Intensitas kajian di
Pendopo Al-Ikhlas ketika bulan Ramadhan semakin tinggi. Terbukti, tempat
bersejarah itu, siang-malam tidak pernah sepi. Tadi pagi waktu dhuha, ada
diskusi menarik seputar masalah sahur. Sebuah kajian yang tidak berhenti pada
ritual syari`at, tapi ingin mengkaji lebih dalam hikmah di balik sahur. Waktu
itu yang memandu diskusi adalah Markoden. Disertai sahabat-sahabatnya: Paidi,
Paiman, Parno dan Ponco.
“Menurut kalian, kenapa
kita dianjurkan sahur ketika hendak puasa?” Markoden memulai diskusinya. “Ya,
supaya kita kuat menjalani puasa di siang hari.” Jawab Paidi. “Ah, itu terlalu mainstream
dan wadak,” timpal Markoden. “Menurutku
sahur dianjurkan untuk menata niat dan kesadaran kita sejak awal, agar amal
ibadah diterima dan terarah,”jawab Paiman. “Kalau menurutmu apa Parno?” tanya
Markoden.
“Sahur merupakan simbol
kebangkitan. Ayam saja jam segitu sudah pada berkokok, apa lagi manusia,
seharusnya bisa bangun pada waktu itu. Bukankah shalat malam malah lebih awal
dari itu. Pada waktu itu doa-doa diijabahi, malaikat-malaikat turun ke langit
dunia, dan udara sangat segar dan baik untuk kesehatan. Maka tidak mengherankan
jika dalam sahur ada keberkahan, karena orang yang sudah bangun di waktu sepagi
itu, akan mendapat berkah,” jawab Parno.
Ponco menimpali: “Kalau
aku sih berpendapat begini. Secara bahasa `kan sahur adalah makan dan minum di
waktu sahar(sepertiga malam terakhir sebelum shubuh). Tukang sihir,
dukun, biasanya menyantet orang pada jam-jam segitu. Kalau jam segitu kita
ingat Allah `kan akan terhindar dari kejahatan dan bencana. Kita tentu tahu
kisah nabi Luth yang diselamatkan dari siksa yang akan ditimpakan pada waktu
sahur. Maka, sahur juga mengandung makna bebas dari sihir dan bencana.”
“Sebelum kita ngomong
panjang lebar mengenai sahur, ada beberapa unsur penting yang perlu diketahui.
Kata ‘sahur’, berarti: makan atau minum. Sedangkan ‘sahar’ berarti: waktu di
akhir malam menjelang shubuh. Adapun kata kerja makan atau minum istilahnya ‘tasahhur’.
Jadi, ketika membahas sahur, di sana ada waktu, pekerjaan dan makan minu.
Masing-masing akan kita urai satu persatu,”.
“Waktu sahur atau “sahar”,
waktu akhir malam menjelang fajar adalah simbol kebangkitan. Kalau orang
menjelang kebangkitan sudah sadar, maka kejayaan pasti akan dia raih meskipun
banyak aral merintang di depannya. Sedangkan, sahur(makan atau minum di waktu
akhir malam) adalah bekal orang berpuasa. Orang berjuang itu butuh persiapan
bekal. Pekerjaan tasahhur(berusaha keras untuk makan sahur) adalah
lambang keseriusan berjuang. Dalam bahasa Arab, wazan tafa``ul itu
mengandung ari membebani dan berusaha keras. Jadi, tanpa perjuangan keras, maka
tidak akan mungkin bisa bangun,”
“Mengapa dalam sahur ada
berkah? Karena keberkahan Allah muncul di waktu-waktu menjelang pagi. Dan
kenapa sahur diakhirkan? Supaya lebih dekat dengan perjuangan. Terlalu jauh
jarak antara orang dan perjuangan hanya akan membuat orang kehilangan orientasi
bahkan tak sabar. Perjuangan sahur pada akhirnya menuju kesuksesan ifthar(buka).
Berbuka dianjurkan disegerakan, karena orang yang serius berjuang dari awal,
akan dilekaskan kesuksesannya. Jadi, teman-teman sekalian, sahur mengandung
filosofi yang dalam. Ia bukan sekadar masalah makan untuk bekal puasa, tapi
sebuah simbol pembelajaran bagi hakikat kehidupan yang ditempuh manusia,”
ungkap Markoden dengan mimik yakin.
Tanpa mereka sadari, rupanya dari
tadi Sarikhuluk mendegarkan di pojok paling belakang. Menjelang akhir diskusi,
ia angkat tangannya seraya memberi arahan: “Teman-taman sekalian, apa yang
dikatakan oleh Markoden, Paidi, Paiman, Parno dan Ponco, jangan dipercaya.
Mereka hanya mengangkat wacana baru agar kalian bisa mendalami makna sahur.
Niat mereka baik, supaya kalian tidak jatuh ke dalam rutinitas semu. Jadikanlah
wacana-wacana itu sebagai jendela, untuk memperoleh ‘angin segar kebijaksanaan’
supaya kualitas ibadah Ramadhan kalian bertambah berkualitas.” Setelah memberi
pengarahan, Sarikhuluk pamit ke sawah melanjutkan aktivitas menanamnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !