Kata sami`un(Maha Mendengar) dalam Al-Qur`an
selalu terletak di depan. Sedangkan pasangan kata ini bermacam-macam di
antaranya: bashirun dan qaribun. Pembahasan kali ini ialah
tentang pasangan sami`un dan `aliimun. Pendengaran selalu
didahulukan daripada indra lainnya, ini mengisyaratkan betapa pentingnya
pendengaran dan fungsinya bagi manusia. Pertama kali indra manusia yang bekerja
ketika baru dilahirkan ialah indra pendengaran. Indra pendengaran (melalui
telinga) merupakan satu-satunya indra eksternal manusia yang masih beoperasi,
bekerja dan berfungsi dengan baik ketika sedang tidur. Kalau dikembangkan ke ranah
lebih jauh. Mendengarkan erat kaitannya dengan seni suara. Suara yang indah
akan didengar oleh telinga kemudian masuk hati. Berdakwah dengan memakai metode
seni suara indah yang melibatkan indra pendengaran akan lebih efektif daripada
sekadar ceramah-ceramah agama kering yang melibatkan telinga tapi tidak
memiliki karakter keindahan, sehingga untuk sampai ke hati masih melalui proses
didengar, dipikirkan baru kemudian di hati. Pertama kali manusia mendapat
pengajaran dan pelajaran melalui telinga. Manusia dituntun sedemikian rupa
untuk mengucapkan nama sesuatu melalui fungsi telinga sebagai perantara
pendengaran. Bila indra pendengaran tidak berfungsi sejak kecil maka secara
otomatis manusia akan bisu. Ini menunjukkan bahwa pendengaran merupakan unsur
inti untuk pendidikan. Ranah lain dalam dunia politik, sosial, agama,
kepemimpinan sangat membutuhkan sarana pendengaran. Frekuensi dan volume
pendengaran harus lebih ditingkatkan jika mau mendapat kesuksesan. Kepemimpinan
akan sukses jika banyak mendengarkan aspirasi yang dipimpin, demikian juga
berbagai aspek kehidupan lainnya.
Kata bashirun(Maha Melihat) berasal dari
kata bashar yang berarti pengelihatan. Secara posisi bashirun
selalu berada setelah sami`un. Ia tidak pernah berada di depan. Ini
mengisyaratkan pada kita skala prioritas bahwa mendengar didahulukan terlebih
dahulu baru kemudian dikuatkan dan didukung dengan melihat. Orang yang
mendengar barangkali relatif terpengaruh dengan penuturan orang yang berbicara
padanya. Namun dengan melihat secara langsung, maka akan tambah memperjelas
korelasi antara yang disampaikan dengan kenyataan yang terjadi. Bila kita
kaitkan dengan kepemimpinan dalam bidang apapun, maka pemimpin harus banyak
mendengar dari yang dipimpin. Mendengar aspirasi, mendengar keluahan, kendengar
aduan dan lain sebagainya, namun juka harus dicek dengan melihat secara
langsung di lapangan. Dalam uangkapan Arab ada istilah: laisa ma`al `aini
aina(Melihat secara langsung tidak perlu bertanya: dimana?[karena melihat
itu lebih jelas daripada diceritakan]). Dalam aspek pendidikan kita menjumpai
bahwa belajar ilmu dengan cara mendengar(dengan guru) lebih diprioritaskan
dengan belajar secara melihat(membaca, otodidak).
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !