Ma`iyyah berasal
dari kata Arab مَعَ[ma`a]
yang berarti bersama, beserta dan dengan. Ma`iyyah secara
bahasa dinisbahan pada kata ma`a yang bermakna kebersamaan.
Adapun yang dimaksud secara istilah berarti kebersamaan sesuatu dengan sesuatu
yang lain karena adanya sebab yang menggabungkan keduanya. Dalam Al-Qur`an
kata ma`a disebut sebanyak 162 kali. Ini mengindikasikan bahwa
kata ma`a layak dikaji dan diteliti karena semakin banyak kata
disebut menandakan bahwa kata itu mengandung sesuatu yang penting.
Al-Qur`an menyebutkan ada beberapa penyebutan kata ma`a. Disana adama`iyyatullah[kebersamaan
Allah], ma`iyyatulkutub[Kebersamaan kitab-kitab] ,
ma`iyyaturrusul[Kebersamaan Rasul-rasul],ma`iyyatulkhala`iq[Kebersamaan
mahluk]. Dari penyebutan itu dapat kita ketahui bahwa ma`iyyah memiliki
hubungan horisontal dan vertikal, yang berkaitan dengan mahluk dan
Khaliq[pencipta].
Ma`iyyah erat
kaitanya dengan sinergi, kebersamaa dan persatuan. Yang menjalankan ma`iyyah dengan
baik maka akan mendapat keberuntungan baik di dunia maupun di akhirat. Misal
saja dengan ma`iyyatullah kesadaran kita akan adanya Allah
bersama kita membuat kita senantiasa waspada dan hati-hati dalam melakukan segala
hal. Setiap kali melakukan sesuatu diperhitungkan dulu antara baik dan buruknya
sehingga tidak terjatuh pada kesalahan yang fatal.
Ma`iyyatullah juga memberikan banyak keuntungan
bagi kita diantaranya kita akan dijaga, dipelihara, dilindungi oleh Allah dan
kita juga akan mendapat kemenangan. Dalam sejarah bisa dibuktikan bahwa
dengan ma`iyyatullah Nabi Muhammad beserta Abu Bakar ditolong
Allah dari kejaran orang-orang kafir sewaktu hijrah ke Madinah; denganma`iyyatullah,
Nabi Musa ditolong Allah dari kejaran Fir`aun beserta bala tentaranya.
Ma`iyyatullah melahirkan kesadaran positif akan
kehadiran Allah. Orang-orang yang ber-ma`iyyatullah berarti imannya
sangat kuat dan kokoh. Dalam menjalani kehidupannya tidak akan merasa takut dan
sedih karena ia sadar bahwa Allah akan menolongnya. Namun ma`iyyatullah bisa
rusak jika disertai denganma`iyyatussyuraka`[anggapan bahwa Allah punya
sekutu]. Ma`iyyatussyurakaa dapat merusak akidah mukmin, bukan
hanya rusak, nanti dihari kiamat akan mendapat siksaan yang sangat pedih.
Ma`iyyatullah bukanlah hal yang gratis. Perlu
adanya upaya yang sungguh-sungguh dan terencana agar bisa ber-ma`iyyatullah. Ma`iyyatullah bisa
diperoleh dengan syarat berikut: Iman, sabar, takwa dan ihsan. Dengan
demikian ma`iyyatullah menuntut kita untuk memiliki akidah
yang benar; ketangguhan sabar; kehebatan takwa; dan kedahsyatan ihsan.
Di samping ma`iyyatullah,
disana ada banyak lagi ma`iyyah-ma`iyyah yang lain seperti:ma`iyyatulkutub[kebersamaan
dengan kitab dengan menjalankan apa yang ada di dalamnya], ma`iyyaturrasul[Kebersamaan
dengan Rasul, dengan meneladani ajaran-ajaranya], ma`iyyatulkhala`iq[Kebersamaan
dengan mahluk, dengan menjalin hubungan yang harmonis, selaras dan sinkron
dengan alam dan mahluk lain sehingga menciptakan keserasian hubungan dan
keindahan], ma`yyiatunnas[Kebersamaan dengan manusia, dengan
menjalin kerjasama, bersinergi dan berjuang untuk kemaslahatan sosial]. Dari
kesekian ma`iyyah yang disebut barusan ada dua ma`iyyah lagi
yang patut diwaspadai yaituma`iyyah orang-orang munafik dan ma`iyyah orang-rang
yang dzalim. Kedua macamma`iyyah ini dapat merusak ma`iyyah-ma`iyyah yang
lain, ia semacam firus yang sangat berbahaya bagi ma`iyyah.
Ma`iyyah bukan saja berorientasi pada dunia
akan tetapi berorientasi juga pada akhirat. Ma`iyyah tidak
memisahkan antara agama dan dunia. Ma`iyyah selalu menyatukan
bukan memecah-belah; memperbaiki bukan merusak, membangun bukan
merobohkan. Dan yang terpenting adalah bahwa ma`iyyah harus
dilandasi, dihubungkan dengan Tuhan karena merupakan kekuatan terdahsyat dari
kesekian ma`iyyah yang ada. Denganma`iyyah diharapkan
akan terjalin hubungan yang indah, apik dan serasi antara manusia dengan
Allah; menusia dengan manusia; manusia dengan alam.
Berikut ini adalah
kajian kecil-kecilan yang berkenaan dengan ma`iyyah dalam
Al-Qur`an. Semoga bermanfaat bagi kita semua:
Pembahasan-pembahasan ma`iyyah dalam
Al-Qur`an:
Pertama: Ma`iyyatullah beserta
hambanya.
Ma`iyyatullah ada
dua yaitu dzat dan shifat. Ma`iyyattullah beserta
hambanya ini terbagi menjadi dua macam yaitu umum dan khusus. Ma`iyyatullah yang
umum dalam Al-qur`an disebut sebanyak tiga kali[Qs. Al-Hadid: 4, Qs.
Al-Mujaadilah: 7, dan Qs. An-Nisaa`: 108] ma`iyyah di
sini bermakna mengetahui dan meliputi segala perbuatan hamba baik mukmin maupun
kafir. Adapun ma`iyyatullah yang khusus bermakna an-Nushrah[pertolongan], at-Ta`yiid[penguatan], al-Ma`unah[bantuan]
dan al-Hifdzu[pemeliharaan]. Ma`iyyatullah khusus
terbagi menjadi dua: 1. Ma`iyyatullahbeserta Rasul[yang
tanpa diiringi sifat].2. Ma`iyyatullah yang disertai dengan
sifat dan syarat.
Ma`iyyatullah beserta
Rasul datang dengan dua cara: Pertama: secara global[Qs.
Al-Ma`idah: 81]. Kedua: secara detail/terperinci sebanyak lima kali:
1. Disebut bersama Muhammad dan sahabatnya sebanyak sekali[Qs. At-Taubah: 40].
2. Disebut bersama malaikat[Qs. Al-Anfal: 12]. 3.Disebut bersama Musa dan
Harun[Qs. Thaha: 43-46].4.[Qs. As-Syu`araa: 15]. 5. [Qs. As-Syu`araa: 62].
Ma`iyyatullah khusus
yang disertai dengan syarat dan sifat: Pertama:Ma`iyyatullah beserta
orang-orang mukmin[Qs. Al-Anfal: 19, Qs. Muhammad: 35].Kedua: Ma`iyyatullah beserta
orang-orang yang sabar[Qs. Al-Baqarah: 153, 249, Qs: Al-Anfaal: 46,
66]. Ketiga: Ma`iyyatullah beserta orang-orang
yang bertakwa[Qs. Al-Baqarah: 194, Qs. At-Taubah: 36, 123, Qs. An-Nahl:
126-128]. Keempat: Ma`iyatullahbeserta orang-orang
bertakwa dan muhsinin(yang berbuat kebaikan)[Qs. An-Nahl: 126-128]. Kelima: Ma`iyyatullah beserta
sebagian orang yang tertentu beserta syarat-syaratnya(mengenai bani Israil
dengan 5 syarat: Menegakkan shalat, menunaikan zakat, iman pada para Rasul,
memuliakan Rasul, berinfaq dalam kebaikan[Qs. Al-Ma`idah: 12].
Yang bertentangan dengan ma`iyyatullah ialah ma`iyyatussyurakaa`[kebersamaan
sekutu-sekutu beserta Allah]. Yang berkaitan dengan ma`iyyatussyurakaa` ialah
sebagai berikut: 1. Larangan membuat sekutu bersama Allah[Qs. Ad-Dzariyat: 51,
Qs.Al-Israa: 22]. 2. Larangan beribadah pada selain Allah[Qs. Al-Jin: 18]. 3.
Al-Qur`an mencela orang yang menyekutukan Allah[Qs. Al-An`am: 19, Qs.
Al-Mumtahanah: 4]. Adapun dalil-dalil untuk membatalkan ma`iyyatussyurakaa ialah
sebagai berikut: Pertama: Dalil kauni(alam)[Qs. An-Naml: 60-64].
Kedua: Dalil `Aqli(logika)[Qs. Al-Isra`: 42, Qs. Al-Mu`minun: 91].
Sikap
Al-Qur`an terhadap orang-orang yang mengaku adanyama`iyyatussyurakaa` bagi
Allah: 1. Tidak boleh menjadikan Tuhan lain bersama Allah[Qs. Al-Isra`:
22]. 2. Diancam dengan siksaan yang berat[Qs. Al-Hir: 96, Qs. Al-Mu`minun: 117,
Qs. Al-Qashas: 88, Qs. As-Syu`araa: 213]. Gambaran Al-Qur`an mengenai
siksaan bagi orang-orang musyrik: 1. Disiksa dan dilempar ke neraka
Jahannam[Qs. As-Syu`araa: 213, Qs. Al-Israa`: 39]. 2. Siksaan dilipatgandakan
dan diperberat. 3. Kekal di neraka[Qs. Al-Furqan: 68-69].
Kedua: Ma`iyyatulkutub samawi
beserta manusia.
I. Ma`iyyatulkutub beserta
para Rasul: Ma`iyyah ini disebut pada tiga tempat[ Qs.
Al-Baqarah: 213, Qs. Al-A`raf: 157, Qs. Al-Hadid: 25]. Di sini disebutkan bahwa
sebab diturunkannya kitab bersam Rasul ada dua: 1. Menghukumi perselisihan
diantara manusia. 2. Menegakkan manusia dengan keadilan.Ma`yyatulkutub beserta
Ahli Kitab: Ma`iyyahini disebut pada lima tempat[Qs. Al-Baqarah:
41, 89, 91, 101, Qs. An-Nisaa`: 47].
II. Maiyyaturrusul beserta
manusia: Ma`iyyah ini dalam Al-Qur`an ada dua bentuk:
Pertama: Ma`iyyaturrusul beserta orang-orang beriman[Qs.
Al-Kahfi: 28, 67, 72, 75]ma`iyyah di sini bermakna sabar dan
persahabatan. Kedua: Ma`iyyaturrusul beserta
orang-orang kafir[Qs. Al-A`raf: 73, Qs. Hud: 93, Qs. Yunus: 20, 102,
Qs. At-Thur: 30-31]ma`iyyah di sini bermakna: menunggu,
menanti dan mengawasi.
Pembahasan
Pertama: Ma`iyyaturrusul beserta orang-orang beriman. Ma`iyyah ini ada dua
macam: Ma`iyyah sabar[Karakter mereka: 1. Beribadah pada
Rabnya baik di waktu pagi dan sore. 2. Ibidahnya hanya diperuntukkan Allah]
dan ma`iyyahpersahabatan[ma`iyyah Musa dengan Khidhr].
Pembahasan
Kedua: Ma`iyyaturrusul beserta orang-orang kafir.Ma`iyyah ini ada beberapa poin: Pertama: Ma`iyyah Tarabbush[menunggu], intidhar[menanti],irtiqaab[mengawasi].[Tarabbush Nabi
Hud beserta kamumnya(Al-A`raf: 71), Nabi Syu`aib beserta kaumnya(Hud: 93), Nabi
Muhammad beserta kaumnya(Al-Ankabut: 50, Yunus: 102, At-Thur: 29-31)]. Kedua: Larangan ma`iyyah dengan
orang-orang dzalim[Terjadi pada kisah Musa dan Harun, Al-A`raf: 150, Terjadi
pada Nabi Muhammad, Al-An`am: 68].
Ketiga: Ma`iyyatulkhalaa`iq.
Pasal Pertama: Ma`iyyatulkhalaaiq beserta
para Rasul. Ma`iyyah ini
ada dua bentuk: 1.Ma`iyyah duniawi[ma`iyyah Ismail
dan Ibrahim, As-Shaffat: 102, ma`iyyah Nabi Yusuf
beserta orang di penjara, Yusuf: 36]. 2. Ma`iyyah diniah[Al-Qur`an
memaparkan ma`iyyahini dengan dua cara: Umum(a. ma`iyyah jihad,
Ali Imran: 146, Al-Baqarah: 214, dalam kondisi kesulitan begini maka akan
muncul ma`iyyah kemudahan, As-Syarh: 5-6. b.ma`iyyah orang-orang
yang taat beserta nabi di akhirat, An-Nisaa: 69. c. akibat orang-orang yang
menyia-nyiakan ma`iyyaturrusul ialah penyesalan, Al-Furqan:
27-29) danKhusus(a. Ma`iyyah manusia beserta Nabi
Nuh, Hud: 40, As-Syu`araa; 118, Hud: 42, Al-Mu`minun: 28, Yunus: 73,
Al-A`raf: 64, As-Syu`araa: 119, Hud: 48, Maryam: 58, Al-Israa: 2-3. b. Ma`iyyah manusia
beserta Nabi Hud, Al-A`raaf: 72, Hud: 58. c. Ma`iyyah manusia
beserta Nabi Shalih, An-Naml: 47, Hud: 66. d. Ma`iyyah manusia
beserta Nabi Ibrahim, Al-Mumtahanah: 4. e. Ma`iyyah manusia
beserta Nabi Syu`aib, Al-A`raf: 88, Hud: 94.f.ma`iyyah manusia
beserta Nabi Musa, Al-Furqan: 35, Al-Qashas: 34, Al-A`raf: 105, Thaha: 47,
As-Syu`araa: 17, 65, Ghaafir: 25, Al-A`raaf: 131, 134. g. Ma`iyyatulkhalaaiqbeserta
Nabi Daud dan Sulaiman, Al-Anbiyaa: 79, Saba`: 10, Shad: 18-19, An-Naml:
44.h. ma`iyyatul `ibad beserta Nabi Muhammad, Hud: 12,
Al-Furqan: 7-8, Al-Qashas: 57, Al-Mulk: 28, Al-Anbiyaa: 24, Hud: 112, Al-Ahzab:
50, An-Nisaa: 102, Al-Muzammil: 20, At-Taubah: 83, 86, 88, An-Nur: 62,
Al-Fath29, At-Tahrim: 8, dari ayat-ayat ini disimpulkan bahwa ma`iyyatul
`ibad beserta Nabi Muhammad ada dua: pertama:ma`iyyatulmalaikah besertanya.
Kedua: ma`iyyatunnas besertanyama`iyyatunnas beserta Nabi
ini ada dua macam: 1.Umum, berkaitan dengan urusan umum mengenai
agama dan risalah. 2. Khusus, seperti: ma`iyyatul hijrah,
ma`iyyatul jihad, ma`iyyatus shalat wa qiyamullail, ma`iyyah orang-orang
beriman beserta Nabi Muhammad di hari kiamat>) ].
Pasal Kedua: Ma`iyyatulkhalaai`q beserta
sebagian yang lain.
I. Ma`iyyah orang-orang
beriman dengan orang-orang beriman yang lain.
Ma`iyyah ini terbagi menjadi dua: 1. Ma`iyyah keluarga
para Nabi[a. ma`iyyah Nabi Yusuf beserta
saudara-saudaranya, Yusuf 11-12. b.ma`iyyah Keluarga Nabi Ayyub,
Al-Anbiyaa: 83-84] 2. Ma`iyyah orang-orang beriman dengan
sifat-sifatnya[Perintah ma`iyyahdengan orang-orang yang ruku`,Qs.Al-Baqarah:
43, Ali Imran: 43. Perintah ma`iyyahden.gan orang-orang yang shadiq(benar),
At-Taubah: 119. Berdo`a agar bisa ma`iyyahdengan orang-orang yang
syahid, Ali Imran: 52-53. Berdoa agar ma`iyyah meninggal
bersama orang-orang abraar(baik). Ma`iyyah muhajirin
dan mujahidin, Al-Anfal: 75. Iblis menolak ber-ma`iyyah dengan
malaikat, Al-Hijr: 30-33].
II. Ma`iyyah orang-orang
munafik dengan selainnya.[At-Taubah:
46, At-Taubah: 83, 86, 87, 93, 42, 52, An-Nisaa: 141, Al-Ankabut: 10,
Al-Ma`idah: 53, Al-Hadid: 14, An-Nisaa: 72, 73, 140, 145-146, Al-Baqarah: 14,
Al-Hasyr: 11-12]. Dari ayat-ayat ini dapat disimpulkan bahwa ma`iyyah orang-orang
munafik ada dua bagian: 1. Ma`iyyahorang munafik dengan orang-orang
beriman(ma`iyyah orang munafik dengan orang-orang yang
melanggar dan tidak ikut perang, orang munafik menampakkan ma`iyyahsecara
dzahir beserta orang mukmin di dunia dan di akhirat]. 2. Ma`iyyah orang
munafik dengan orang Yahudi[ma`iyyah dengan
setan-seta(pemimpin) mereka, ma`iyyah dengan orang-orang kafir
dari ahli kitab].
III. Ma`iyyatulkhalaaiq di
Akhirat.[Al-An`am: 94,Qaf:
24-26, Al-Ma`idah: 36, Ar-Ra`d: 18. Sikap ashabul a`raf: Ya Allah
janganlah Engka jadikan kami bersama orang-orang yang dzalim, Al-A`raf:
46-47].
Pelajaran-pelajaran:
- Dengan ma`iyyah kita
dapat meraih keberuntungan dunia dan akhirat.
- Orang yang
dapat ma`iyyatullah(pertolongan, penjagaan Allah) hanyalah
orang-orang yang sabar, iman, takwa dan ihsan.
- Ma`iyyatullah(pengetahuan Allah) meliputi semua makhluk-Nya.
- Ma`iyyah mengjarkan kita persatuan, kerjasama dan
kekompakan.
- Kita harus
berhati-hati dan waspada terhadap ma`iyyatussyurakaa` dan ma`iyyahmunafik
dan dzalim. Karena orang-orang yang melakukan ma`iyyah tersebut
akan mendapat kerugian baik di dunia maupun akhirat.
- Ma`iyyah mengajarkan kita untuk hidup seimbang.
- Pentingnya ma`iyyatulkutub,
ma`iyyaturrusul, ma`iyyatulkhalaa`iq.
- Ma`iyyah harus diarahkan pada hal-hal yang positif.
- Orientasi ma`iyyah ialah
kemaslahatan dunia-akhirat.
- Ma`iyyah harus dilandasi dengan Tuhan, Allah.
WALLAHU
A`LAM BISSHAWAB
Referensi:
1. المعية فى القرآن
الكريم دراسة موضوعية karya Dr. Thaha Abdul Khaliq Abdul Aziz
Thaithah, Profesor Ilmu Tafsir, Fakultas Ushuluddin Kairo Mesir.
2. Al-Qur`an Al-Karim
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !