Home » » Ma`iyyah dalam Al-Qur`an

Ma`iyyah dalam Al-Qur`an

Written By Amoe Hirata on Sabtu, 16 Mei 2015 | 09.33

           Ma`iyyah berasal dari kata Arab مَعَ[ma`a] yang berarti bersama, beserta dan dengan. Ma`iyyah secara bahasa dinisbahan pada kata ma`a yang bermakna kebersamaan. Adapun yang dimaksud secara istilah berarti kebersamaan sesuatu dengan sesuatu yang lain karena adanya sebab yang menggabungkan keduanya. Dalam Al-Qur`an kata ma`a disebut sebanyak 162 kali. Ini mengindikasikan bahwa kata ma`a layak dikaji dan diteliti karena semakin banyak kata disebut menandakan bahwa kata itu mengandung sesuatu yang penting.
            Al-Qur`an menyebutkan ada beberapa penyebutan kata ma`a. Disana adama`iyyatullah[kebersamaan Allah], ma`iyyatulkutub[Kebersamaan kitab-kitab] , ma`iyyaturrusul[Kebersamaan Rasul-rasul],ma`iyyatulkhala`iq[Kebersamaan mahluk]. Dari penyebutan itu dapat kita ketahui bahwa ma`iyyah memiliki hubungan horisontal dan vertikal, yang berkaitan dengan mahluk dan Khaliq[pencipta].
            Ma`iyyah erat kaitanya dengan sinergi, kebersamaa dan persatuan. Yang menjalankan ma`iyyah dengan baik maka akan mendapat keberuntungan baik di dunia maupun di akhirat. Misal saja dengan ma`iyyatullah kesadaran kita akan adanya Allah bersama kita membuat kita senantiasa waspada dan hati-hati dalam melakukan segala hal. Setiap kali melakukan sesuatu diperhitungkan dulu antara baik dan buruknya sehingga tidak terjatuh pada kesalahan yang fatal.
             Ma`iyyatullah juga memberikan banyak keuntungan bagi kita diantaranya kita akan dijaga, dipelihara, dilindungi oleh Allah dan kita juga akan mendapat kemenangan. Dalam sejarah bisa dibuktikan bahwa dengan ma`iyyatullah Nabi Muhammad beserta Abu Bakar ditolong Allah dari kejaran orang-orang kafir sewaktu hijrah ke Madinah; denganma`iyyatullah, Nabi Musa ditolong Allah dari kejaran Fir`aun beserta bala tentaranya.
               Ma`iyyatullah melahirkan kesadaran positif akan kehadiran Allah. Orang-orang yang ber-ma`iyyatullah berarti imannya sangat kuat dan kokoh. Dalam menjalani kehidupannya tidak akan merasa takut dan sedih karena ia sadar bahwa Allah akan menolongnya. Namun ma`iyyatullah bisa rusak jika disertai denganma`iyyatussyuraka`[anggapan bahwa Allah punya sekutu]. Ma`iyyatussyurakaa dapat merusak akidah mukmin, bukan hanya rusak, nanti dihari kiamat akan mendapat siksaan yang sangat pedih.
                 Ma`iyyatullah bukanlah hal yang gratis. Perlu adanya upaya yang sungguh-sungguh dan terencana agar bisa ber-ma`iyyatullahMa`iyyatullah bisa diperoleh dengan syarat berikut: Iman, sabar, takwa dan ihsan. Dengan demikian ma`iyyatullah menuntut kita untuk memiliki akidah yang benar; ketangguhan sabar; kehebatan takwa; dan kedahsyatan ihsan.
                 Di samping ma`iyyatullah, disana ada banyak lagi ma`iyyah-ma`iyyah yang lain seperti:ma`iyyatulkutub[kebersamaan dengan kitab dengan menjalankan apa yang ada di dalamnya], ma`iyyaturrasul[Kebersamaan dengan Rasul, dengan meneladani ajaran-ajaranya], ma`iyyatulkhala`iq[Kebersamaan dengan mahluk, dengan menjalin hubungan yang harmonis, selaras dan sinkron dengan alam dan mahluk lain sehingga menciptakan keserasian hubungan dan keindahan], ma`yyiatunnas[Kebersamaan dengan manusia, dengan menjalin kerjasama, bersinergi dan berjuang untuk kemaslahatan sosial]. Dari kesekian ma`iyyah yang disebut barusan ada dua ma`iyyah lagi yang patut diwaspadai yaituma`iyyah orang-orang munafik dan ma`iyyah orang-rang yang dzalim. Kedua macamma`iyyah ini dapat merusak ma`iyyah-ma`iyyah yang lain, ia semacam firus yang sangat berbahaya bagi ma`iyyah.
                Ma`iyyah bukan saja berorientasi pada dunia akan tetapi berorientasi juga pada akhirat. Ma`iyyah tidak memisahkan antara agama dan dunia. Ma`iyyah selalu menyatukan bukan memecah-belah; memperbaiki bukan merusak, membangun bukan merobohkan.  Dan yang terpenting adalah bahwa ma`iyyah harus dilandasi, dihubungkan dengan Tuhan karena merupakan kekuatan terdahsyat dari kesekian ma`iyyah yang ada. Denganma`iyyah diharapkan akan terjalin hubungan yang indah, apik dan serasi  antara manusia dengan Allah; menusia dengan manusia; manusia dengan alam.

Berikut ini adalah kajian kecil-kecilan yang berkenaan dengan ma`iyyah dalam Al-Qur`an. Semoga bermanfaat bagi kita semua:

Pembahasan-pembahasan ma`iyyah dalam Al-Qur`an:

Pertama: Ma`iyyatullah beserta hambanya.

        Ma`iyyatullah ada dua yaitu dzat dan shifatMa`iyyattullah beserta hambanya ini terbagi menjadi dua macam yaitu umum dan khususMa`iyyatullah yang umum dalam Al-qur`an disebut sebanyak tiga kali[Qs. Al-Hadid: 4, Qs. Al-Mujaadilah: 7, dan Qs. An-Nisaa`: 108] ma`iyyah  di sini bermakna mengetahui dan meliputi segala perbuatan hamba baik mukmin maupun kafir. Adapun ma`iyyatullah yang khusus bermakna an-Nushrah[pertolongan], at-Ta`yiid[penguatan], al-Ma`unah[bantuan] dan al-Hifdzu[pemeliharaan]. Ma`iyyatullah khusus terbagi menjadi dua: 1. Ma`iyyatullahbeserta Rasul[yang tanpa diiringi sifat].2. Ma`iyyatullah yang disertai dengan sifat dan syarat.
        Ma`iyyatullah beserta Rasul datang dengan dua cara: Pertama: secara global[Qs. Al-Ma`idah: 81]. Kedua: secara detail/terperinci sebanyak lima kali: 1. Disebut bersama Muhammad dan sahabatnya sebanyak sekali[Qs. At-Taubah: 40]. 2.  Disebut bersama malaikat[Qs. Al-Anfal: 12]. 3.Disebut bersama Musa dan Harun[Qs. Thaha: 43-46].4.[Qs. As-Syu`araa: 15]. 5. [Qs. As-Syu`araa: 62].
        Ma`iyyatullah khusus yang disertai dengan syarat dan sifat: Pertama:Ma`iyyatullah beserta orang-orang mukmin[Qs. Al-Anfal: 19, Qs. Muhammad: 35].Kedua: Ma`iyyatullah beserta orang-orang yang sabar[Qs. Al-Baqarah: 153, 249, Qs: Al-Anfaal: 46, 66]. Ketiga: Ma`iyyatullah beserta orang-orang yang bertakwa[Qs. Al-Baqarah: 194, Qs. At-Taubah: 36, 123, Qs. An-Nahl: 126-128]. Keempat: Ma`iyatullahbeserta orang-orang bertakwa dan muhsinin(yang berbuat kebaikan)[Qs. An-Nahl: 126-128]. Kelima: Ma`iyyatullah beserta sebagian orang yang tertentu beserta syarat-syaratnya(mengenai bani Israil dengan 5 syarat: Menegakkan shalat, menunaikan zakat, iman pada para Rasul, memuliakan Rasul, berinfaq dalam kebaikan[Qs. Al-Ma`idah: 12].
        Yang bertentangan dengan ma`iyyatullah ialah ma`iyyatussyurakaa`[kebersamaan sekutu-sekutu beserta Allah]. Yang berkaitan dengan ma`iyyatussyurakaa` ialah sebagai berikut: 1. Larangan membuat sekutu bersama Allah[Qs. Ad-Dzariyat: 51, Qs.Al-Israa: 22]. 2. Larangan beribadah pada selain Allah[Qs. Al-Jin: 18]. 3. Al-Qur`an mencela orang yang menyekutukan Allah[Qs. Al-An`am: 19, Qs. Al-Mumtahanah: 4]. Adapun dalil-dalil untuk membatalkan ma`iyyatussyurakaa ialah sebagai berikut: Pertama: Dalil kauni(alam)[Qs. An-Naml: 60-64]. Kedua: Dalil `Aqli(logika)[Qs. Al-Isra`: 42, Qs. Al-Mu`minun: 91].
        Sikap Al-Qur`an terhadap orang-orang yang mengaku adanyama`iyyatussyurakaa` bagi Allah: 1. Tidak boleh menjadikan Tuhan lain bersama Allah[Qs. Al-Isra`: 22]. 2. Diancam dengan siksaan yang berat[Qs. Al-Hir: 96, Qs. Al-Mu`minun: 117, Qs. Al-Qashas: 88, Qs. As-Syu`araa: 213]. Gambaran Al-Qur`an mengenai siksaan bagi orang-orang musyrik: 1. Disiksa dan dilempar ke neraka Jahannam[Qs. As-Syu`araa: 213, Qs. Al-Israa`: 39]. 2. Siksaan dilipatgandakan dan diperberat. 3. Kekal di neraka[Qs. Al-Furqan: 68-69].

Kedua: Ma`iyyatulkutub samawi beserta manusia.

 I.          Ma`iyyatulkutub beserta para Rasul: Ma`iyyah ini disebut pada tiga tempat[ Qs. Al-Baqarah: 213, Qs. Al-A`raf: 157, Qs. Al-Hadid: 25]. Di sini disebutkan bahwa sebab diturunkannya kitab bersam Rasul ada dua: 1. Menghukumi perselisihan diantara manusia. 2. Menegakkan manusia dengan keadilan.Ma`yyatulkutub beserta Ahli Kitab: Ma`iyyahini disebut pada lima tempat[Qs. Al-Baqarah: 41, 89, 91, 101, Qs. An-Nisaa`: 47].
II.       Maiyyaturrusul beserta manusia: Ma`iyyah ini dalam Al-Qur`an ada dua bentuk: Pertama: Ma`iyyaturrusul beserta orang-orang beriman[Qs. Al-Kahfi: 28, 67, 72, 75]ma`iyyah di sini bermakna sabar dan persahabatan. Kedua: Ma`iyyaturrusul beserta orang-orang kafir[Qs. Al-A`raf: 73, Qs. Hud: 93,  Qs. Yunus: 20, 102, Qs. At-Thur: 30-31]ma`iyyah di sini bermakna:  menunggu, menanti dan mengawasi.
Pembahasan Pertama: Ma`iyyaturrusul beserta orang-orang berimanMa`iyyah ini ada dua macam: Ma`iyyah sabar[Karakter mereka: 1. Beribadah pada Rabnya baik di waktu pagi dan sore. 2. Ibidahnya hanya diperuntukkan Allah] dan ma`iyyahpersahabatan[ma`iyyah Musa dengan Khidhr].
Pembahasan Kedua: Ma`iyyaturrusul beserta orang-orang kafir.Ma`iyyah ini ada beberapa poin: Pertama: Ma`iyyah Tarabbush[menunggu], intidhar[menanti],irtiqaab[mengawasi].[Tarabbush Nabi Hud beserta kamumnya(Al-A`raf: 71), Nabi Syu`aib beserta kaumnya(Hud: 93), Nabi Muhammad beserta kaumnya(Al-Ankabut: 50, Yunus: 102, At-Thur: 29-31)]. Kedua: Larangan ma`iyyah dengan orang-orang dzalim[Terjadi pada kisah Musa dan Harun, Al-A`raf: 150, Terjadi pada Nabi Muhammad, Al-An`am: 68].

Ketiga: Ma`iyyatulkhalaa`iq.

Pasal Pertama: Ma`iyyatulkhalaaiq beserta para RasulMa`iyyah ini ada dua bentuk: 1.Ma`iyyah duniawi[ma`iyyah Ismail dan Ibrahim,  As-Shaffat: 102,  ma`iyyah Nabi Yusuf beserta orang di penjara,  Yusuf: 36]. 2. Ma`iyyah diniah[Al-Qur`an memaparkan ma`iyyahini dengan dua cara: Umum(a. ma`iyyah jihad, Ali Imran: 146, Al-Baqarah: 214, dalam kondisi kesulitan begini maka akan muncul ma`iyyah kemudahan, As-Syarh: 5-6. b.ma`iyyah orang-orang yang taat beserta nabi di akhirat, An-Nisaa: 69. c. akibat orang-orang yang menyia-nyiakan ma`iyyaturrusul ialah penyesalan, Al-Furqan: 27-29) danKhusus(a. Ma`iyyah manusia beserta Nabi Nuh, Hud: 40, As-Syu`araa; 118, Hud: 42, Al-Mu`minun: 28, Yunus: 73, Al-A`raf: 64, As-Syu`araa: 119, Hud: 48, Maryam: 58, Al-Israa: 2-3. b. Ma`iyyah manusia beserta Nabi Hud, Al-A`raaf: 72, Hud: 58. c. Ma`iyyah manusia beserta Nabi Shalih, An-Naml: 47, Hud: 66. d. Ma`iyyah manusia beserta Nabi Ibrahim, Al-Mumtahanah: 4. e. Ma`iyyah manusia beserta Nabi Syu`aib, Al-A`raf: 88, Hud: 94.f.ma`iyyah manusia beserta Nabi Musa, Al-Furqan: 35, Al-Qashas: 34, Al-A`raf: 105, Thaha: 47, As-Syu`araa: 17, 65, Ghaafir: 25, Al-A`raaf: 131, 134. g. Ma`iyyatulkhalaaiqbeserta Nabi Daud dan Sulaiman, Al-Anbiyaa: 79, Saba`: 10, Shad: 18-19, An-Naml: 44.h. ma`iyyatul `ibad beserta Nabi Muhammad, Hud: 12, Al-Furqan: 7-8, Al-Qashas: 57, Al-Mulk: 28, Al-Anbiyaa: 24, Hud: 112, Al-Ahzab: 50, An-Nisaa: 102, Al-Muzammil: 20, At-Taubah: 83, 86, 88, An-Nur: 62, Al-Fath29, At-Tahrim: 8, dari ayat-ayat ini disimpulkan bahwa ma`iyyatul `ibad beserta Nabi Muhammad ada dua: pertama:ma`iyyatulmalaikah besertanya. Kedua: ma`iyyatunnas besertanyama`iyyatunnas beserta Nabi ini ada dua macam: 1.Umum, berkaitan dengan urusan umum mengenai agama dan risalah. 2. Khusus, seperti: ma`iyyatul hijrah, ma`iyyatul jihad, ma`iyyatus shalat wa qiyamullail,  ma`iyyah orang-orang beriman beserta Nabi Muhammad di hari kiamat>) ].

Pasal Kedua: Ma`iyyatulkhalaai`q  beserta sebagian yang lain.
 I.                   Ma`iyyah orang-orang beriman dengan orang-orang beriman yang lain.
Ma`iyyah ini terbagi menjadi dua: 1. Ma`iyyah keluarga para Nabi[a. ma`iyyah Nabi Yusuf beserta saudara-saudaranya, Yusuf 11-12. b.ma`iyyah Keluarga Nabi Ayyub, Al-Anbiyaa: 83-84] 2. Ma`iyyah orang-orang beriman dengan sifat-sifatnya[Perintah ma`iyyahdengan orang-orang yang ruku`,Qs.Al-Baqarah: 43, Ali Imran: 43. Perintah ma`iyyahden.gan orang-orang yang shadiq(benar), At-Taubah: 119. Berdo`a agar bisa ma`iyyahdengan orang-orang yang syahid, Ali Imran: 52-53. Berdoa agar ma`iyyah meninggal bersama orang-orang abraar(baik). Ma`iyyah muhajirin dan mujahidin, Al-Anfal: 75. Iblis menolak ber-ma`iyyah dengan malaikat, Al-Hijr: 30-33].
II.                Ma`iyyah orang-orang munafik dengan selainnya.[At-Taubah: 46, At-Taubah: 83, 86, 87, 93,  42, 52, An-Nisaa: 141, Al-Ankabut: 10, Al-Ma`idah: 53, Al-Hadid: 14, An-Nisaa: 72, 73, 140, 145-146, Al-Baqarah: 14, Al-Hasyr: 11-12]. Dari ayat-ayat ini dapat disimpulkan bahwa ma`iyyah orang-orang munafik ada dua bagian: 1. Ma`iyyahorang munafik dengan orang-orang beriman(ma`iyyah  orang munafik dengan orang-orang yang melanggar dan tidak ikut perang, orang munafik menampakkan ma`iyyahsecara dzahir beserta orang mukmin di dunia dan di akhirat]. 2. Ma`iyyah orang munafik dengan orang Yahudi[ma`iyyah dengan setan-seta(pemimpin) mereka, ma`iyyah dengan orang-orang kafir dari ahli kitab].
 III.             Ma`iyyatulkhalaaiq di Akhirat.[Al-An`am: 94,Qaf: 24-26, Al-Ma`idah: 36, Ar-Ra`d: 18. Sikap ashabul a`raf: Ya Allah janganlah Engka jadikan kami bersama orang-orang yang dzalim, Al-A`raf: 46-47].

Pelajaran-pelajaran:
  1. Dengan ma`iyyah kita dapat meraih keberuntungan dunia dan akhirat.
  2. Orang yang dapat ma`iyyatullah(pertolongan, penjagaan Allah) hanyalah orang-orang yang sabar, iman, takwa dan ihsan.
  3. Ma`iyyatullah(pengetahuan Allah) meliputi semua makhluk-Nya.
  4. Ma`iyyah mengjarkan kita persatuan, kerjasama dan kekompakan.
  5. Kita harus berhati-hati dan waspada terhadap ma`iyyatussyurakaa` dan ma`iyyahmunafik dan dzalim. Karena orang-orang yang melakukan ma`iyyah tersebut akan mendapat kerugian baik di dunia maupun akhirat.
  6. Ma`iyyah mengajarkan kita untuk hidup seimbang.
  7. Pentingnya ma`iyyatulkutub, ma`iyyaturrusul, ma`iyyatulkhalaa`iq.
  8. Ma`iyyah harus diarahkan pada hal-hal yang positif.
  9. Orientasi ma`iyyah ialah kemaslahatan dunia-akhirat.
  10. Ma`iyyah harus dilandasi dengan Tuhan, Allah.
WALLAHU A`LAM BISSHAWAB 
Referensi:

1.  المعية فى القرآن الكريم دراسة موضوعية karya Dr. Thaha Abdul Khaliq Abdul Aziz Thaithah, Profesor Ilmu Tafsir, Fakultas Ushuluddin Kairo Mesir.
2. Al-Qur`an Al-Karim


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan