Home » » SAMĪ`UN `ALĪMUN

SAMĪ`UN `ALĪMUN

Written By Amoe Hirata on Jumat, 01 Mei 2015 | 04.01

Kata sami`un(Maha Mendengar) dalam Al-Qur`an selalu terletak di depan. Sedangkan pasangan kata ini bermacam-macam di antaranya: bashirun dan qaribun. Pembahasan kali ini ialah tentang pasangan sami`un dan `aliimun. Pendengaran selalu didahulukan daripada indra lainnya, ini mengisyaratkan betapa pentingnya pendengaran dan fungsinya bagi manusia. Pertama kali indra manusia yang bekerja ketika baru dilahirkan ialah indra pendengaran. Indra pendengaran (melalui telinga) merupakan satu-satunya indra eksternal manusia yang masih beoperasi, bekerja dan berfungsi dengan baik ketika sedang tidur. Kalau dikembangkan ke ranah lebih jauh. Mendengarkan erat kaitannya dengan seni suara. Suara yang indah akan didengar oleh telinga kemudian masuk hati. Berdakwah dengan memakai metode seni suara indah yang melibatkan indra pendengaran akan lebih efektif daripada sekadar ceramah-ceramah agama kering yang melibatkan telinga tapi tidak memiliki karakter keindahan, sehingga untuk sampai ke hati masih melalui proses didengar, dipikirkan baru kemudian di hati. Pertama kali manusia mendapat pengajaran dan pelajaran melalui telinga. Manusia dituntun sedemikian rupa untuk mengucapkan nama sesuatu melalui fungsi telinga sebagai perantara pendengaran. Bila indra pendengaran tidak berfungsi sejak kecil maka secara otomatis manusia akan bisu. Ini menunjukkan bahwa pendengaran merupakan unsur inti untuk pendidikan. Ranah lain dalam dunia politik, sosial, agama, kepemimpinan sangat membutuhkan sarana pendengaran. Frekuensi dan volume pendengaran harus lebih ditingkatkan jika mau mendapat kesuksesan. Kepemimpinan akan sukses jika banyak mendengarkan aspirasi yang dipimpin, demikian juga berbagai aspek kehidupan lainnya.

Kata `aliimun(Maha Mengetahui) dalam Al-Qur`an diletakkan di depan dan di belakang, tergantung dari kata yang dipasangkan. `alimun berasal dari akar kata `ilmun artinya ilmu. Sebenarnya kurang pas kalau `alimun diartikan dengan Maha Mengetahui. Karena pengetahuan dan ilmu memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Pengetahuan secara mudah bisa didapatkan oleh semua orang asal indranya berfungsi dengan baik dan mau menerimanya, sedangkan ilmu merupakan hasil dari kumpulan pengetahuan yang sudah diteliti sedemikian rupa sehingga menghasilkan pengetahuan yang lebih dalam dan mendasar. Ketika kata sami`un dipasangkan dengan kata `aliimun ini ‘seolah-olah’ mengisyaratkan pada manusia bahwa mendengar saja itu meski sangat penting tapi itu belum cukup. Mendengar saja tanpa didasari dengan ilmu maka akan menimbulkan masalah. Misal saja kita mungkin merasa simpati setelah mendengar penuturan orang yang begitu memukau, namun pada saat yang sama kita juga bisa tertipu olehnya kalau kita tidak mempunyai dasar ilmu. Ilmu mengharuskan kita meneliti terlebih dahulu terhadap apa yang kita dengar. Pendengaran secara sederhana hanya memberi manusia pengetahuan. Dengan disandingkan dengan kata ilmu maka pendengaran akan lebih aman dan tidak dipengaruhi oleh unsur lain karena diproses sedemikian rupa dengan ilmu. Manusia memang dianjurkan banyak mendengarkan, tapi banyak mendengar juga harus diimbangi dengan daya kritis dan penelitian berupa ilmu. Perpaduan keduanya adalah perpaduan yang sangat apik dan perlu dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Penggabungan dua kata ini juga mengisyaratkan bahwa ilmu yang utama didapatkan melalui metode talakki(mendengar langsung dari guru) baru kemudian diteliti sedemikian rupa melalui metode ilmiah. Wallahu a`lam bis shawaab.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan