Judul Buku : JILBAB antara Kesalehan, Kesopanan dan Perlawanan (Terjemahan
dari buku: Veil: Modesty, Privacy, and Resistance)
Penulis : Fadwa El Guindi
Penerbit : PT SERAMBI ILMU SEMESTA
Cetakan : Ketiga, Oktober 2005
Halaman : 349
Harga : -
Selama ini,
kebanyakan orang memahami bahwa jilbab adalah pakaian khusus wanita muslimah.
Benarkah pernyataan ini? Apakah di sepanjang sejarah, jilbab hanya dimonopoli
oleh wanita muslimah? Adakah agama lain selain Islam yang memakai jilbab?
Apakah jilbab berasal dari Arab? Lebih jauh lagi, apakah di sepanjang sejarah,
yang memakai jilbab hanya wanita? Buku ini memotret jilbab secara lengkap lewat
kajian multi disiplin: kawasan, kewanitaan, keagamaan, dan yang paling terbaru,
antropologi.
Buku ini
ditulis oleh Fadwa El Guindi, seorang profesor Antropologi kelahiran Mesir
1941. Dia meraih gelar doktoralnya di Universitas Texas, Austin. Sekarang dia
menjadi dosen istimewa di universitas Qatar, Doha, dan menjabat sebagai Ketua
Ilmu Sosial. Diantara karangannya: The Myth of Ritual: A Native's
Ethnography of Zapotec Life-Crisis Rituals. Tucson, Arizona: University of
Arizona Press, 1986.Veil: Modesty, Privacy, Resistance. Berg Publishers.
1999.By Noon Prayer: The Rhythm of Islam. Berg Publishers. 2008.Visual Anthropology:
Essential Method and Theory. Altamira Press, Walnut Creek, California, 2004.
Dalam buku
ini, El Guindi tidak berpretensi membela maupun menyerang praktik berjilbab,
melainkan berupaya untuk menghadirkan pemahaman yang lebih proporsional tentang
polo berbusana ini. Dari hasil kajiannya ini, ditemukan fakta-fakta yang
mengjutkan: jilbab bukan pakaian perempuan belaka, bukan monopoli Islam, dan
sama sekali bukan berasal dari Arab.
Lewat penelitiannya yang panjang, ia menemukan bahwa jilbab merupakan
fenomena purba yang kaya makna dan nuansa. Ini artinya, jauh sebelum datangnya
agama Islam, jilbab sudah ada.
Menurut
kajiannya, jilbab bisa berfungsi sebagai bahasa penyampai pesan sosial budaya.
Bagi penganut Kristen Protestan, jilbab merupakan simbol bermuatan ideologis.
Di kalangan umat Katolik, jilbab menandai pandangan tentang kewanitaan dan
kesalehan. Pada masyarakat Islam, Jilbab bisa menjadi alat perlawanan. Diantara
pembahasan besar buku ini: Jilbab
dalam Perspektif, Pakaian Libas dan Hijab, dan Resistensi Jilbab. Karya ini
melepaskan diri dari dua konsep yang secara luas dikenakan pada gerakan Islam,
yaitu “fundamentalisme” dan Islamisme. Kedua istilah ini samasekali dihindari
dari kajian penulisan ini agar tidak membias, dan obyektif.
Kajian ini tidak
dimaksudkan menjadi buku tentang gender atau tentang Islam, tetapi merupakan
sebuah eksplorasi terhadap jilbab sebagaimana terjadi dalam Islam, kebudayaan
dan masyarakat. Di sini Jilbab diletakkan di antara masalah pakaian, tubuh dan
kebudayaan. Buku ini cocok dibaca bagi setiap wanita muslimah maupun
non-muslimah, untuk membuka pengetahuan yang selama ini distereotipkan negatf
bagi wanita muslimah. Kajian ini juga bisa membuka mata kaum feminis, bahwa
ternyata jilbab bukan bagian dari ketidakadilan gender dari ajaran
agama, karena jilbab bukan hanya ada dalam agama Islam. Bagi wanita muslimah, kajian
ini bisa dijadikan wawasan, betapa jilbab ternyata juga dipakai oleh
non-muslimah, tentu saja tanpa mengurangi kepercayaan muslimah mengenai
disyariatkannya jilbab.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !