Home » » Visualisasi Surga & Neraka Versi Al-Qur`an

Visualisasi Surga & Neraka Versi Al-Qur`an

Written By Amoe Hirata on Jumat, 20 Februari 2015 | 11.26

            Melalui kisah Adam dan Hawa ketika masih berada dalam surga, kita akan mencoba memahami secara mendasar bahwa surga dan neraka berfungsi sebagai balasan bagi orang yang taat dan yang tidak taat. Kemudian, surga yang dibahasakan oleh Allah dalam Al Qur`an  dengan kata ‘jannah’ diibaratkan sebagai tempat yang nyaman, enak, dan diliputi keindahan. Keduanya disuruh makan dan minum sepuasnya, dan tidak akan merasa lapar dan telanjang. Adapun neraka sebaliknya, diistilahkan dengan kata ‘nār’(api) sebagai balasan bagi hamba yang tidak taat. Gambaran neraka pertama kali ialah tercabutnya kenikmatan surgawi yang ditandai dengan lepasnya baju dan diturunkan ke bumi karena memakan pohon buah larangan. Meskipun yang dilarang itu lebih sedikit, namun mempunyai daya tarik yang begitu tinggi. Dengan demikian, kita mengetahui bahwa surga dan neraka adalah balasan bukan, tujuan utama, karena tujuan utama adalah keridhaan Allah SWT.
            Dilihat dari segi nama, keduanya memiliki keunikan. ‘Jannah’ dalam bahasa Arab berarti kebun, atau sesuatu yang menutupi. Sedangkan ‘nār’ berarti api. Mungkin pembaca akan bertanya-tanya, mengapa keduanya dipasangkan. Kalau ‘jannah’berarti kebun kenapa tidak dipasangkan dengan kata gurun pasir, atau tanah yang tandus? Bukankah api lebih pas dipasangkan dengan kata air? Apa yang digambarkan Al Qur`an sebenarnya sudah sangat tepat. Kata ‘jannah’ sudah mengandung air, dan segala bentuk keindahan. Sedangkan ‘nār’ sudah mewakili, bahkan lebih dahsyat dari sekadar kata gurun pasir atau tanah yang tandus. Gurun pasir dan tanah yang tandus, masih memungkinkan untuk dimasuki, meskipun terasa panas. Adapun api, siapa yang berani masuk ke dalamnya?.
Gambaran surga secara spesifik dapat kita lihat dari nama-namanya yang terdapat dalam Al Qur`an sebagai tempat yang kekal(khalidin), tempat kembali yang nyaman(ma`wa), tempat kenikmatan, negeri kesejahteraan dan kedamaian(darus salam), keberuntungan(thuba), taman(raudhah) dan negeri yang tetap(darul qarar). Sedangkan neraka digambarkan sebagai api yang menyala-nyala(sa`ir), panas(jahim), membuat orang terjatuh terhina(hawiyah) dan digambarkan sebagai negeri kehancuran(darul bawar). Gambaran surga yang diwakili oleh nama yang terdapat dalam Al Qur`an merupakan gambaran kebahagian sejati. Demikian juga gambaran nama-nama neraka, mencerminkan kesedihan dan kerugian sejati. 
            Ketika Al Qur`an menggambarkan surga, gambaran yang diberikan sungguh indah dan di luar nalar manusia. Banyak digambarkan dalam Al Qur`an, bahwa dalam surga ada sungai-sungai yang mengalir di bawahnya(sebagai contoh lihat surat Al Baqarah: 25 dan 266). Kalau sekadar sungai yang mengalir di samping kebun atau lembah, mungkin orang sudah biasa melihat. Tapi ini sangat berbeda, sungai yang mengalir bukan terletak dipermukaan atau di sampingnya, tapi di bawahnya. Bahkan di ayat lain –yang lebih mengherankan- ada sungai yang berasal dari madu, khamer, susu dan air yang sangat jernih(Qs. Muhammad: 15). Di ayat lain surga digambarkan seluas langit dan bumi(Qs. Ali Imran: 133 dan Al-Hadid: 21). Kesemua gambaran itu, di samping mencengangkan, juga memiliki daya tarik luar biasa bagi orang-orang yang beriman.
            Ketika Al Qur`an menggambarkan neraka, gambaran yang diberikan sungguh jelek dan mengerikan. Apa anda pernah membayangkan diberikan minum dari gislīn(darah campur nanah)? Atau diberi makan dari dharī`(makanan berduri)? Buah yang bernama zaqqūm yang tumbuh dari dasar neraka jahim di mana mayangnya seperti kepala setan.  Belum lagi ketika kehausan akan diberikan air yang mendidih. Semua itu akan membuat orang berfikir dua kali ketika hendak melanggar sesuatu. Hanya saja, surga dan neraka baru bisa menjadi pemicu dan pemacu semangat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, ketika surga dan neraka dipandang dengan ‘mata pandang keimanan’. Adam dan Hawa tergelincir dan terbujuk untuk melanggar larangan, ketika keimanannya lemah.
            Sisi lain dari kedahsyatan surga dan neraka dalam Al Qur`an ialah kemampuanya menggambarkan sesuatu yang berefek langsung pada sikap dan perbuatan seseorang. Kejernihan dan kemurnian hati dan pikiran generasi pada zaman Nabi tak kuasa menahan pengaruhnya yang luar biasa. Tak jarang Nabi beserta sahabat ketika sedang membaca ayat-ayat adzab, mereka menangis seketika. Ketika sedang membaca ayat-ayat rahmat berupa balasan bagi orang-orang taat di surga, tiba-tiba muka mereka berseri-seri sembari mengharap dan mensyukurinya. Yang lebih dahsyat dari itu, gambaran Al Qur`an mengenai surga dan neraka membuat para sahabat dan orang-orang yang meneladaninya tidak merasa takut kehilangan nyawa. Mereka begitu rindu surga, sehingga ingin segera bercerai dengan kehidupan dunia yang fana.
            Menariknya,  surga dan neraka bukan saja terkait dengan masalah keimanan. Gambaran surga dan neraka dalam Al Qur`an ternyata memberikan inspirasi pada bidang arsitektur peradaban manusia. Bangunan-bangunan bersejarah pada masa keemasan Islam baik di Baghdad dan Andalusia, salah satunya terinspirasi dari lukisan surga dan neraka dalam Al Qur`an. Dalam kitab yang berjudul Al-Itqākarya Imam Suyuthi, ayat yang artinya: “Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang”, dikatakan beliau sebagai ayat yang berkaitan dengan arsitektur bangunan. Padahal ayat tersebut masuk dalam pembahasan neraka.
Intinya surga dan neraka yang dilukiskan Al Qur`an bukan saja sebagai balasan, dan motivasi keimanan yang mendorong orang untuk beramal atau meninggalkan sesuatu, tapi ia juga membuat orang terinspirasi hinggga pada ranah berskala peradaban. Maha Benar Allah yang telah berfirman: “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar(9) dan Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih(10)[Qs. Al-Isra`: 9-10). 
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan