Sudah seminggu ini-atau hampir dua mingguan- Kerajaan Jasad Manusia(yang kemudian disingkat menjadi KJM) sedang ditimpa isu yang tidak menyenangkan. Para pejabat istana sampai mengadakan rapat eksklusif. Bahkan raja KJM(Paduka Raden Sultan Hati Nan Tentram) sampai tidak bisa tidur mendengar isu yang tak sedap itu.
Mungkin para pembaca bertanya-tanya, kira-kira isu apa sih yang membuat Raja Hati tak bisa tidur? Bahkan rakyat jelatapun turut serta meramaikan desas-desus itu, hingga terjadi gonjang-ganjing dalam kerajaan KJM (yang biasanya terdengar aman sentausa). Terakhir baru diketahui bahwa -setelah diadakan investigasi dan penelusuran mendalam- isu tersebut ialah statemen yang menyatakan “tuhan Telah Pergi” dan pernyataan ini berasal dari Kadipaten Kaki Kanan Manusia(yang kemudian disingkat menjadi KKM).
Setelah diadakan rapat dua jam penuh, akhirnya dikeluarkan keputusan penting yang disampaikan oleh Prabu Mulut sebagai Jubir(juru bicara) Raja Hati, beliau mengataka: “ Menimbang dan memperhatikan kondisi kerajaan yang lagi gonjang-ganjing, atas nama Raja dan pejabat kerajaan kami memutuskan untuk mengklarifikasi lebih lanjut kebenaran berita itu, kalau ternyata isu itu benar dari kadipaten KKM, dan diucapkan secara sadar dan bermakana dzahiriyah(tekstual) yang berarti menciderai urusan teologi, maka mereka akan dikenai sangsi berat berupa dideportasi dari kerajaan KJM”.
Diadakanlah penyelidikan super intens yang dikomandoi oleh Prabu TKM(tangan kanan manusia). Setelah tim meninjau dan menyelidiki T.K.P(tempat kejadian peristiwa) ternyata tidak didapati pernyataan demikian dari Prabu KKM, beliau sendiri bahkan baru tahu kalau ada isu tersebut.
Mendengar pernyataan tersebut, tim investigasi merasa lega ternyata isu yang selama ini berkembang sangatlah tidak benar. Akhirnya, komandan TKM memutuskan untuk kembali ke istana KJM. Ketika sudah berpamitan, tiba-tiba datang prajurit yang bernama JKK(Jari Kelingking Kanan) mengabarkan kebenaran isu tersebut bahwa itu bukan sekedar isu, yang menyatakannya ialah sebagian penduduk KKM.
Disidanglah sebagian penduduk yang menyetakan statemen tersebut. Kebanyakan tersangka berasal dari perkampungan Rujata Kalimana. Kepala desa Rujata Kalimana di sela-sela persidangan menyatakan, “ maksud kami menyatakan ‘tuhan telah pergi’ bukanya untuk mengusik masalah teologi yang sudah mapan. Kami bukannya tak percaya Tuhan dan mengejek Tuhan, karena Tuhan yang kami maksud bukan diawali dengan “T”besar tapi “t” kecil. Dan ungkapan itu juga tak separah statemen Nietze yang menyatakan”Tuhan Telah Mati”. Statemen tersebut dinyatakan sebagai luapan kegembiraan atas kepergian Prabu KKM setiap kali beliau pergi dari kadipaten KKM, mengapa kami juluki dia sebagai tuhan(dengan “t” kecil) karena selama dia memimpin warga Rujata Kalimana bukan malah membuat warga segan tapi ketakutan. Kadipaten dipimpin dengan aturan yang sedemikian ketat hingga membuat kami tak bisa enjoy sedikitpun malah selalu merasa takut, makanya kami merasa seolah-olah dia itu seperti tuhan aja, padahal Tuhan tidak sesangar dia, kami lebih merasa menjadi robot-robot Prabu KKM daripada menjadi manusia. Karena itulah, karena kami tak memiliki kekuatan, kami hanya bisa melakukan kritik yang dikemas dengan budaya, yang kata orang Kulon dikenal dengan istilah”Culture Critic”. Setiap statemen ini dinyatakan warga merasa gembira sebagai tanda kepergian sang Prabu. Memang selama ini Prabu tak tahu menahu tentang istilah itu, yang tahu hanya warga Rujata Kalimana saja, karena itu kami juga sangat heran kenapa statemen ini bisa sampai ke istana KJM, kami atas nama warga KKM minta maaf dan sudah siap menerima sanksi kalau memang kebijakan hakim menghendaki demikian. Terakhir kami mengusulkan supaya kadipaten kami dipimpin dengan cara yang sebijaksana mungkin supaya kami bisa menjalaninya dengan legowo”. Mendengar pernyataan Kepala Desa Rujata Kalimana, Bapak Hakim merasa bingung dan belum bisa memberi keputusan. Setelah berembuk dengan hakim yang lain maka sidang akan ditunda pekan depan tempatnya di istana KJM dan akan dipimpin langsung oleh Raja Hati.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !