Judul Buku :
“DAN AHLI KITAB
PUN MASUK SURGA Pandangan Muslim Modernis Terhadap Keselamatan Non-Muslim”
Pengarang :
Dr. Hamim Ilyas, M.Ag
Penerbit :
Safiria Insania Press
Cetakan/Tahun
: Pertama 2005
Tebal :
392 halaman
Peresume : Mahmud Budi Setiawan
Harga : -
Inti
Pengantar :
-
Secara singkat dipaparkan
sejarah, keberagamaan otentik dalam modernisme dan doktrin-doktrinnya
tentang beberapa masalah tertentu.
-
Kecendrungan modernisme
ada dua: 1. Kembali kepada al-Qur`an dan Hadits(Modernisme konservatif yang mendekati fundamentalisme namun tidak
anti modernitas) diikuti Ridha dkk 2.
Tidak cukup kembali pada al-Qur`an dan hadits, umat harus mengejar
ketertinggalan dari Barat(Modernisme liberal) diikuti Ali bin Abdur
Raziq.
-
Setelah lebih dari tiga
perempat abad modernisme tidak berkembang, akhirnya para pewarisnya melakukan
otokritik khususnya Fazlur Rahman yang menawarkan metode hermeneutik
dan aganda perumusan etika kemudian disebut neo-medernisme dimana Gus Dur
dan Nurcholis Madjid jadi eksponennya.
-
Ciri aliran modernisme
dengan aliran keislaman yang lain sama-sama merujuk pada al-Qur`an, hanya saja modernisme
berani memberikan porsi besar kepada akal dalam interpretasi teks(pertimbangannya
sama-sama dari Tuhan dan tidak mungkin keduanya bertentangan).
-
Lapisan teks (al-Quran) ada
dua: makna literal dan makna yang lebih prinsip yang mendasari
penetapan ajaran dalam teks. Yang makna literal bisa berlaku
temporer sedangkan makna prinsip menjadi unsur universal dari Islam.
Adapu hadits diklasifikasi menjadi: hadits yang berasal darinya sebagai Nabi
yang otoritatif bagi umat dan hadits yang berasal darinya sebagai orang
Arab yang tidak mengikat bagi umat.
-
Modernisme di
samping akal juga mempertimbangkan maslahat(baik yang ditunjukkan oleh
teks maupun yang tidak ditunjukkan bahkan menyalahi teks) dalam
perumusan doktrnnya.
-
Keberagamaan otentik
dalam modernisme bukan sekadar menjadi muslim secara doktriner, tapi menjadi
muslim rasional yang bermanfaat untuk kehidupan, termasuk membangun peradaban.
-
Buku yang ditulis oleh
penulis membicarakan salah satu dari doktrin
modernisme dalam bidang keagamaan yaitu tentang teologi agama-agama terbatas
kepada pandangan Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha karena keduanya
merupakan tokoh yang representatif dari modernisme Islam.
Poin Kesimpulan :
1.
Abduh dan Ridha
mengembangkan teologi agama-agama rasional dengan paradigma inklusif-kritis.
Salah satu hasil dari pengembangan paradigma inklusif-kritis, hasilnya:
umat beragama lain yang masuk dalam kategori ahli kitab memiliki keselamatan
yang sama sepanjang beriman dan beramal shalih.[Simpelnya menurut penulis
–sebagaimana judul- merujuk pada tafsir Al-Manar, penulis berpendapat bahwa
kedua imam tersebut mengatakan AHLI KITAB PUN MASUK SURGA(walaupun setelah
kedatangan Islam)].
2.
Penggunaan metode penafsiran
kontekstual oleh `Abduh dan Ridha dapat memberikan pandangan-pandangan yang
obyektif dan adil, sedangkan metode atomistik(teliti sekali) memberikan
pemahaman yang subyektif dan penuh prasangka terhadap mereka(baca: Ahli Kitab).
3.
Untuk kepentingan dialog
khususnya antar umat Islam dengan Yahudi dan Kristen disarakan menggunakan metode
penafsiran kontekstual dalam memahami ayat yang mengemukakan pandangan
negatif tentang Ahli Kitab sehinngga kritik bisa dalam konteks dan proporsi
yang tepat.
4.
Metode penafsir al-Manar
dipengaruhi oleh semangat zaman.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !