditanggalkan dari unsur tersebut, maka dakwah yang baik itu pada gilirannya akan menjadi keburukan.
            Setelah dakwah memenuhi tiga unsur tersebut, baru seorang da`i –sesuai dengan kapasitas dan otoritasnya- boleh mentransfer rahmat Islam bagi seluruh alam. Yang dimaksud dakwah di sini ialah dakwah khair(kebaikan) sebagaimana firman Allah ta`ala yang artinya: dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung(Q.s. Ali Imran: 104). Dalam Islam, tujuan yang baik harus dicapai dengan sarana yang baik pula. Dengan suritauladan yang baik, nasihat yang apik, dan diskusi yang simpatik dan mencerahkan, pada gilirannya rahmat Islam akan bisa dijelmakan pada seantero alam.  Ini merupakan tugas bagi para da`i dan butuh juga partisipasi bagi setiap umat Islam.
            Umat muslim tentu sepakat bahwa rahmat bagi seluruh alam itu baik, dakwah dengan ketiga unsur tadi juga merupakan kebaikan pula, dan keduanya sudah memenuhi tujuan dan cara yang baik dan benar sesuai dengan syari`at Islam; namun masalahnya kemudian ialah apakah yang perlu dilakukan terlebih dahulu secara prioritas, mengajak dan menyuruh orang berbuat kebaikan atau membuat orang merasa menikmati kebaikan sehingga tanpa disuruh pun mereka secara otomatis akan melakukan kebaikan? Tentu saja para da`i harus mampu meyakinkan orang yang didakwahi bahwa para da`i benar-benar percaya dan menikmati apa yang dibawanya. Kemudian setelah itu melalui uswah hasanah(contoh yang baik) dan pergaulan yang intensif dengan bertahap para da`i berusaha membuat mereka menikmati kebaikan yang mau disampaikan oleh da`i.
            Berkaca kepada sirah Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wasallam, sebelum mendakwahkan Islam, ia sudah dikenal sebagai orang yang berbudi luhur. Siapa saja mengakui keamanahan dan kebaikan dirinya. Ketika dakwah pertama dimulai, orang sekelas Khadijah, Ali, Abu Bakar, Bilal bin Rabbah, Utsman, Abdurrahman bin `Auf dan lain sebagainya dengan lekas memeluk Islam. Sebelum diajak mengikuti kebaikan Islam, mereka terlebih dahulu menikmati akhlak Rasulullah yang begitu luhur.
Kenikmatan itu membuat mereka percaya bahwa orang seperti beliau -yang tidak pernah bohong sekalipun seumur hidupnya-, tidak mungkin mengajak kepada kejelekan. Tauladan yang bai dari Rasul menjadikan mereka yakin bahwa apa yang diserukan olehnya pasti juga baik. Keteladanan yang baik membuat mereka menikmati kebaikan, bahkan mereka jatuh cinta pada Rasulullah shallalahu `alaihi wasallam. Ajak mereka menikmati kebaikan dengan uswah yang baik, untuk kemudian menuju Islam yang rahmatan lil `âlamîn.

 Siman, 11 September 2014/13:11
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan