Home » » Seni Berinteraksi dengan "Kesalahan"

Seni Berinteraksi dengan "Kesalahan"

Written By Amoe Hirata on Selasa, 10 Februari 2015 | 02.30

Tidak ada satu pun manusia yang luput dari kesalahan. Dari lahir hingga mati kesalahan selalu ada dan terus mengiringi meskipun sifatnya kondisional. Kesalahan merupakan tabiat manusia. Ketika itu menjadi tabiat bukan berarti secara sembrono kita bisa seenaknya melakukannya.

Pada dasarnya, "kesalahan" sebagai pelajaran bagi manusia untuk menempuh jalan kesuksesanya dalam bidang apapun. Dengan demikian ia merupakan bahan atau sarana yang membantu manusia untuk tidak terjatuh pada kesalahan yang berlarut-larut yang pada giliranya dapat membimbingnya menuju kesuksesan. Lebih konkrit lagi bisa dikatakan bahwa "kesalahan" adalah bahan evaluasi dan instropeksi diri menuju sukses.

Banyak sekali yang gagal menyikapi dan memandang "kesalahan". Kegagalan tersebut acap kali dapat merusak hubungan strategis antara individu satu dengan yang lain. Ketika hubungan itu rusak maka dengan sendirinya akan berakibat kepada tindakan-tindakan yang tidak di inginkan seperti konflik baik secara individu maupun sosial.

Mengingat betapa pentingnya penyikapan dan pemahaman akan "kesalahan" maka di sini saya merasa perlu membahas tema 'Seni Berinteraksi dengan Kesalahan'. "Kesalahan" sebagai gejala individu dan sosial itu layaknya seperti manusia. Bila kita tidak pandai berinteraksi dengannya maka akan berakibat fatal pada hubungan sosial.

Kesalahan ada dua macam. Pertama kesalahan pribadi. Kedua kesalahan orang lain. Untuk berinteraksi dengan "kesalahan" pertama maka dalam menyikapinya jika kita melakukan kesalalahan maka kita segera tahu diri dan lekas-lekas berbenah walau bagaimanapun pahitnya. Kita harus mengakui bahwa memang itu salah dan harus melakukan tindakan tegas untuk segera memperbaikinya. Semakin cepat berbenah semakin cepat pula kita berubah. Untuk mempermudah interaksi denganya di butuhkan kelapangan dada dan keberanian untuk mengaku salah.

Sedangkan dalam berinteraksi dengan "kesalahan" kedua yaitu kesalahan orang lain maka lebih membutuhkan penyikapan yang ekstra. Kita harus benar-benar bijaksana ketika hendak menasehati atau menegur kesalahan orang lain. Jangan pernah menghadapinya secara serampangan yang hanya di landasi faktor emosional. Jika kita salah sikap maka dapat berdampak pada konflik yang lebih luas. Misalnya, pertengkaran, pemutusan hubungan, pembunuhan dan lain sebagainya. Kuncinya ialah terletak pada cara kita dalam menghadapinya.

Kegagalan dalam menyikapi kesalahan orang lain justru membuat dia semakin kokoh dalam kesalahanya dia tidak akan berubah karena mendapat perlakuan yang kurang baik dan menyakitkan hati. Maka tak heran jika kita melihat banyak orang yang tidak mau berubah dari kesalahannya karena interaksi yang mereka dapatkan tidak pas dan semakin mengokohkan kesalahan mereka.


Sikap:

-Menasehati orang lain itu sangat penting. Akan tetapi, yang lebih penting ialah bagaimana cara kita menasehati. Harus dengan cara bijak dan benar-benar arif. Bila tidak maka nasihat kita hanya akan melahirkan konflik baru yang tentu saja akan berakibat buruk pada kita.

-Tidak ada yang pernah luput dari kesalahan. Itu tidak masalah. Masalahnya ialah seberapa pandai kita berinteraksi dengan kesalahan itu hingga dapat mengubahnya menjadi kesuksesan kita. 

-Kaidah terpenting dalam interaksi sosial ialah: " Menyikapi kesalahan dengan cara arif dan bijak".




Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan