Suatu ketika Sarikhuluk ditanya oleh
salah satu sahabatnya yang bernama Paijo: “Luk, gimana caranya menggali ide?
Aku beberapa bulan ini latihan nulis dan lumaya bisa. Tapi setiap kali aku
mulai menulis, selalu tersendat dan terasa kehabisan ide. Jadi bagaimana
menurut kamu. Kamu `kan jago menulis, bahkan dulu sempat menjadi editor?”. Dengan
santainya Sarikhuluk menjawab: “Kalau kamu mau menggali, maka kamu harus
menggila”. “Lho kok begitu? Aku ini serius bertanya, malah disuruh jadi
gila. Piye toh kamu itu Luk?” tanya Paijo keheranan. “Maksudku, ‘menggila’
itu bukan gila dalam artian negatif Jo. ‘Gila’ di sini bermakna mencari sesuatu
dengan cara yang tidak seperti kebanyakan orang”.
“Sebenarnya, yang namanya ide itu
selalu mengalir dalam otak kita. Selama kita mau membuka mata, melihat
fenomena, mengaktifkan hati dan akal pikiran. Kamu harus memandang realitas
dengan angle yang berbeda dari orang lain. Kalau kebanyakan orang
melihat sesuatu itu dengan cara linier, kamu harus dengan cara sklikal. Aku
kasih contoh sederhana, misalkan kamu sedang buang air ke WC, dalam proses
pembuangan itu kamu `kan bisa melihat berbagai barang di dalam WC. Ambil saja
misalkan model WC-nya. Dari model WC saja, kamu bisa mendapatkan ide yang
beraneka ragam. Kamu bisa membandingkannya dengan model WC ala Barat. Bisa terkait dengan efisiensi, kenyamanan,
ketuntasan, kebersihan dan lain sebagainya”.
“Berarti menggali ide itu ga harus
mencari sesuatu yang istimewa ya Luk?”. “Lho iya Jo, yang membuat
sesuatu istimewa itu bukan sekadar terletak pada objek sesuatunya. Meski
sederhana, kalau kita mampu mengupasnya dengan cara luar biasa dan
proporsional, maka sesuatu yang sederhana itu akan menjadi luar biasa. Makanya,
untuk menggali ide, kamu harus memperbaiki persepsimu terlebih dahulu apa yang
dimaksud, ‘ide’. Ingat! Ide itu segala hal yang kamu lihat, rasa, cium, sentuh,
dan pikirkan. Yang menjadi prioritas utama ialah cara mengolah ide, ini terkait
dengan –meminjam istilah Kiai Mbeling- sudut pandang, cara pandang dan jarak
pandang. Semakin kaya sudut pandangmu, maka semakin lihai kamu dalam mengolah
ide. Kalau kamu sudah terbiasa seperti itu, kamu akan mempunyai cara pandang
yang kaya. Tapi ingat dalam memandang setiap ide, kamu harus menemukan jarak
pandang yang tepat, biar mampu mengolah ide dengan setepat-tepatnya”.
“Aku kok tambah bingung ya dengan
penjelasanmu?”. “Lho, kalau kamu bingung, berarti bagus. Kebingungan adalah
langkah pertama dalam menggali ide. Orang yang hidupnya ga pernah merasa
bingung, maka hidupnya akan statis. Dengan kamu merasa bingung, berarti kamu
nanti akan mencari penjelasannya. Nah, dalam rangka mencari penjelasan itu kamu
akan menemukan banyak ide. Ingat Jo, yang menjadikan penulis itu menarik, yang
utama bukan sekadar dia bisa menulis dengan berbagai kaidahnya. Yang menjadikannya
menarik ialah cara penulis memandang dan menyajikan ide. Ibarat orang masak,
meskipun bahannya sama, kan rasanya bisa beda. Cara mengolah ide inilah, yang
membuat penulis menjadi istimewa. Ingat sekali lagi pesanku, ‘kalau kamu mau
menggali ide, kamu harus menggila’” pungkas Sarikhuluk sambil nyengir.
tulisan ini pun tercipta dari ide sederhana, tapi efeknya sangat luar biasa bagi org yg kebingungan seperti saya. Matur suwun Amoe... :)
BalasHapuskomen antum sungguh dahsyat
Hapussama-sama ustadz Kali Akbar, antum sangat tawadlu sekali
BalasHapusmasya Allah tulisan ini Luar biasa,,! penuh dengan inspirasi, ternyata dari kebingungan itu ide muncull,,ya ya ya saya baru ngerti.
BalasHapuskomen antum tak tertandingi
Hapussebelumnya gimana mas bro LB?
BalasHapus