Home » » `AZĪZUN GHOFFĀR

`AZĪZUN GHOFFĀR

Written By Amoe Hirata on Selasa, 05 Mei 2015 | 04.51

Kata `azizun berasal dari akar kata `izzun yang berarti kemuliaan, tidak terkalahkah, sangat unik, langkah dan gagah. Kata `aziz biasa diartikan Maha Gagah. Tapi sejatinya bahasa indonesia tidak mampu mewakili kata `aziz karena keluasan maknanya. Namun pada intinya kata `aziz menggambarkan penguasa yang punya kendali penuh, memiliki kekuasaan absolut. Mampu memberi sanksi dan ketegasan kepada siapa saja yang melanggar batas-batas yang dibuat-Nya.

Kata Ghaffar merupakan sifat mubaalghah(melebih-lebihkan) yang berarti Maha Banyak Mengampuni. Kata “ghaffar” menurut bahasa berarti, ‘as-satru wa at-tahgthiyah(menutupi)’. Dalam al-Qur`an ada variasi penyebutan berkaitan dengan kata yang seakar dengan kata Ghaffar, diantaranya: Ghafur, Ghafirud dzanbi, khairu al-ghafirin. Kata “ghaffar” lebih kuat mubaalaghah-nya dari kata “ghafur”. Bila ditela`ah hikmah dan maknanya secara bahasa, maka kata “Ghaffar” memberikan inspirasi pada kita tentang akhlak terpuji berupa menutup dan memaafkan kesalahan orang lain. Allah saja adalah Maha Menutupi dan Mema`afkan, maka sepatutnya juga sebagai hambanya kita harus mema`afkan kesalahan manusia.

Ketika kedua sifat ini digabung menjadi satu maka pelajaran berharga bagi manusia ialah bagi siapa saja yang memiliki kendali, ketegasan, kegagahan yang penuh maka harus diiringi dengan kemampuan dan kesanggupan untuk bisa menutup dan memaafkan kesalahan orang lain. Kekuasaan yang tak beriring maaf maka akan hanya menjadi kekuasaan yang tiran, bengis, kejam dan otoriter. Pemimpin yang mulia adalah pemimpin yang secara vertikal sangat antusias untuk bersegera bertaubat dan minta ampun jika melakukan kesalahan, sedangkan secara horisontal memiliki sifat memaafkan dan tidak mengumbar-umbar kesalahan orang, sekaligus tak segan-segan minta maaf jika memang telah melakukan kesalahan dan kekhilafan.


Dengan menutup dan memaafkan orang lain maka Ia akan dibantu oleh Allah dan akan ditutup juga kesalahan-kesalahannya oleh-Nya, sebagaimana sabda Nabi: Barangsiapa menutup (kesalahan) orang muslim, maka ia akan juga ditutup (kesalahannya) oleh Allah baik di dunia maupun akhirat(Hr. Muslim). Namun yang perlu dicatat di sini ialah kesalahan orang lain tidak boleh dihilangkan dari ingatan kita sebagai antisipasi dan pelajaran untuk tak terjatuh pada kesalahan yang sama. Kata “ghaffar” hanya mengandung arti menutup dan memaafkan, bukan menghapus. Kalau ada orang yang berbuat salah ketika diberi amanah, kita maafkan dia jika mau minta maaf, tapi untuk diserahi amanah lagi maka harus dipikirkan lagi karena sebelumnya dia tidak amanah. Upaya ini tidak lain ialah agar tidak ada penyalahgunakan amanah dan supaya tak jatuh pada kesalahan yang sama.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan