Home » » Lebih Gaul Bersama Kitab Gundul

Lebih Gaul Bersama Kitab Gundul

Written By Amoe Hirata on Selasa, 19 Mei 2015 | 06.18

   
      Kalau lo Muslim, ade baiknye lebih gaul deh ama yang namanye 'Kitab Gundul'. Emangnya makhluk apaan tuh? 'Kitab Gundul' atau yang biasa dikenal dengan 'Kitab Kuning', ialah kitab yang kaga ade harakatnye. Mungkin lo and gue masih bisa ngebaca al-Qur`an yang gondrong(ade harakatnye), coba kalo yang kaga ade haraketnya, dijamin puyeng deh. Karena itu, sobat lo pade mesti lebih gaul deh ama yang namanya 'Kitab Gundul'. Supaye ape? Ya, di samping lo bisa baca sumber rujukan agame, lo juga bisa ngajarin temen-temen lo. Itung-itung bisa jadi sedekah jariah. Ya nggak? Daripade umur lo habis ga jelas dengan narkoba dan lain sebagainye, lebih baik lo lebih gaul dengan  'Kitab Gundul'. Ini, gue bagikan beberapa tips supaya lo pade bisa baca 'Kitab Gundul'. Semoga lo pade bisa ya mas and mbakbro. 

1.      Kenali Kata, Frasa dan Kalimat.
Ø  Kata:
v Dalam bahasa Arab kata terbagi tiga: fi`il, isim dan harf.
v Ciri-ciri fi`il dalam kalimat ditandai oleh:
a.      Bertemu          : ta` faa`il, ta` ta`nits, ya` mukhathabah, nun taukid, nun niswah.
b.      Didahului        :  huruf nashab, huruf jazm, qad, saufa,dan sa.
c.      Secara semantik menunjukkan arti aktifitas(Kata Kerja).
v Ciri-ciri isim dalam kalimat:
a.      Adanya tanwin.
b.      Didahului huruf  nidaa`, huruf  jarr.
c.      Hadirnya lam ta`rif.
d.      Dapat berfungsi sebagai subjek.
Ø  Frasa: Hubungan dua kata atau lebih yang tidak memiliki hubungan subjek dan predikat.
v Macam-macam frasa dalam bahasa Arab:
a.      Frasa Idhafi.
b.      Frasa Na`ti.
c.      Frasa Maushuli.
d.      Frasa Badali.
e.      Frasa Taukidi.
f.       Frasa Dzarfi.
g.      Frasa Jarr dan Majrur.
h.      Frasa Tamyizi.
v Dalam analisa kalimat, frasa dihitung sebagai satu kesatuan sehingga menempati satu fungsi/peran.
v Perubahan tanda baca dalam frasa yang mengikuti fungsi dalam kalimat terjadi pada kata pertama. Adapun kata sesudahnya ada yang mengikuti perubahan kata pertama(spt: bayani, taukidi dan na`ti) ada yang memiliki tanda baca baku(spt: idhafi, zharfi dan jarr, majrur) ada yg kembali pada pola dasarnya(spt: maushuli).
Ø  Kalimat: Disebut Jumlah
v Dibagi dua: Jumlah Fi`liyah dan Jumlah Ismiyah.
v Jumlah Fi`liyah: Kalimat yang komponen utamanya dimulai dengan fi`il ata dengan harf yang kata sesudahnya berupa fi`il.
v Jumlah Ismiyah: Kalimat yang komponen utamanya dimulai dengan isim atau dengan harf yang kata sesudahnya berupa isim.
v Jumlah Fi`liyah punya satu pola: Predikat(P)+Subjek(S).
v Jumlah Ismiyah punya dua pola: Subjek(S)+Predikat(P), dan Predikat(P)+Subjek(S).
2.      Kenali Kata Mabni dan Mu`rab.
v Kata Mu`rab: Kata yang selalu berubah tanda baca huruf terakhirnya mengikuti perubahan fungsi dan perannya dalam kalimat.
a.      Yang termasuk Kata Mu`rab:
1.      Semua isim kecuali beberapa yang mabni.
2.      Semua fi`il Mudhari` kecuali yang bertemu dengan nun taukid dan nun niswah.
b.      Tanda baca isim: harakat(Fathah, dhammah, kasrah) kecuali isim mutsanna  yang berupa huruf (alif dan ya`) Jama` Mudzakar Salim berupa huruf(wau dan ya`) dan Asmaa`ul Khamsah berupa huruf(alif, wau, dan ya`).
c.      Tanda baca fi`il Mudhari`: harakat(dhammah dan fathah) dan sukun kecuali al-Af`aalu al-Khamsah yang berupa huruf(nun[dimunculkan/dibuang]) dan yang berakhiran dengan huruf Illah dengan(Memunculkan/membuang huruf illah).
v Kata Mabni: Kata yang tidak berubah tanda baca huruf  terakhirnya meskipun terjadi perubahan fungsi dan perannya.
a.      Yang termasuk Kata Mabni: Semua harf, Fi`il Madhi, Fi`il Amr, Fi`il Mudhari` yang bertemu dengan Nun Taukid dan Nun Niswah, Isim-isim(Dhamir, Isyarah, Maushul, dan beberapa dzaraf.
b.      Tanda baca harf: harakat(fathah, dhammah, kasrah), dan sukun yang bersifat tetap.
c.      Tanda baca fi`il Madhi: Harakat(fathah, dhammah) dan sukun yang bersifat tetap.
d.      Tanda baca fi`il amr: sukun dan harakat(fathah, dhammah, kasrah)yang bersifat tetap kecuali yang bergandengan dengan huruf illah maka dengan membuang huruf illah.
e.      Tanda baca fi`il mudhari`: harakat fathah dan sukun yang bersifat tetap.
f.       Tanda baca isim yang mabni: harakat(fathah, dhammah, kasrah) dan sukun yang bersifat tetap.
v Cara membedakan kata mabni dan kata mu`rab: Melihat kemungkinan terjadinya perubahan tanda baca ketika kata itu berada dalam kalimat yang berbeda-beda atau ketika dipengaruhi kata lain.
3.      Kuasai Strategi Membaca Kata.
v Membaca Fi`il Maadhi.
v Membaca Fi`il Mudhari`.
v Membaca Fi`il Amr.
v Membaca Isim. Musytaq(terbentuk dari fi`ilnya) dibaca secara qiyasi. Jaamid(tidak terbentuk dari fi`ilnya) dibaca secara sima`i.
v Membaca Harf. Semua dibaca secara sima`i.
4.      Kenali Fungsi Kata.
v Kata memiliki fungsi: Subjek, Predikat, Pelengkap dan Penghubung.
v Subjek: Ketika menjadi unsur yang diterangkan.
Ketentuan pokok: Harus isim, bertanda baca dhammah atau yang mewakilinya(Waw atau alif).
v Predikat: Ketika menjadi unsur yang menerangkan.
Ketentuan pokok: Dapat berupa isim atau fi`il, yang dapat ditakwil menjadi isim[mashdar muawwal], frasa, kalimat. Apabila berupa fi`il maka mengikuti ketentuan cara membaca fi`il. Apabila berupa isim maka senantiasa bertanda baca dhammah atau yang mewakilinya kecuali dalam jumlah ismiyah yang didahului kana wa akhawatuha. Apabila berupa kalimat maka harus mengandung kata ganti yang kembali ke subjek. Apabila berupa frasa maka cara membacanya mengikuti cara membaca frasa.
v Pelengkap: Ketika menjadi unsur yang memberi kesempurnaan makna kalimat.
Ketentuan pokok: Selalu berupa isim dan bertanda baca fathah atau yang mewakilinya kecuali didahului huruf  jarr atau menjadi mudhaf  ilaih atau jama` muannats salim.
v Penghubung: Ketika menjadi unsur yang menghubungkan satu kata dengan kata lain dalam kalimat.
Ketentuan pokok: Berupa huruf. Dibaca sesuai dengan aslinya dan bersifat sima`i.
5.      Kuasai Strategi Membaca Kalimat.
v Identifikasi kalimat: Berupa jumlah fi`liyah atau ismiyah.
v Temukan kata yang berfungsi sebagai subjek.
v Temukan kata yang berfungsi sebagai predikat.
v Ketika subjek dan predikat ditemukan maka semua isim lain adalah pelengkap.
v Jika kalimat terdiri dari kumpulan beberapa kalimat maka cara membacanya harus dilihat kalimat perkalimat.
v Diantara subjek dalam jumlah fi`liyah ada yang hanya disimbolkan oleh satu huruf saja yang bersambung dengan fi`il seperti: wawu, alif, ya` ta` dan nun.

[Disarikan dari tulisan: Drs. H. Khozin M.Si].
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan