Drs. A. Faruq Nasution dalam artikel berjudul "Selimut Putih untuk Almarhum Guruku" (Panjimas, No. 281, XXI: 1979) menceritakan pengalamannya dengan gurunya yang bernama H. Zainal Arifin Abbas (1912-1979). Pada tulisan ini, akan fokus pada kisah terkait buku.
Sepanjang Drs. Faruq Nasution berkunjung pada guru-guru Besar (mulai dari Medan, Bandung dan Jakarta) belum dijumpai koleksi buku sebanyak yang dimiliki H. Zainal Arifin Abbas. Jumlahnya puluhan ribu.
Rumahnya penuh dengan buku. Dari ruang tengah sampai dapur, dipenuhi dengan dinding barisan buku. Koleksinya begitu banyak, hingga terdapat buku yang tidak dicetak pada abad 19 pun beliau punya. Luar biasa koleksinya.
Itupun, kata H. Zaenal Arifin, yang dilihat Faruq hanya 2/3 nya saja. Sebab, sepertiga bukunya telah hilang saat terjadi pengungsian dan penggrebekan Belanda. Bisa dibayangkan, betapa banyak koleksinya andai bukunya tidak ada yang hilang.
Di antara nasihat yang diberikan H. Zainal Arifin kepada Faruq Nasution adalah agar hidup seperti dirinya yang mencintai ilmu melalui pengumpulan buku.
Beliau sempat bercerita sejarah hidupnya, bahwa dirinya punya program khusus untuk buku. Separuh gajinya dialokasikan untuk membeli buku. Meski gaya hidup terlihat sederhana dibanding kolega yang lain, tapi untuk buku, beliau bisa dibilang kaya.
Bagi Faruq, H. Zainal Arifin adalah kombinasi antara seorang sufi dan alim besar. Sangat layak untuk disebut 'Allaamah. Paduan yang apik antara keluasan intelektual dan kedalaman spiritual.
Buya Hamka pernah mengomentari karya Peri Hidup Muhammad yang dianggit olehnya, bahwa kalau di Mesir ada Husain Haikal, maka di Indonesia ada Zainal Arifin Abbas. Artinya, kualitas karya ilmiahnya tidak kalah dengan sejarawan Mesir itu.
Buya Hamka juga menulis, "Zainal Arifin adalah seorang ahli tarikh yang unggul,beliau satu-satunya penulis tarikh islam rantau ini yang telah mengerahkan tenaganya selama kurun 20 tahun untuk menyidik dan menyusun sejarah kehidupan Rasullullah ini.Oleh karena pujian diberikan kepada beliau, karena menurut sesiapa yang membaca kitab ini bagai berlayar di lautan ilmu yang sangat luas dan sekiranya seseorang itu sangaupmenyelaminya dengan alat penyelam (ilmu kemasyarakatan danilmu sejarah) maka ia akan menemukan mutiara yang sangat berharga." (Biografi Zainal Arifin Abbas, 79-80)
Itulah sekelumit kisah tentang H. Zainal Arifin Abbas dan buku. Rahimahullah rahmatan waasi'ah.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !