Seorang
anak cerdas bertanya kepada bapaknya: “Pak kalau dipikir-pikir dibanding
manusia `kan semut lebih lambat. Coba diadu balap sama manusia pasti kalah
meskipun manusia hanya dengan melangkah. Lalu apa gunanya Allah menciptakan
semut Pak?”. Mendapat pertanyaan tersebut bapaknya agak kaget, belum pernah ia
menemukan anak kecil bertanya seperti itu. Pertanyaan itu akhirnya dia jawab: “Nak,
memang benar semut kalau diadu dengan manusia lebih lambat. Tapi ingat
kecepatan akan kalah dengan yang namanya keistiqamahan. Meski manusia lebih
cepat, tapi mereka rentan tidak istiqamah. Coba kamu perhatikan bangsa semut.
Mereka bergerak siang-malam secara berkesinambungan. Kalau diadu pasti semut
menang kalau ukurannya keistiqamahan. Kamu juga lihat `kan kalau semut ketemu
semut selalu bertegur sapa. Kalau manusia belum tentu seperti itu.
Kadang-kadang kedengkian membuat manusia bermusuhan sesama saudara. Semut juga
dalam bekerja menerapkan sistem gotong royong. Lha manusia kebanyakan
egois menuruti hawa nafsu masing-masing. Bukan berarti semut lebih mulia dari
manusia, cuman melalui semut Allah ingin memberikan pembelajaran berharga untuk
manusia di antaranya mengenai pentingnya istiqamah”. Mendengar jawaban itu
anaknya hanya manggut-manggut sambil senyum. Entah mengerti atau tidak
penjelasan dari ayahnya, yang jelas dari raut wajahnya tersirat kebahagiaan.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !