Di sana, beliau bermukim cukup lama mempelajari banyak ilmu seperti: qiraat, tauhid, fiqih, tasawuf, ilmu falak dan lain sebagainya.
Di samping belajar pada guru-guru yang otoritatif di bidangnya, beliau juga memperdalam ilmunya dengan membaca banyak buku.
Di antara karya yang dibaca misalnya anggitan, Muhammad Abduh, Farid Wajdi, Rahmatullah al-Hindi dan lain-lain sebagaimana terdapat dalam gambar.
Menariknya, salah satu karya yang diperdalam bacaannya oleh beliau adalah karya Syekh Ibnu Taimiyah berjudul "Fi'il Bid'ah" dan kitab-kitab hadits karangan ulama madzhab Hanbali.
(Sumber: Makin Lama Makin Tjinta, Muhammadijah Setengah Abad 1912-1962, 1963: 146-147)
*****
Apakah dari hasil bacaan ini, berpengaruh pada corak Ormas Islam Muhammadiyah yang didirikan beliau, dengan tajdid dan berbagai sekup varian dakwahnya?
Kalau iya, maka ini adalah perpaduan antara pengaruh guru-guru di kalangan tradisionalis di Mekkah (atau saat di tanah air), para ulama pembaharu dan modernis dari Mesir, juga pengaruh Syekh Ibnu Taimiyah serta mazhab Hanbali.
Perlu penelitian lebih lanjut. Supaya tak gampang menyeret-nyeret Muhammadiyah pada kelompok yang dirasa ada kemiripan.
Dalam perjalanannya, Muhammadiyah sudah melalui banyak sematan. Pernah dituduh menyimpang, keluar dari syariat Islam, Wahabi dan stigma lainnya. Meski demikian, Muhammadiyah tetap konsisten bergerak maju memberikan kontribusi di ranah agama, sosial, pendidikan dan kesehatan.
(By: Mahmud Budi Setiawan )
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !