Home » » Eman Iman Amin Aman Uman

Eman Iman Amin Aman Uman

Written By Amoe Hirata on Rabu, 14 Januari 2015 | 17.47

            “Dalam hidup, kalian paling tidak harus lolos dari beberapa tingkatan kelas berikut: ‘Eman, Iman, Amin, Aman dan Uman’. Kelas Eman, adalah kelas yang masih paling rendah, yaitu orang yang hidupnya terlalu disibukkan oleh dunia. Dunia diletakkan di hati, sehingga susah dikeluarkan dengan tangan. Kalau meminjam bahasa Kanjeng Nabi, orang seperti ini sudah terjangkit penyakit kronis, yaitu wahn(cinta dunia dan takut mati). Tingkat selanjutnya, yaitu Kelas Iman. Kelas ini sudah naik satu tingkat karena, hidupnya memiliki sandaran dan orientasi yang jelas, yaitu dunia-akhirat. Meskipun ia mengurus dunia, tapi tidak terperdaya olehnya. Sebagaimana Imam Ali, dunia hanya diletakkan di tangan, bukan di hati.” Nasihat Sarikhuluk sebelum meninggalkan MPPJ(Majlis Paguyuban Petani Jumeneng).
            Ia melanjutlan: “Tingkatan selanjutnya, ialah Kelas Amin. Amin ini, berasal dari bahasa Arab ‘amīn’ yang berarti orang yang amanah, atau bisa juga ‘āmīn’ yang berarti doa untuk dikabulkan.” “Maksudnya apa Cak?” tanya Paimo. “Maksudnya, kalau kalian benar-benar beriman, pasti kalian akan amanah. Diberi tanggung jawab tidak akan disiasiakan. Di zaman ini terlalu banyak orang yang mengaku iman, tapi tidak amanah. Bukan sekadar amanah, tapi ia harus membangun hubungan yang intensiv dengan Allah. Ia senantiasa ‘menyapa-Nya’, berdoa, dan melibatkan-Nya pada setiap keputusan. Tanpa Tuhan, apalah arti usaha manusia.” Demikian jelasnya. “Lalu apa yang dimaksud dengan ‘Amin’ Cak?” tukas Paidin.
            “Kelas selanjutnya ialah Kelas Aman. Kalau iman dan amin benar-benar tegak, maka sudah bisa dipastikan akan lahir rasa aman di berbagai sektor kehidupan. Mau apa dan bagaimana pun sudah tidak khawatir. Rasa aman ini adalah nikmat yang begitu besar. Kalian coba nanti malam tadārus surat Quraiys, di situ Allah menyebutkan ada dua nikmat asasi yang menggambarkan kata ‘aman’, yaitu terjaminnya kebutuhan pangan, dan terciptanya stabilitas keamanan. Semua itu bisa ditempuh jika memiliki iman yang tangguh, dan berbuah akhlak amanah yang sembada.” Lanjut Sarikhuluk.
“Terus ‘Kelas Uman’ iku(itu: red java) maknanya apa Cak” tanya Bu Sainem. “Itu kelas pamungkas. Aku istilahkan dengan nama, ‘kelas output bin hasil. Orang yang sudah tidak terbuah dengan dunia, memiliki iman tinggi, amanah di kehidupannya, menciptakan rasa aman di lingkungannya, jangan khawatir, ia pasti ‘UMAN’(dapet atau kebagian). Tuhan Maha Kaya, Dia tidak akan menyia-nyiakan hambanya” pungkas Sarikhuluk. Setelah memberikan wejangan, akhirnya Sarikhuluk pamit, untuk pergi menghadiri ‘orasi ilmiah kebudayaan’ di gedung putih Ronggo Lawe, berjarak 30 meter dari desa Jumeneng.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan