Home » » Tragedi Penundaan

Tragedi Penundaan

Written By Amoe Hirata on Minggu, 30 November 2014 | 00.23

            Salah satu ciri yang sangat inheren pada orang-orang besar ialah kesanggupan untuk tidak menunda-nunda pekerjaan. Bagi mereka, penundaan adalah tragedi. Apa jadinya jika Rasul menunda dakwahnya hingga semua keluarganya masuk Islam, apa jadinya jika Abu Bakar menangguhkan Usamah bin Zaid ke negeri Syam, apa jadinya jika Shalahudin Al-Ayyubi menunda misi sucinya membebaskan Al-Quds, apa jadinya jika Soekarno-Hatta menunda proklamasi kemerdekaan Indonesia, apa jadinya jika para pahlawan nasional berleha-leha menunda perjuangan untuk merebut kemerdekaan? Satu detik waktu yang tersia, sangat berpengaruh terhadap kesuksesan yang didamba. Karena itulah, penundaan sekecil apapun akan berdampak buruk bagi kesuksesan.

Penundaan berdampak buruk bukan terletak pada besar kecilnya pekerjaan, tapi pada cara pandang yang salah terhadap pekerjaan. Pekerjaan yang semestinya harus diselesaikan tepat waktu, kemudian diselesaikan seperti yang dimau. Inilah mengapa dalam al-Qur`an ada ungkapan: Faidza faraghta fanshab(maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain). Ayat ini sangat jelas tidak memberi ruang untuk penundaan, meskipun tidak menafikan jeda untuk istirahat. Pada ayat lain digambarkan betapa penundaan selalu berbuah penyesalan. Sering disebutkan kata ‘ya laitani’ sebagai gambaran penyesalan yang sangat luar biasa ketika gagal di akhirat. Mereka menyesal karena sewaktu di dunia tidak melakukan amal dengan sebaik-baiknya. Orang yang masuk surga saja menyesal karena tidak maksimal beramal, apa lagi yang masuk neraka, pasti penyesalannya berkali-kali lipat. So, penundaan adalah tragedi, bagi yang tidak mau menyesal di kemudian hari, maka mulai detik ini segera melakukan sesuatu yang berarti.
Share this article :

2 komentar:

  1. sifat inilah yang sering terjadi pada diri ini,,semoga sifat jelek ini menjauh dari diri ini...!syukron ustaz atas pencerahannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. tak ada yang pernah luput dari virus ini Mr. LB, dengan mengetahuinya semoga kita segera sadar untuk menjadi lebih baik :)

      Hapus

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan