Home » » Menyambut Pertolongan dan Kemenangan

Menyambut Pertolongan dan Kemenangan

Written By Amoe Hirata on Senin, 29 Juni 2015 | 04.19

Amoe Hirata

            Syawal datang, Ramadhan pun  berlalu. Kerinduan akan kehadirannya, senantiasa terpatri di dalam hati setiap Mu`min. Namun, yang lebih penting dari sekadar rindu, apakah kita sudah menjadi ‘pemenang’ di bulan Ramadhan, pada saat ‘pertolongan Allah’ begitu melimpah: Pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu. Menang dalam arti bisa sukses mengalahkan hawa nafsu. Bisa mengendalikan diri dengan baik, sehingga bisa dijadikan bekal di luar bulan Ramadhan. Bagi yang sudah merasa lebih baik, seyogyanya kita kaji ayat berikut supaya tidak salah dalam menyambut pertolongan dan kemenangan dari Allah subhanahu wata`ala.

A.    Ayat Kajian                       :

إِذَا جَآءَ نَصۡرُ ٱللَّهِ وَٱلۡفَتۡحُ ١  وَرَأَيۡتَ ٱلنَّاسَ يَدۡخُلُونَ فِي دِينِ ٱللَّهِ أَفۡوَاجٗا ٢ فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَٱسۡتَغۡفِرۡهُۚ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابَۢا ٣

B.     Arti Mufradat                   :

نَصۡرُ ٱللَّهِ        : Pertolongan Allah
ٱلۡفَتۡحُ            : Kemenangan
أَفۡوَاجٗا            : Berduyun-duyun, berbondong-bondong
تَوَّابَۢا              : Maha Penerima Taubat

C.    Arti Ayat               :

1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan
2. dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong
3. maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat

D.    Sababun Nuzul     :

Abdul Razzaq meriwayatkan dalam kitab Mushannafnya, dari Ma`mar, dari Zuhair ia berkata, ‘Tatkala Rasulullah shallallāhu `alaihi wasallam masuk Makkah pada tahun pembebasan Makkah,  beliau mengutus Khalid bin Walid. Lalu Khalid dengan orang yang bersamanya memerangi barisan orang kafir Qurays di Makkah bagian bawah, sampai Allah mengalahkan mereka. Kemudian (mereka) diperintahkan mengangkat senjata. Lalu masuklah mereka dalam agama Islam. Lalu turunlah ayat idza ja`a nashrullahi wal fath sampai akhir(Lubabu al-Nuqul, Suyuthi).

Bersumber dari Ibnu Abbas, ia berkata, ‘Tatkala Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam datang dari perang Hunain, dan Allah menurunkan ayat: Idza ja`a nashrullahi wa al-fath, belia bersabda: “Wahai Ali bin Abi Thalib dan Fathimah! Sungguh telah datang pertolongan Allah beserta kemenangan. Aku juga melihat orang-orang masuk ke dalam agama Allah dengan berbondong-bondong. Maka Maha Suci Allah dan pujian bagi-Nya, dan ku memohon ampunan pada-Nya, karena sesungguhnya Dia Maha Penerima Taubat(Asbabun Nuzul, Naisaburi).

E.     Tafsir           Ayat                :
Pada tahun kedelapan hijriah, tepatnya di bulan Ramadhan(menuju Syawal), Rasulullah beserta sahabat-sahabatnya mendapatkan pertolongan dan kemenangan gemilang berupa pembebasan kota Makkah. Sebelumnya datangnya kemenangan Allah sudah mengingatkan: “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan”, yaitu pertolongan dan kemenangan pada fathu Makkah. Ya, sejatinya memang pertolongan dan kemenangan datangnya dari Allah. Yang menjadi pertanyaan ialah bagaimana agar kita mendapat pertolongan dan kemenangan dari Allah.
Dalam ayat lain dijelaskan: “Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong Allah, maka Ia (pasti) menolong kalian serta meneguhkan hati kalian”(Qs. Muhammad: 6). Di samping itu Allah telah menjamin: “Dan sungguh telah tetap janji kami kepada hamba-hamba kami yang menjadi rasul*(yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan*Dan sesungguhnya tentara kami itulah yang pasti menang”(Qs. As-Shaffat: 171-173). Tolonglah Allah (berpegangtegulah terhadap Islam), maka Allah akan menolongmu. Karena pejuang di jalan Allah pasti akan ditolong dan dimenangkan.
Setelah nabi dan sahabatnya berusaha keras berjuang berkorban untuk menolong agama Allah, dalam arti membela dan memperjuangkan nilai-nilai Islam baik melalui jiwa, harta dan tenaga, akhirnya Allah memberikan pertolongan yang luar biasa. Bahkan Allah meneguhkan dan memantapkan hati mereka. Pertolongan ini tidak lain karena mereka berpegang teguh dalam menjalankan agama, karena Allah.
Maka merupakan tindakan yang konyol jika menginginkan pertolongan dan kemenangan dari Allah namun berpangku tangan? Pertolongan Allah diraih bukan dengan mimpi, tapi dengan usaha tiada henti. Kita tak mungkin bisa mendapatkan emas jatuh dari langit.
Janji Allah terbukti, ketika pada tahun kedelapan hijriah, nabi bersama sahabat-sahabatnya mendapatkan kemenangan gemilang. Tak hanya itu, lanjutan ayat: “dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong”. Banyak sekali orang yang berbondong-bondong masuk Islam. Abu Sufyan Pemuka Qurays sekaligus mertua nabi, yang sebelumnya sangat membenci nabi, akhirnya masuk Islam. Dan masih banyak lagi yang lainnya. Sebuah kemenangan yang tiada tara.
Rasulullah mendapatkan kemenangan itu tanpa susah payah. Menariknya, ketika kemenangan sudah didapat, dan sebenarnya mampu untuk menghukum dan membalas orang kafir, Rasulullah shallallahu`alaihi wasallam malah berkata: “Sekarang adalah hari kasih sayang, bukan hari pembantaian. Pergilah kalian! Sekarang kalian bebas”. Sebuah akhlak luar biasa yang patut ditiru dari pemenang sejati. Kemenangan bukan dijadikan ajang balas dendam, tetapi untuk menabur kasih dan sayang. Dengan akhlak luar biasa ini, hati mereka jatuh cinta pada Islam.
Bagaimana cara mensyukuri nikmat yang begitu besar ini? Allah berfirman: “maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat”. Pertama, (bersyukur)bertasbih kepada Allah. Bukankah apa yang dilangit dan bumi bertasbih kepada-Nya? Sebagaimana firman Allah: “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”(Qs. Al-Isra: 44).
Kita butuh tasbih kepad-Nya agar kemenangan, pertolongan Allah tidak membuat kita terlena. Betapa banyak orang yang sudah mendapat kesuksesan tapi malah kufur nikmat, sehingga nikmat itu menjadi adzab baginya. Lihat bagaimana ketika para sahabat meneladani nabi, pada masa khulafau rasyidun mereka tetap mendapatkan pertolongan dan kemenangan gemilang dari Allah. Islam yang sebelumnya hanya tersebar di Makkah dan Madinah, mampu menyebar luas hingga ke berbagai penjuru negeri.
Kedua, memuji Allah. Syaikh As-Sa`adi dalam tafsirnya menyatakan, ayat ini mengandung beberapa isyarat, di antaranya: ajal nabi telah dekat. Maka, selayaknya ia tutup umurnya dengan amalan yang mulia, yaitu bertasbih dengan memuji-Nya. Ketiga, memohon ampun. Barangkali ketika dalam proses perjuangan ada dosa-dosa yang tidak disadari, karena itu, memohon ampunan pada Allah adalah mesti dilakukan ketika mendapat kemenangan.
Sejak turunnya ayat ini, Rasulullah dalam ruku` dan sujudnya sering membaca:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
Mahas Suci Engkau Ya Allah, Rab kami dan dengan memujimu, Ya Allah ampunilah kami. Intinya(pesan dari surat An-Nashr), jika kita mendapatkan pertolongan dan kemenangan dari Allah, maka harus mensyukurinya dengan cara bertasbih, memuji, dan memohon ampunan pada-Nya, agar nikmat yang besar itu tetap terpelihara.
            Pada momen bulan Syawwal, bulan yang biasa diistilahkan orang sebagai bulan kemenangan, mari kita memperbanyak rasa syukur, memuji, memohon ampun pada Allah dan akan senantiasa di jaga hingga Ramadhan datang kembali. Semoga amal ibadah kita selama Ramadhan diterima Allah, serta selalu menolong dan memenangkan kita dalam perjuangan fi sabilillah.

F.      Pelajaran-pelajaran           :

1.      Pertolongan dan kemenangan hakiki datangnya dari Allah ta`ala. Karenanya, meminta pertolongan dan kemenangan hanya kepada-Nya.
2.      Ketika mendapat kemenangan dianjurkan:
a.       bersyukur, dan bertasbih
b.      memuji-Nya
c.        memohon ampunan-Nya
3.      Dalam ruku` disunnahkan membaca:
سبحانك اللهم وبحمدك اللهم اغفر لي.
4.      Kemenangan dan pertolongan akan senantiasa diraih jika membiasakan syukur, memuji, dan memohon ampun pada Allah
5.      Kemenangan bukan untuk disombongkan, tapi disyukuri
6.      Anjuran bertaubat pada Allah
7.      Kemenangan melahirkan rasa syukur bukan membuat lupa diri
8.      Berusaha menggapai pertolongan Allah dengan cara bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan agama Islam

G.    Referensi                             :

1.      Tafsir al-Qur`an al-`Adhim, Imam Ibnu Katsir
2.      Shafwatu al-Tafasir, Muhammad Ali As-Shabuni
3.      Lubabu al-Nuqul, Imam Suyuthi
4.      Asbabu al-Nuzul, An-Naisaburi
5.      Tafsir al-Wasith, Muhammad Sayyid Tanthawi
6.      Aisaru al-Tafasir, Abu Bakar Jabir al-jazairi
7.      Taisir al-Karim al-Rahman, As-Sa`adi

8.      Nurul Yaqin, Khudhari
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan