Home » , » KOLONEL MAULWI SAELAN, KIPER PSSI LEGENDARIS, RELIGIUS & PEJUANG KEMERDEKAAN

KOLONEL MAULWI SAELAN, KIPER PSSI LEGENDARIS, RELIGIUS & PEJUANG KEMERDEKAAN

Written By Amoe Hirata on Senin, 03 Oktober 2022 | 20.30

Bersama Buya Hamka pada Tahun 1978

Di antara kiper Timnas Indonesia yang legendaris dan merupakan pejuang kemerdekaan adalah Kolonel H. Maulwi Saelan (1926-2016).


Ia adalah anak kedua dari Amin Saelan asal Makassar. Namanya awalnya Surahman. Karena guru Belandanya waktu itu kesulitan memanggil namanya, maka ia diberi nama Maulwi olehnya. Maka kemudian dikenal dengan nama Maulwi Saelan.

Dalam karir sepek bola, tokoh yang dekat dengan Buya Hamka dan menjadi pengurus Masjid Al-Azhar ini, cukup moncer. Dimulai sejak di Bond Yogyakarta tahun 1947. Bahkan, menurut ceritanya, sudah dimulai sejak di sekolah.

Selain itu, beliau pernah memperkuat Bond Bandung. Ikut serta di Asian Games di New Delhi dan Asian Games III di Tokyo (1953). Pada tahun 1955, ikut tour ke Eropa. Yang tak kalah bergengsi iku Wauld Cup Viva tahun 1958 di RRT.  Prestasi terbaiknya adalah ketika main di Melbourne Australia. 

Di dunia olah raga si kulit bundar ini, Saelan pernah menjadi ketua Umum PSSI (1964-1967). Ia juga pendiri Yayasan Sepak Bola Indonesia (YSSI). Dia juga membentuk klub Gawang dan Remtar.

Uniknya dari sosok Saelan, dia termasuk keluarga pejuang. Kakaknya yang bernama Emmy Saelan gugur dalam pertempuran melawan Belanda. Sampai, di Ujung Pandang ada nama jalan Emmy Saelan. Itu adalah kakaknya.

Saelan sendiri juga ikut dalam medang perjuangan. Ia turut bergerilya dan bahkan dijuluki sebagai "dokter lampoa" (dokter besar) karena sudah beberapa kali mencabut peluru yang menembus badan rekan-rekannya.

Saat berada di Sulawesi Selatan, dia bersama kawan-kawannya ditangkap tentara Australia selama 3 bulan. Setelah bebas dari sana, ia bergabung dengan gerilyawan di gunung-gunung dalam pasukan Lipang Bajing atau Polom Bangkerng dan Harimau Indonesia di Makassar. Tergabung dalam Laskar Pemberontakan Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS).

Ketika di Makasar itu, ia pernah menjadi Kepala Staf Operasi, yang Panglima Divisinya adalah Andi Matalata yang membawa mandat langsung dari Jenderal Sudirman. Ia bersama kawan-kawan dikirim ke Pulau Jawa untuk membantu Pemerintah Pusat Yogyakarta melawan Westerling. Dalam proses itu, dia pernah sampai mencret-mencret karena beberapa hari makan kopra.

Saat dibentuk pasukan pengawal Cakrabiwawa, Saelan ditunjuk sebagai Wakil Sabur yang menjadi komandannya. Ia sempat mengalami dipenjara selama 4 tahun 8 bulan pada saat masa demonstrasi KAMI/KAPPI mengganyang Bung Karno.


Saelan dikenal cukup religius. Di Masjid Agung Al-Azhar, ia menjadi Ketua Bagian Pemuda da Ketua Bagian Kesehatan. Sedangkan dalam pengurus hariannya, ia menjabat sebagai Bendahara II.

Pada 28 Juli 1978, keluarga Saelan medirikan Masjid Teja Suar di Cirebon. Waktu itu Buya Hamka ikut menandatangani prasasti pembukaan tersebut dan khutbah serta shalat Jum'at pertama di Masjid segi enam seluas 700 meter persegi itu. (Sumber: Majalah Panji Masyarakat, No. 253 [xx/1978])

*****

Melihat figur Saelan, kita menemukan pribadi olahragawan legendaris di bidang sepak bola. Di samping itu, ia juga seorang pejuang kemerdekaan. Dan yang tidak kalah penting, punyak perhatian yang cukup besar terhadap masjid dan keislaman. Rahimahullah Rahmatan Waasi'ah.

By: Mahmud Budi Setiawan/Amoe Hirata

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan