Kaum
muslimin, sidang jum`at rahimakumullah!
Al-hamdulillah pada kesempatan yang sangat berbahagia ini kita masih bisa bersua; kita
masih bisa ber-muwaajahah di masjid yang penuh berkah ini dalam rangka
menunaikan ibadah shalat jum`at secara berjama`ah. Semoga amalan yang kita
tunaikan ini benar-benar ikhlas untuk menggapai ridha-Nya dan menjadi tabungan
amal kebaikan yang mempermudah kita dalam menjalani ujian dan cobaan yang
menimpa, sehingga dimudahkan jalan kita menuju surga dan ridha-Nya.
Jama`ah
sekalian yang mulia!
Sebelum saya
memulai khutbah jum`at ini, saya mengajak diri pribadi dan jama`ah untuk selalu
berusaha men-tazkiyah(mensucikan/membersihkan) hati, jiwa kita dari
berbagai macam kotoran hati berupa kemaksiatan dan dosa supaya kita selalu
rindu dan bersemangat setiap kali menjalankan ibadah kepada Allah. Sebab, hati
yang kotor bukan saja membuat malas dan futur dalam beribadah namun lebih dari
itu akan semakin menjauhkan kita dari Allah s.w.t. Orang-orang yang bersih
hatinya dari penyakit hati dan dosa pasti akan beruntung sedangkan yang kotor
hatinya sungguh akan merugi. Lebih dari itu, siapa saja yang ingin meraih
derajat muttaqin(orang-orang yang bertakwa) maka secara mutlak ia harus
membersihkan jiwa dan hatinya dari penyakit-penyakit hati.
Jama`ah
sekalian yang mudah-mudahan diridhai Allah!
Pada
kesempatan yang sangat bagus ini, saya akan menyampaikan hadits nabi Muhammad
s.a.w mengenai tanda-tanda hari kiamat. Saya menyampaikan hadits ini bukan saja
karena sangat cocok dengan realita/kenyataan yang sedang kita alami sekarang
ini, namun lebih dari itu saya ingin mengajak diri saya pribadi serta jama`ah
sekalian agar senantiasa waspada dan mempersiapkan diri untuk selalu beramal
shalih agar supaya kita bisa terbebas dari fitnah-fitnah dalam hadits yang akan
saya sebutkan sebentar lagi.
Nabi Muhammad
s.a.w bersabda:
بَادِرُوا
بِالأَعْمَالِ سِتًّا: إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ، وَكَثْرَةُ الشُّرَطِ، وَبَيْعُ
الْحُكْمِ، واسْتِخْفَافٌ بِالدَّمِ، وَقَطِيعَةُ الرَّحِمِ، وَنَشْوٌ
يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ، يُقَدِّمُونَ أَحَدُهُمْ لِيُغَنِّيَهُمْ
وَإِنْ كَانَ أَقَلُّهُمْ فِقْهًا".
“Bersegeralah
kalian(melakukan amal shalih) sebelum datangnya enam hal: 1. Kepemimpinan
orang-orang bodoh, 2.Banyaknya syuroth(penolong, pembela penguasa dalam
kelaliman), 3. Jual-beli hukum, 4. Meremehkan(urusan) darah, 5. Memutuskan shilatur
rahim, 6. Jama`ah(sekumpulan orang) yang menjadikan al-Qur`an seperti seruling,
mereka mendahulukan (orang yang enak suaranya untuk membaca al-Qur`an) meskipun
pemahamannya sangat kurang”.(H.r. Ahmad dan Imam Thabrani).
Jama`ah
sekaliam yang berbahagia!
Ada baiknya
saya bahas satu persatu dari keenam peringatan nabi tersebut, dengan maksud
supaya kita mawas diri dan berhati-hati ketika kita mengalaminya.
Hal
yang pertama ialah: إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ(Kepemimpinan orang-orang bodoh).
Kalau kita
benar-benar cermat dan mengikuti perkembangan berita baik di tanah air maupun
luar negeri, maka kita dapati bahwa apa yang dikatakan nabi ini benar-benar
terjadi. Banyak sekali orang-orang yang sejatinya bodoh, tak ahli dalam
bidangnya malah dijadikan pemimpin. Hal ini bukan saja mengenai pemimpin
negara, namun bisa meluas pada segenap lapisan dan segmen masyarakat. Pada
tataran politik kita jumpai banyak sekali yang sebenarnya bukan pakarnya masuk
dalam bidang politik hanya karena ingin meraih keuntungan materi. Pada tataran
pendidikan, banyak sekali orang yang sebenarnya tak layak jadi guru, membeli
ijazah supaya bisa menjadi guru padahal dia tidak ahli di bidangnya. Pada
tataran kepemimpinan, baik dalam tingkat negara maupun yang paling rendah,
banyak sekali praktik-praktik yang salah dalam meraih kekuasaan dengan
membayar, menyogok dan lain sebagainya meskipun sejatinya dirinya bukanlah
pakar dan ahli dalam bidangnya. Hal ini bisa kita kiyaskan pada aspek-aspek
yang lain yang lebih luas.
Apa akibat
dari kepemimpinan orang bodoh ini? Akibatnya, banyak terjadi kerusakan di
sana-sini, kezaliman merajalela, sistem menjadi rusak, dan terjadi huru-hara
dimana-mana. Mengapa sampai terjadi demikian? sebab sesuatu urusan yang tidak
diserahkan kepada ahlinya pasti akan hancur. Sebagaimana sabda nabi Muhammad
s.a.w:
إِذَا وُسِّدَ
الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ( أخرجه
البخاري).
“Bila
suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya maka tunggulah
kehancuran(datangnya kiamat)”.(H.r. Bukhari). Karena itulah jama`ah sekalian pelajaran
penting bagi kita ialah jangan sampai kita merasa tahu kalau memang tidak tahu,
ketika kita diangkat menjadi pemimpin dalam suatu bidang apapun maka jangan
sekali-kali kita menerimanya supaya kita terhindar dari fitnah tersebut. Yang
harus kita lakukan ialah beramal dalam bidang yang kita ketahui dan ahli
disertai dengan amal shalih yang berkesinambungan. Semoga kita bisa terhindar
dari hal yang pertama ini.
Hal
yang kedua ialah: كَثْرَةُ الشُّرَطِ(Banyak penyokong,
penolong penguasa dalam kelaliman dan kezaliman). Hal kedua ini juga sangat
relevan dan aktual dengan kenyataan yang sedang kita alami sekarang ini. Banyak
sekali penyokong penguasa, yang dalam hal ini seperti polisi dan lain
sebagainya yang saling bahu-membahu membela dan melindungi penguasa meskipun
penguasa tersebut dalam kondisi salah. Akibatnya, hukum yang seharusnya
ditegakkan menjadi melunak, masyarakat semakin menderita sebab hukum hanya ditegakkan
hanya untuk rakyat kecil sedangkan orang-orang terpandang dan penguasa seakan
kebal hukum. Kalau sudah demikian yang terjadi maka siap-siaplah menuju
kehancuran. Sebab salah satu yang menyebabkan kehancuran ialah bila hukum hanya
ditegakkan dan dijalankan hanya untuk orang-orang lemah saja dalam hal ini
ialah rakyat jelata. Sebagaimana sabda nabi:
فَإِنَّمَا أَهْلَكَ
النَّاسَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمِ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ
، وَإِذَاسَرَقَ فِيهِمِ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ وَالَّذِي نَفْسُ
مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا(رواه البخاري و
مسلم وغيرهما).
“Sesungguhnya yang menyebabkan
kehancuran orang-orang sebelum kalian hanyalah jika salah seororang yang mulia
diantara mereka mencuri maka dibiarkan, sedangkan jika yang melakukanya adalah
orang lemah maka mereka tegakkan hukum pencurian atasnya, demi yang jiwa
Muhammad berada pada tangan-Nya, sekiranya Fathimah binti Muhammad mencuri maka
sungguh aku potong tangannya”.(H.r. Bukhari, Muslim dan lainya).
Hal
yang ketiga ialah: بَيْعُ الْحُكْمِ(Jual beli hukum).
Ya Allah! Fenomena yang semacam ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Hampir
setiap hari di media masa baik itu koran, berita di tv dan lain sebagainya
menyuguhkan tentang jual beli hukum. Orang-orang kaya dengan seenaknya bisa
membeli hukum yang sudah tetap. Hakim yang seharusnya membela keadilan malah
bisa disuap sedemikian rupa sehingga keadilan tak terwujud malah kezaliman yang
menjadi marak. Sogok-menyogok dan suap-menyuap kian menggejala di segenap
lapisan masyarakat. Akibatnya muncul krisis kepercayaan di kalangan masyarakat.
Mereka acapkali menjadi hakim sendiri, karena sudah tidak percaya lagi dengan
hakim-hakim yang ada. Maka sangat tidak mengherankan jika disana-sini terjadi
kekacauan dan kerusakan akibat tidak ditegakkanya hukum sebagaimana mestinya.
Hal
yang keempat: اسْتِخْفَافٌ بِالدَّمِ (Menyepelekan urusan darah). Berita mengenai pembunuhan,
pertumpahan darah sudah menjadi konsumsi publik. Nyawa yang seharusnya
menempati posisi yang penting yang seharusnya dipertahankan malah disepelekan
dan diremehkan. Di mana-mana banyak terjadi pembunuhun, bahkan sajian berita
secara global tak lepas dengan fenomena ini. Padahal diantara hal yang pertama
kali diputuskan di akhirat kelak ialah urusan darah. Kita berlindung kepada
Allah semoga dijauhkan dari perbuatan tercela tersebut.
Hal
yang kelima ialah: قَطِيعَةُ
الرَّحِمِ(Memutus shilatur rahim). Hal
yang kelima ini juga sedemikian menggejala. Banyak orang yang terlalu sibuk
dengan urusan duniawai mengabaikan urusan yang sangat penting ini. Bahkan yang
lebih parah ialah sampai memutus hubungan kekerabatan. Padahal Rasulullah
bersabda dalam haditsnya:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ(رواه
الحاكم).
“Tidak akan masuk surga orang yang
memutus shilatur rahim”(H.r.
Hakim). Karena itulah jama`ah sekalian kita harus benar-benar bisa menjaga
dengan baik hubungan kerabat, shilatur rahim supaya kita dilapangkan
rejekinyan Allah dan dipanjangkan umur kita sebagaimana sabda nabi s.aw:
مَنْ
سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ رِزْقُهُ ، أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ
رَحِمَهُ (H.r. Bukhari, Muslim, Ahmad dan lainya).
Hal
yang keenam ialah: وَنَشْوٌ يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ، يُقَدِّمُونَ
أَحَدُهُمْ لِيُغَنِّيَهُمْ وَإِنْ كَانَ أَقَلُّهُمْ فِقْهًا(Jama`ah(sekumpulan
orang) yang menjadikan al-Qur`an seperti seruling, mereka mendahulukan (orang
yang enak suaranya untuk membaca al-Qur`an) meskipun pemahamannya sangat kurang).
Hal yang kelima sebagai penutup ini pada intinya secara umum al-Qur`an sudah
terlepas dari tujuan semula diturunkan. Seharusnya al-Qur`an dipikirkan,
direnungkan dan diamalkan malah hanya sekedar dilagu-lagukan dan dinikmati
alunan nadanya yang merdu. Bahkan yang cukup ironis terkadang-kalau tidak
kebanyakan- malah dilomba-lombakan siapa yang terbaik dalam membaca al-Qur`an
maka akan memenangkan perlombaan. Hal ini sangat jauh dan tak sejalan dengan
tujuan Allah menurunkan al-Qur`an untuk dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman
hidup bagi kehidupan manusia.
Jama`ah
sekalian yang berbahagia!
Kalau kita
cermati dengan baik paparan tadi, niscaya kita dapati bahwa tanda-tanda
tersebut sudah kita kita temukan dan alami. Berarti kita sudah mendekati kiamat
yang mana akan banyak timbul berbagai fitnah dan cobaan. Kita tidak akan bisa
lari dari semua itu, yang kita bisa hanyalah mengamalkan pesan nabi pada hadits
pertama tadi yaitu: بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ (Bersegera/lekas beramal shalih). Yang
dimaksud dengan amal shalih ialah setiap perkataan dan perbuatan yang
dianjurkan syari`at, sudah diperhitungkan baik-buruknya dan ditujukan hanya untuk menggapai ridha
Allah. Semoga kita mampu menjadi orang shalih ditengah ujian dan fitnah yang
kian bertubi, dan mampu istiqamah dan konsisten beramal shalih.
Diantara
pelajaran yang dapat kita ambil ialah:
1. Bersegera
melakukan amal shalih.
2. Bekerja sesuai
dengan bidangnya.
3. Mengangkat
pemimpin yang benar-benar layak dan ahli.
4. Membela dan
mendukung penguasa yang menjunjung dan menegakkan kebenaran.
5. Selalu
menegakkan hukum walau pahit terasa.
6. Menciptakan
rasa aman sehingga tidak terjadi pertumpahan darah.
7. Menjalis shilatur
rahim yang harmonis.
8. Merenungi,
memahami, memikirkan dan mengamalkan isi al-Qur`an bukan hanya
melagu-lagukannya.
Demikian apa yang dapat seya sampaikan semoga bermanfa`at bagi kita
semua saya akhiri billahi taufiq wal hidaayah Assalamu`alaikum
warahmatullahi wa barakaatuhu.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !