Seingatku, ketika aku
kelas tiga MI(Madrasah Ibtidaiyah), diadakan berbagai perlombaan di sekolah,
menjelang kenaikan kelas. Waktu itu, yang menang akan ditampilkan di atas
panggung ketika acara perpisahan. Dalam perlombaan itu, aku ikut serta
perlombaan membaca puisi. Aku bawakan puisi yang berjudul: “Remaja Islam”,
karya: Bapak. Ainurrahim. Al-hamdulillah aku menjadi juara dua pada
perlombaan dan disuruh tampil ketika acara perpisahan. Berikut ini adalah bait
puisi yang saya deklamasikan:
Remaja Islam
Wahai remaja Islam
Janganlah kau tenggelam dan terlena
dengan arus kemajuan zaman
dan janganlah kau dinina
bobokkan oleh kebudayaan-kebudayaan
yang merusak aqidah akhlak dan keimananmu
Bangkitlah dan bangkitlah!
Tegakkan ajaran Allah di bumi ini
Tinggalkan segala kemaksiatan
Jangan karena sebungkus
supermi
dan jangan karena satu
kilogram beras
jangan karena pekerjaan
Imanmu ditukar dengan kekafiran
Sejak saat pendeklamasian
puisi pada acara perpisahah, aku dikenal dengan sebutan: “Sebungkus Supermi”.
Waktu itu, yang menjadi
juara satu adalah Musdalifah (teman sekelas ku). Judul puisinya: “Qur`anku”,
karya: Bpk. Ainurrahim. Berikut redaksi puisinya:
Qur`anku
Qur`anku adalah penerang jalanku
Qur`anku adalah sumber kemenangan
Qur`anku adalah tonggak kejayaan
Qur`anku adalah jalan terang benerang
Wahai
saudara seiman
Majulah serentak tekad bulat di dada
Maju pantang mundur dengan iringan al-Qur`an
Cahaya tergenggam di tangan kita
Dan perlindungannya menyiram sejuk
Qur`an
kita membimbing
Menuntun
di belantara iman
Mari
teriaakkan al-Qur`an
Hancurkan berhala-berhala buatan
Bebaskan manusia, dari belenggu angkara murka!
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !