Negeri Syam sebagai benteng Romawi Timur, tidak
mudah ditaklukkan. Beberapa sahabat nabi (Abu Ubaidah bin Jarrah, Yazid bin Abi
Sufyan, Syurahbil bin Hasanah, dan Amru bin Ash) yang diutus dengan misi
pembebasan, tak kunjung mampu merealisasikan cita-cita ini.
Melihat kondisi demikian, pada tahun 13 H, ada
mandat penting yang diamanahkan Khalifah Abu Bakar Ra. pada Khalid bin Walid Ra.
Ia diperintah membantu misi pembebasan Syam dari cengkraman Imperium Romawi
Timur(Musthafa Murad, al-Khulafā alRasyidūn, 116).
Untuk menyukseskan misi agung ini, sahabat yang
berjuluk ‘Pedang Allah’ ini, bermusyawarah dengan para sahabatnya. Ia bertanya:
“Bagaimana caranya agar bisa sampai Syam melalui jalur belakang(bagian utara)
pasukan Romawi?” Semuanya menjawab: “Tidak tahu”(al-Iktifā, 3/143).
Hanya ada satu jalan yang bisa ditempuh, yaitu:
melalu padang pasir Syam(Syiria, Samawa) yang luasnya 518. 000 Km. Semua tidak
mau menempuh jalur yang dikenal mematikan itu. Melihat situasi demikian, perasaan
mustahil pun mulai muncul dalam benak mereka.
Anehnya, justru ‘Pahlawan Agung’ ini, memilih
jalur yang mereka khawatirkan. Ia tidak mau menyerah pada kondisi sulit yang dianggap
mustahil. Di antara pertimbangannya
ialah: Pertama, bisa sampai lebih cepat dibanding jalur biasa. Kedua,
bisa menyerang dari jalur yang tak diduga musuh. Ketiga, menyerang
adalah strategi terbaik dibanding mempertahankan diri.
Meski demikian, ada beberapa kendala serius yang
dihadapi anak Walid bin Mughirah ini: Pertama, harus sampai Syam dalam
waktu kurang dari lima hari. Kedua, jumlah pasukan yang dibawanya mencapai
sembilan ribu orang. Ketiga, harus memiliki perbekalan yang cukup
memadai, serta penunjuk jalan yang berpengalaman.
Ketika semua terdiam, ada satu pasukan yang
mendukung keputusan Khalid Ra. Namanya, Rafi` bin Umairah At-Tha`i. Prajurit berpengalaman
yang menguasai seluk-beluk padang pasir Samawa.
Keputusan Khalid Ra. semakin bulat. Langkah
selanjutnya ialah: menyiapkan strategi jitu untuk menaklukkan jalur ganas
padang pasir.
Ada beberapa langkah konkrit –setelah musyawarah-
yang ditempuh Khalid Ra. agar bisa sampai tepat pada waktunya: Pertama, membawa
bekal logistik memadai. Kedua, menyiapkan dua puluh ekor unta besar dan
gemuk yang diberi minum puas, sebagai antisipasi ketika air habis, maka unta
tersebut disembelih untuk dimakan dan diambil air dari punuknya. Ketiga,
berdo`a dan bertawakkal kepada Allah ta`ala.
Dengan hati mantap, akhirnya mereka setuju
berangkat. Belum sampai lima hari, perbekalan pun habis. Kondisi begitu
mencekam. Mulai timbul kekhawatiran dari benak pasukan.
Melihat keadaan demikian, Khalid Ra. tetap tenang
dan yakin pada Tuhan. Dengan sigap Ia panggil Rafi` bin Umair. Saat itu, Rafi`
mulai mengingat-ingat perjalanannya sewaktu kecil bersama ayahnya. Ia ingat
dalam jalur perjalanan, ada sumber air di bawah pohon berduri. Kabar gembira
ini segera ditindaklanjuti Khalid Ra. Ia memerintahkan pasukan mencari letak
pohon berduri.
Pucuk dicinta, ulam tiba. Mereka akhirnya bisa
menemukannya dan bisa minum dengan sepuasnya. Mereka sukses menaklukkan gurun
pasir Syam yang awalnya dianggap mustahil. Dalam sejarah, Khalid dan pasukannya
tercatat sebagai tim yang pertama kali bisa menundukkan jalur paling berbahaya
ini.
Setelah sukses menempuh perjalanan sangat
berbahaya, akhirnya agenda Khalid Ra. bisa terlaksana dengan baik. Kedatangan
mereka yang begitu cepat serta tidak diperhitungkan, menjadi pukulan telak yang
meluluhlantakkan barisan musuh. Selanjutnya, kemanangan-kemenangan gemilang pun
bisa diraih.
Peristiwa ini memberikan pelajaran dan
pembelajaran luar biasa bagi kita. Pertama, jangan menyerah dengan
rintangan meskipun oleh kebanyakan orang dianggap mustahil. Kedua, berfikir
yang tidak difikirkan orang. Ketiga, menyiapkan perencanaan matang. Keempat,
pengetahuan dan pengalaman yang mumpuni. Kelima, menyertakan doa dan
tawakkal pada Allah. Dengan begitu, apa yang dianggap ‘mustahil’ oleh
kebanyakan orang, mampu kita ‘sulap’ menjadi sesuatu yang riil(nyata). Wallahu
a`lam bi al-Shawāb.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !