Di
depan terminal bus Ponorogo, saat menunggu bus jurusan Surabaya, ada seorang duduk
di sampingku. Dilihat dari gaya pakaiannya, terlihat seperti guru. Ia tiba-tiba
berbicara menyoal kenaikan tarif angkutan yang sangat melambung tinggi, padahal
BBM hanya naik dua ribu rupiah. Biasanya ongkos dari Ponorogo ke Madiun hanya
delapan ribu, sekarang naik jadi tiga belas ribu. Di sela-sela obrolan itulah
dia berkata: “Bila orang yang bayar tak ikhlas, maka tak akan jadi daging”. Apa
yang diucapkan orang ini seakan terdengar sederhana, namun ketika diresapi
secara mendalam, sangat sarat makna. Dari ucapannya tergambar suatu sikap
religius. Ia sangat peduli akan makna yang terkandung dalam agama, yaitu makna
keberkahan. Makna yang kian hari makin tercerabut dari orang-orang Indonesia.
Nilai perdagangan liberal telah menceraikan manusia dari akhlak. Keuntungan
menjadi muara tujuan. Akibatnya jelas, betapapun besar keuntungan yang didapat –karena
dihasilkan dengan cara mengeksploitasi orang lain-, maka hasil didapatkan tidak
akan berkah. “Tidak akan jadi daging” adalah gambaran nyata dari perbuatan yang
anti nilai, dan mendewakan keuntungan materi sehingga apa yang dihasilkan tidak
akan berkah dan berarti.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !