Paijo Ngalamudin, Paiman Badrudin, Pardi Mandala
Putra, dan Paimo Sukmogomo, malam ini berencana ke rumah Sarikhuluk. Kalau
keempat teman yang disingkat P3P ini kumpul jadi satu, maka sudah pasti akan sowan
ke rumah teman karib mereka yaitu Sarikhuluk. Biasanya kalau ga cangkruan(kumpul-kumpul
sambil ngobrol dengan duduk), temu kangen, main catur, pasti melekan(begadang)
untuk membicarakan masalah yang menurut
mereka penting, meski kata orang atau media masa tak penting. Ukuran penting
tidaknya sesuatu menurut mereka bukan yang terutama yang paling disorot media,
atau yang lagi santer dibicarakan, tapi yang menurut mereka penting ialah
segala sesuatu yang luput dari pandangan orang banyak. Tema yang dibicarakan
pun kadang bukan saja masalah fisik tapi
sekaligus metafisik; bukan saja masalah dzahir tapi sekaligus batin; bukan
hanya masalah tekstual tapi sekaligus kontekstual.
Karena seringnya mengadakan pertemuan, suatu saat ada ide dari Paijo Ngalamudin mengusulkan untuk memberi nama pada forum diskusi yang mereka adakan setiap malam minggu dengan nama, ‘DAMAR’ singkatan dari Diskusi Asyik Mencerahkan Anyar dan Rutin. Tanpa ba bi bu, mereka pun setuju kalau forum diskusi mereka dinamakan forum DAMAR. Damar sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Jawa yang artinya lampu. Dengan nama ini mereka mempunyai obsesi besar bahwa nanti mereka bisa memberi pencerahan pada diri sendiri dan keluarga, syukur-syukur hingga sampai pada masyarakat apalagi bangsa. Kunci hidup menurut forum DAMAR ialah meluaskan, melebarkan, mendalamkan, dan meninggikan skala kemanfaatan bagi lingkungan. Mereka punya prinsip: kalau kita tak bisa bermanfaat untuk lingkungan, minimal kita menahan diri untuk tidak ikut urun membuat kerusakan supaya lingkungan terjaga.
Karena seringnya mengadakan pertemuan, suatu saat ada ide dari Paijo Ngalamudin mengusulkan untuk memberi nama pada forum diskusi yang mereka adakan setiap malam minggu dengan nama, ‘DAMAR’ singkatan dari Diskusi Asyik Mencerahkan Anyar dan Rutin. Tanpa ba bi bu, mereka pun setuju kalau forum diskusi mereka dinamakan forum DAMAR. Damar sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Jawa yang artinya lampu. Dengan nama ini mereka mempunyai obsesi besar bahwa nanti mereka bisa memberi pencerahan pada diri sendiri dan keluarga, syukur-syukur hingga sampai pada masyarakat apalagi bangsa. Kunci hidup menurut forum DAMAR ialah meluaskan, melebarkan, mendalamkan, dan meninggikan skala kemanfaatan bagi lingkungan. Mereka punya prinsip: kalau kita tak bisa bermanfaat untuk lingkungan, minimal kita menahan diri untuk tidak ikut urun membuat kerusakan supaya lingkungan terjaga.
Malam
ini mereka sudah menyiapkan tema yang diambil dari fenomena yang sangat tenar
dan mendunia yaitu, ‘facebook’. Yang menjadi sorotan mereka sebenarnya bukan
facebook itu sendiri, tapi sesuatu di dalam atau di belakang facebook.
Kira-kira faktor determinan apa yang membuat facebook begitu menggejala dan
mendunia hingga anak-anak, remaja, orang tua, dan manula pun tak ketinggalan
aktif menggunakannya. Berangkatlah mereka ke rumah Sarikhuluk dengan jalan kaki
- maklum, rumah Sarikhuluk tak begitu jauh dari rumah mereka-. Sesampainya di
rumah Sarikhuluk, dari samping rumah Sarikhuluk sudah terlihat siap di pendopo
samping rumahnya. Di situ sudah disiapkan kopi hangat, teh hangat, ketela
rebus, kacang rebus, rokok, dan ubi bakar.
“Assalamu`alaikum Luk” sapa mereka serentak pada Sarikhuluk. “Wa`alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Monggo-monggo dolor, silahkan duduk. Kali ini lumayan banyak sajianya, soalnya aku tadi habis panen ubi, kacang dan ketela. Silahkan duduk dan menikmati” jawab Sarikhuluk mempersilahkan. “Ealah Luk, gitu aja repot-repot, wong biasanya kopi angat dan rokok saja sudah cukup. Tapi ya ga papa kita kan ga boleh nolak rejeki. Maknyus tenan malam ini” sambung Paimo dengan semangat 45. “O ya rek, malam ini kita akan bahas apa?” tanya Sarikhuluk. “Gini Luk, di kampung kita ini facebook makin hari makin menggejala. Semua level masyarakat kita hampir semua menggenal dan menggunakannya. Yang perlu kita diskusikan ialah kenapa facebook kok bisa begitu menyihir masyarakat, bahkan hanya masyarakat kita lho Luk, hampir seluruh dunia yang melek teknologi dan informasi pasti tahu facebook” jawab Paijo mewakili P3P.
“Assalamu`alaikum Luk” sapa mereka serentak pada Sarikhuluk. “Wa`alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Monggo-monggo dolor, silahkan duduk. Kali ini lumayan banyak sajianya, soalnya aku tadi habis panen ubi, kacang dan ketela. Silahkan duduk dan menikmati” jawab Sarikhuluk mempersilahkan. “Ealah Luk, gitu aja repot-repot, wong biasanya kopi angat dan rokok saja sudah cukup. Tapi ya ga papa kita kan ga boleh nolak rejeki. Maknyus tenan malam ini” sambung Paimo dengan semangat 45. “O ya rek, malam ini kita akan bahas apa?” tanya Sarikhuluk. “Gini Luk, di kampung kita ini facebook makin hari makin menggejala. Semua level masyarakat kita hampir semua menggenal dan menggunakannya. Yang perlu kita diskusikan ialah kenapa facebook kok bisa begitu menyihir masyarakat, bahkan hanya masyarakat kita lho Luk, hampir seluruh dunia yang melek teknologi dan informasi pasti tahu facebook” jawab Paijo mewakili P3P.
“Iya
Luk. Facebook meskipun sudah menjadi sesuatu yang biasa pada era globalisasi
dan ‘gombalisasi’ saat ini, minimal yang perlu kita waspadai ialah
dampak dari facebook ini begitu besar. Berkat facebook, banyak anak-anak di
kampung kita yang menjadi semakin pintar. Pintar bergaul, pintar membangun
jaringan, pintar memanfaatkan informasi dan teknologi, pintar membangun komunikasi
dengan baik dan pintar-pintar positif yang lain. Tapi juga ndak sedikit
Luk yang keblinger(sesat dan keliru) dalam menggunakan facebook. Ada
yang menggunakannya untuk menipu orang, untuk sekadar main game seharian, untuk
pacaran, bisnis narkoba dan lain sebagainya. Banyak anak-anak yang lupa waktu.
Facebook seolah-olah tanpa sadar telah menjadi ‘Tuhan Kecil’ bagi mereka. Lha
gimana coba, mereka tak merasa tabu untuk buka-bukaan masalah pribadi, ngomong
yang tidak perlu, doa lewat facebook, narsis-narsisan, pamer photo, dan lain
sebagainya. Pokoke eksistensi mereka terletak pada facebook. Tiada hari
tanpa facebook. Bahkan anak-anak
facebooker maniak di kampung kita pernah berseloroh: “ga facebookan sedino
rasane koyo tibo gedebuk soko nduwur truk”(tak facebookan sehari saja rasanya seperti jatuh berbunyi gedebuk
dari truk). Banyak pula para remaja yang menyalahgunakan facebook untuk main
game buat judi. Kemaren aku juga dapat kabar kalau anak perempuannya bu Malikah
sempat hilang beberapa hari karena janjian ketemuan dengan orang lewat
facebook. Untung saja segera dilaporkan ke polisi, sehingga bisa segera
ditemukan dan tak jadi dijual ke tempat prostitusi. Tak sedikit pula Luk, para
bapak-bapak dan ibu-ibu yang menggunakan facebook sebagai media untuk selingkuh.
Lha kalau orangtua sebagai contoh buat anak-anaknya saja sudah seperti
itu, terus apa lagi coba yang bisa diharapkan bagi generasi mendatang” ungkap
Paiman nyrocos tanpa henti.
“Gini
ya Man, apa yang kamu bicarakan barusan `kan masih berkisar mengenai dampak.
Biar tak terlalu melebar pembahasan kita, maka kita fokuskan dulu ke tema awal,
yaitu mengapa facebook itu digandrungi kebanyakan orang. Kalau berkaitan dengan
dampak sih kita ga bisa nyalahkan facebook. Wong facebook itu
skadar alat komunikasi jejaring sosial. Ibarat pisau `kan baik tidaknya bukan
terletak pada pisau, tapi terletak pada siapa yang menggunakan pisau, dan
digunakan untuk apa. Facebook jelek bukan semata karena facebooknya, tapi
karena facebooker(pengguna facebook)-nya” sergah Sarikhuluk
mengingatkan. “Oke Luk, suwon(terimakasih). Sampai lupa aku hehehe”
komentar Paiman. “Menurutku, yang membuat facebook digandrungi kebanyakan orang
karena facebook menyediakan sesuatu yang inovatif yang tidak dimiliki oleh yang
lain dalam hal komunikasi. Maksudku begini,
inovatif karena menyediakan program yang sangat memudahkan seseorang
untuk berkomunikasi baik dengan teman lama atau teman baru. Kalau dulu yang
namanya komunikasi harus melalui surat, bertatap muka, dan dengan cara manual
lainnya, maka facebook menyediakan inovasi baru dalam komunikasi. Bisa
berkomunikasi lewat chatting-an, berbicara, komen-komenan melalui pesan
singkat atau dari status atau juga bisa menggunaka handycame jika ingin
tahu wajahnya. Fungsi-fungsi dari handpone jaman dulu sudah ter-cover
di dalamnya. Jadi kesimpulannya menurut pendapatku, yang membuat facebook
terkenal karena memiliki ‘daya inovasi’ dan ‘semangat kreativitas’ tinggi.
Pembuatnya sejak awal mungkin sadar bahwa abad modern adalah abad komunikasi
dan teknologi, bagi siapa saja yang mampu menciptakan inovasi dalam dunia
komunikasi, maka dia bisa menguasai komunikasi” pendapat Paijo.
“Kalau
menurutku, yang membuat facebook begitu diminati dan digandrungi ialah karena
faktor ‘gratisan’ dan mudah alias tak ribet. Sudah menjadi fenomena umum bahwa
semakin kita bisa memberikan sesuatu pada orang secara gratis -khususnya dalam
manfaat yang bersekala sosial-, maka kita akan mendapatkan hati mereka. Nah
pembuat facebook mampu menangkap gejala itu pada masyarakat di era
informasi-teknologi saat ini. Letak manfaat sosialnya ialah kemudahan
komunikasi secara gratis, dan ditambah lagi dengan pendaftaran dan
penggunaannya yang begitu simpel. Jadi, kata kunci facebook bisa mendua ialah
di samping gratis, ia juga sangat mudah digunakan” tutur Pardi. Kemudian
giliran Paimo sekarang berpendapat: “Menurutku yang membuat facebook menarik
ialah karena dilengkapi dengan fitur-fitur yang di samping simpel tapi juga
menarik. Simpel saja tidak cukup untuk membuat sesuatu menjadi menarik untuk
khalayak umum. Antara kemudahan dengan dayatarik terkadang tidak sebangun. Main
kelereng itu simpel, tapi dayatariknya mungkin sangat regional dan tak seluas
facebook. Dengan fitur-fitur facebook yang sangat mudah dan menarik, orang bisa
mengekspresikan diri dan menunjukkan eksistensinya di dunia maya. Jangan lupa
juga bahwa budaya narsisme yang sangat menggejala belakangan ini itu juga
sangat didukung oleh fitur-fitur dalam facebook. Facebook juga memungkinkan
bagi orang-orang yang kurang percaya diri dalam komunikasi sosial, untuk tetap
bisa berkomunikasi dengan siapa saja. Karena itu banyak kita jumpai anak yang
kalau di dunia nyata terlihat pendiam dan kurang gaul, tapi kalau di dunia
facebook sangat gaul dan terkadang ekspresinya over.
“Kalau
menurutku sih simpel saja sebenarnya. Facebook sangat digemari yang terutama
karena ‘bebas nilai’. Di facebook orang bebas berekspresi, bebas berimajinasi,
bebas berkeluhkesah, bebas memilih rekan komunikasi, bebas membeberkan aib
sendiri dan orang lain, bebas berjualan, bebas meluapkan emosi dan bebas-bebas
yang lainnya. Facebook juga bebas digunakan oleh siapa saja dari anak-anak
sampai orang dewasa. Pada dasarnya manusia tidak begitu menyukai ikatan-ikatan.
Semakin manusia terikat, di waktu yang sama ia berusaha segera lepas dari
ikatan itu. Ini menurut asumsiku dari bacaanku terhadap realitas. Kalian boleh
setuju atau tidak. Yang jelas apa yang di dunia nyata dianggap tabu, dan tak
layak untuk disampaikan, itu bisa menjadi tak tabu lagi dalam dunia facebook.
Facebook menurutku, kalau kita ibaratka manusia, seperti gadis yang telanjang.
Pria mana coba yang tak tertarik pada
gadis telanjang, kalau masih normal. Jadi menurutku, kata kunci facebook begitu
dinikmati karena mengandung unsur fundamental berupa ‘kebebasan’ dalam makna
yang seluas-luasnya” menurut Paiman. “Oke, lumayan ada pencerahan. Diantara
yang membuat facebook menarik seperti kata kalian tadi ialah karena beberapa
hal, yaitu: daya inovasi, gratis, simpel(mudah), menarik, dan bebas. Inovasi,
simpel, menarik dan bebas memang faktor-faktor yang sangat menentukan dalam
menarik minat massa. Pada dasarnya manusia sangat suka dan penasaran pada hal
yang baru, gratis, simpel menarik dan bebas. Inovasi membuat orang penasaran;
gratis membuat orang ringan tanpa beban menggunakan; simpel membuat orang
gampang menggunakan; sedangkan bebas membuat orang leluasa dalam mengekspresikan
dan menggunakannya” komentar Sarikhuluk menyimpulkan.
Sarikhuluk
melanjutkan: “aku pernah membuat angket kecil-kecilan yang pernah aku sebar di
beberapa desa yang gemar facebookan. Secara umum pada intinya tidak jauh beda
dari pendapat yang kalian kemukakan. Tapi ada beberapa hal yang belum kalian
tangkap secara mendalam melebihi keempat unsur tadi yang telah kalian kemukakan.
Misalkan komunikasi facebook menjadi menarik karena membicarakan sesuatu yang
hangat dan anyar, atau meski tema lama tapi dibungkus dengan hal baru. Manusia
suka mengonsumsi yang baru-baru. Komunikasi facebook disukai karena cepat dan
instan. Kalau dahulu kala untuk ke rumah kerabat harus kerumah, maka dengan
facebook tanpa ke rumah dan dengan waktu yang sangat cepat maka komunikasi bisa
terjalin dengan lekas dan menarik. Facebook memudahkan orang untuk sharing
hal-hal baru. Kemudian facebook juga memiliki fitur yang membuat orang
kecanduan atau ketagihan. Bagi yang suka mengekspresikan diri, baik melalui
kata-kata dalam status, melalui fhoto yang narsis dan indah, melalui karya
tulis di note, melalui permainan pada fasilitas game online, yang membuat
mereka ketagihan ialah tanggapan, like(pengakuan suka), dan kritikan
dari orang lain yang kalau kita simpelkan bisa dibahasakan dengan kata,
‘respon’. Facebook menarik karena mengandung unsur responsif. Respon
menggambarkan kepedulian. Siapa coba manusia yang tak suka dipedulikan dan
diperhatikan? Terlepas dari dampak negatif maupun positif, kepedulian merupakan
kata kunci yang merangkum unsur-unsur lain yang membuat facebook digandrungi.
Hanya saja kepedulian itu masih bisa diurai menjadi kepedulian yang sekalanya
sekadar individu atau sosial. Pembuat facebook mampu menangkap kata kepedulian
dengan bingkai alat komunikasi yang inovativ, cepat, gratis, simpel, menarik
dan bebas. Sebagai penutup sementara, sekali lagi terlapas dari baik-buruknya
facebook, sekali lagi itu hanyalah sarana atau alat. Jangan sampai
menjadikannya lebih dari sekadar alat. Kerusakan terjadi jika orang menjadikan
faceebok sebagai tujuan sehari-hari. Akhirnya memang betul manusia semakin luas
jaringannya, tapi ingat hanya dalam dunia maya. Supaya pengguna facebook tidak keblinger
dengan kebebasan yang terkandung di dalamnya, maka kendali yang berasal dari
agama atau kearifan lokal harus tetap dijaga sebagai kontrol sosial dalam
penggunaan facebook. Jika tidak facebook hanya akan menjadi bencana. Akhirnya
facebook membuat orang ngiler(tertarik) meski tanpa sadar bahwa ia telah
keblinger(sesat, keliru). Tentu saja kalau digunakan bukan pada
tempatnya dan dalam koridor negatif. Jadi
saranku: to the all facebooker
don`t keblinger(red: javanglish) hehehe” pungkas Sarikhuluk
menyudahi diskusi forum DAMAR.
Sumengko Sabtu malam, 17 Mei
2014/22:10
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !