Home » » To The All Facebookers Don`t Keblinger!

To The All Facebookers Don`t Keblinger!

Written By Amoe Hirata on Sabtu, 17 Mei 2014 | 22.07

            Paijo Ngalamudin, Paiman Badrudin, Pardi Mandala Putra, dan Paimo Sukmogomo, malam ini berencana ke rumah Sarikhuluk. Kalau keempat teman yang disingkat P3P ini kumpul jadi satu, maka sudah pasti akan sowan ke rumah teman karib mereka yaitu Sarikhuluk. Biasanya kalau ga cangkruan(kumpul-kumpul sambil ngobrol dengan duduk), temu kangen, main catur, pasti melekan(begadang) untuk membicarakan masalah  yang menurut mereka penting, meski kata orang atau media masa tak penting. Ukuran penting tidaknya sesuatu menurut mereka bukan yang terutama yang paling disorot media, atau yang lagi santer dibicarakan, tapi yang menurut mereka penting ialah segala sesuatu yang luput dari pandangan orang banyak. Tema yang dibicarakan pun kadang bukan saja masalah fisik  tapi sekaligus metafisik; bukan saja masalah dzahir tapi sekaligus batin; bukan hanya masalah tekstual tapi sekaligus kontekstual.
                Karena seringnya mengadakan pertemuan, suatu saat ada ide dari Paijo Ngalamudin mengusulkan untuk memberi nama pada forum diskusi yang mereka adakan setiap malam minggu dengan nama, ‘DAMAR’ singkatan dari Diskusi Asyik Mencerahkan Anyar dan Rutin. Tanpa ba bi bu, mereka pun setuju kalau forum diskusi mereka dinamakan forum DAMAR. Damar sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Jawa yang artinya lampu. Dengan nama ini mereka mempunyai obsesi besar bahwa nanti mereka bisa memberi pencerahan pada diri sendiri dan keluarga, syukur-syukur hingga sampai pada masyarakat apalagi bangsa. Kunci hidup menurut forum DAMAR ialah meluaskan, melebarkan, mendalamkan, dan meninggikan skala kemanfaatan bagi lingkungan. Mereka punya prinsip: kalau kita tak bisa bermanfaat untuk lingkungan, minimal kita menahan diri untuk tidak ikut urun membuat kerusakan supaya lingkungan terjaga.
            Malam ini mereka sudah menyiapkan tema yang diambil dari fenomena yang sangat tenar dan mendunia yaitu, ‘facebook’. Yang menjadi sorotan mereka sebenarnya bukan facebook itu sendiri, tapi sesuatu di dalam atau di belakang facebook. Kira-kira faktor determinan apa yang membuat facebook begitu menggejala dan mendunia hingga anak-anak, remaja, orang tua, dan manula pun tak ketinggalan aktif menggunakannya. Berangkatlah mereka ke rumah Sarikhuluk dengan jalan kaki - maklum, rumah Sarikhuluk tak begitu jauh dari rumah mereka-. Sesampainya di rumah Sarikhuluk, dari samping rumah Sarikhuluk sudah terlihat siap di pendopo samping rumahnya. Di situ sudah disiapkan kopi hangat, teh hangat, ketela rebus, kacang rebus, rokok, dan ubi bakar.
        “Assalamu`alaikum Luk” sapa mereka serentak pada Sarikhuluk. “Wa`alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Monggo-monggo dolor, silahkan duduk. Kali ini lumayan banyak sajianya, soalnya aku tadi habis panen ubi, kacang dan ketela. Silahkan duduk dan menikmati” jawab Sarikhuluk mempersilahkan. “Ealah Luk, gitu aja repot-repot, wong biasanya kopi angat dan rokok saja sudah cukup. Tapi ya ga papa kita kan ga boleh nolak rejeki. Maknyus tenan malam ini” sambung Paimo dengan semangat 45. “O ya rek, malam ini kita akan bahas apa?” tanya Sarikhuluk. “Gini Luk, di kampung kita ini facebook makin hari makin menggejala. Semua level masyarakat kita hampir semua menggenal dan menggunakannya. Yang perlu kita diskusikan ialah kenapa facebook kok bisa begitu menyihir masyarakat, bahkan hanya masyarakat kita lho Luk, hampir seluruh dunia yang melek teknologi dan informasi pasti tahu facebook” jawab Paijo mewakili P3P.
            “Iya Luk. Facebook meskipun sudah menjadi sesuatu yang biasa pada era globalisasi dan ‘gombalisasi’ saat ini, minimal yang perlu kita waspadai ialah dampak dari facebook ini begitu besar. Berkat facebook, banyak anak-anak di kampung kita yang menjadi semakin pintar. Pintar bergaul, pintar membangun jaringan, pintar memanfaatkan informasi dan teknologi, pintar membangun komunikasi dengan baik dan pintar-pintar positif yang lain. Tapi juga ndak sedikit Luk yang keblinger(sesat dan keliru) dalam menggunakan facebook. Ada yang menggunakannya untuk menipu orang, untuk sekadar main game seharian, untuk pacaran, bisnis narkoba dan lain sebagainya. Banyak anak-anak yang lupa waktu. Facebook seolah-olah tanpa sadar telah menjadi ‘Tuhan Kecil’ bagi mereka. Lha gimana coba, mereka tak merasa tabu untuk buka-bukaan masalah pribadi, ngomong yang tidak perlu, doa lewat facebook, narsis-narsisan, pamer photo, dan lain sebagainya. Pokoke eksistensi mereka terletak pada facebook. Tiada hari tanpa facebook.  Bahkan anak-anak facebooker maniak di kampung kita pernah berseloroh: “ga facebookan sedino rasane koyo tibo gedebuk soko nduwur truk”(tak facebookan sehari saja  rasanya seperti jatuh berbunyi gedebuk dari truk). Banyak pula para remaja yang menyalahgunakan facebook untuk main game buat judi. Kemaren aku juga dapat kabar kalau anak perempuannya bu Malikah sempat hilang beberapa hari karena janjian ketemuan dengan orang lewat facebook. Untung saja segera dilaporkan ke polisi, sehingga bisa segera ditemukan dan tak jadi dijual ke tempat prostitusi. Tak sedikit pula Luk, para bapak-bapak dan ibu-ibu yang menggunakan facebook sebagai media untuk selingkuh. Lha kalau orangtua sebagai contoh buat anak-anaknya saja sudah seperti itu, terus apa lagi coba yang bisa diharapkan bagi generasi mendatang” ungkap Paiman nyrocos tanpa henti.
            “Gini ya Man, apa yang kamu bicarakan barusan `kan masih berkisar mengenai dampak. Biar tak terlalu melebar pembahasan kita, maka kita fokuskan dulu ke tema awal, yaitu mengapa facebook itu digandrungi kebanyakan orang. Kalau berkaitan dengan dampak sih kita ga bisa nyalahkan facebook. Wong facebook itu skadar alat komunikasi jejaring sosial. Ibarat pisau `kan baik tidaknya bukan terletak pada pisau, tapi terletak pada siapa yang menggunakan pisau, dan digunakan untuk apa. Facebook jelek bukan semata karena facebooknya, tapi karena facebooker(pengguna facebook)-nya” sergah Sarikhuluk mengingatkan. “Oke Luk, suwon(terimakasih). Sampai lupa aku hehehe” komentar Paiman. “Menurutku, yang membuat facebook digandrungi kebanyakan orang karena facebook menyediakan sesuatu yang inovatif yang tidak dimiliki oleh yang lain dalam hal komunikasi. Maksudku begini,  inovatif karena menyediakan program yang sangat memudahkan seseorang untuk berkomunikasi baik dengan teman lama atau teman baru. Kalau dulu yang namanya komunikasi harus melalui surat, bertatap muka, dan dengan cara manual lainnya, maka facebook menyediakan inovasi baru dalam komunikasi. Bisa berkomunikasi lewat chatting-an, berbicara, komen-komenan melalui pesan singkat atau dari status atau juga bisa menggunaka handycame jika ingin tahu wajahnya. Fungsi-fungsi dari handpone jaman dulu sudah ter-cover di dalamnya. Jadi kesimpulannya menurut pendapatku, yang membuat facebook terkenal karena memiliki ‘daya inovasi’ dan ‘semangat kreativitas’ tinggi. Pembuatnya sejak awal mungkin sadar bahwa abad modern adalah abad komunikasi dan teknologi, bagi siapa saja yang mampu menciptakan inovasi dalam dunia komunikasi, maka dia bisa menguasai komunikasi” pendapat Paijo.
            “Kalau menurutku, yang membuat facebook begitu diminati dan digandrungi ialah karena faktor ‘gratisan’ dan mudah alias tak ribet. Sudah menjadi fenomena umum bahwa semakin kita bisa memberikan sesuatu pada orang secara gratis -khususnya dalam manfaat yang bersekala sosial-, maka kita akan mendapatkan hati mereka. Nah pembuat facebook mampu menangkap gejala itu pada masyarakat di era informasi-teknologi saat ini. Letak manfaat sosialnya ialah kemudahan komunikasi secara gratis, dan ditambah lagi dengan pendaftaran dan penggunaannya yang begitu simpel. Jadi, kata kunci facebook bisa mendua ialah di samping gratis, ia juga sangat mudah digunakan” tutur Pardi. Kemudian giliran Paimo sekarang berpendapat: “Menurutku yang membuat facebook menarik ialah karena dilengkapi dengan fitur-fitur yang di samping simpel tapi juga menarik. Simpel saja tidak cukup untuk membuat sesuatu menjadi menarik untuk khalayak umum. Antara kemudahan dengan dayatarik terkadang tidak sebangun. Main kelereng itu simpel, tapi dayatariknya mungkin sangat regional dan tak seluas facebook. Dengan fitur-fitur facebook yang sangat mudah dan menarik, orang bisa mengekspresikan diri dan menunjukkan eksistensinya di dunia maya. Jangan lupa juga bahwa budaya narsisme yang sangat menggejala belakangan ini itu juga sangat didukung oleh fitur-fitur dalam facebook. Facebook juga memungkinkan bagi orang-orang yang kurang percaya diri dalam komunikasi sosial, untuk tetap bisa berkomunikasi dengan siapa saja. Karena itu banyak kita jumpai anak yang kalau di dunia nyata terlihat pendiam dan kurang gaul, tapi kalau di dunia facebook sangat gaul dan terkadang ekspresinya over.
            “Kalau menurutku sih simpel saja sebenarnya. Facebook sangat digemari yang terutama karena ‘bebas nilai’. Di facebook orang bebas berekspresi, bebas berimajinasi, bebas berkeluhkesah, bebas memilih rekan komunikasi, bebas membeberkan aib sendiri dan orang lain, bebas berjualan, bebas meluapkan emosi dan bebas-bebas yang lainnya. Facebook juga bebas digunakan oleh siapa saja dari anak-anak sampai orang dewasa. Pada dasarnya manusia tidak begitu menyukai ikatan-ikatan. Semakin manusia terikat, di waktu yang sama ia berusaha segera lepas dari ikatan itu. Ini menurut asumsiku dari bacaanku terhadap realitas. Kalian boleh setuju atau tidak. Yang jelas apa yang di dunia nyata dianggap tabu, dan tak layak untuk disampaikan, itu bisa menjadi tak tabu lagi dalam dunia facebook. Facebook menurutku, kalau kita ibaratka manusia, seperti gadis yang telanjang. Pria mana  coba yang tak tertarik pada gadis telanjang, kalau masih normal. Jadi menurutku, kata kunci facebook begitu dinikmati karena mengandung unsur fundamental berupa ‘kebebasan’ dalam makna yang seluas-luasnya” menurut Paiman. “Oke, lumayan ada pencerahan. Diantara yang membuat facebook menarik seperti kata kalian tadi ialah karena beberapa hal, yaitu: daya inovasi, gratis, simpel(mudah), menarik, dan bebas. Inovasi, simpel, menarik dan bebas memang faktor-faktor yang sangat menentukan dalam menarik minat massa. Pada dasarnya manusia sangat suka dan penasaran pada hal yang baru, gratis, simpel menarik dan bebas. Inovasi membuat orang penasaran; gratis membuat orang ringan tanpa beban menggunakan; simpel membuat orang gampang menggunakan; sedangkan bebas membuat orang leluasa dalam mengekspresikan dan menggunakannya” komentar Sarikhuluk menyimpulkan.
            Sarikhuluk melanjutkan: “aku pernah membuat angket kecil-kecilan yang pernah aku sebar di beberapa desa yang gemar facebookan. Secara umum pada intinya tidak jauh beda dari pendapat yang kalian kemukakan. Tapi ada beberapa hal yang belum kalian tangkap secara mendalam melebihi keempat unsur tadi yang telah kalian kemukakan. Misalkan komunikasi facebook menjadi menarik karena membicarakan sesuatu yang hangat dan anyar, atau meski tema lama tapi dibungkus dengan hal baru. Manusia suka mengonsumsi yang baru-baru. Komunikasi facebook disukai karena cepat dan instan. Kalau dahulu kala untuk ke rumah kerabat harus kerumah, maka dengan facebook tanpa ke rumah dan dengan waktu yang sangat cepat maka komunikasi bisa terjalin dengan lekas dan menarik. Facebook memudahkan orang untuk sharing hal-hal baru. Kemudian facebook juga memiliki fitur yang membuat orang kecanduan atau ketagihan. Bagi yang suka mengekspresikan diri, baik melalui kata-kata dalam status, melalui fhoto yang narsis dan indah, melalui karya tulis di note, melalui permainan pada fasilitas game online, yang membuat mereka ketagihan ialah tanggapan, like(pengakuan suka), dan kritikan dari orang lain yang kalau kita simpelkan bisa dibahasakan dengan kata, ‘respon’. Facebook menarik karena mengandung unsur responsif. Respon menggambarkan kepedulian. Siapa coba manusia yang tak suka dipedulikan dan diperhatikan? Terlepas dari dampak negatif maupun positif, kepedulian merupakan kata kunci yang merangkum unsur-unsur lain yang membuat facebook digandrungi. Hanya saja kepedulian itu masih bisa diurai menjadi kepedulian yang sekalanya sekadar individu atau sosial. Pembuat facebook mampu menangkap kata kepedulian dengan bingkai alat komunikasi yang inovativ, cepat, gratis, simpel, menarik dan bebas. Sebagai penutup sementara, sekali lagi terlapas dari baik-buruknya facebook, sekali lagi itu hanyalah sarana atau alat. Jangan sampai menjadikannya lebih dari sekadar alat. Kerusakan terjadi jika orang menjadikan faceebok sebagai tujuan sehari-hari. Akhirnya memang betul manusia semakin luas jaringannya, tapi ingat hanya dalam dunia maya. Supaya pengguna facebook tidak keblinger dengan kebebasan yang terkandung di dalamnya, maka kendali yang berasal dari agama atau kearifan lokal harus tetap dijaga sebagai kontrol sosial dalam penggunaan facebook. Jika tidak facebook hanya akan menjadi bencana. Akhirnya facebook membuat orang ngiler(tertarik) meski tanpa sadar bahwa ia telah keblinger(sesat, keliru). Tentu saja kalau digunakan bukan pada tempatnya dan dalam koridor negatif. Jadi saranku: to the all facebooker don`t keblinger(red: javanglish) hehehe” pungkas Sarikhuluk menyudahi diskusi forum DAMAR.
Sumengko Sabtu malam, 17 Mei 2014/22:10
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan