Home » » JILBAB

JILBAB

Written By Amoe Hirata on Rabu, 22 Oktober 2014 | 03.42

Judul Buku      : JILBAB antara Kesalehan, Kesopanan dan Perlawanan (Terjemahan dari buku: Veil: Modesty, Privacy, and Resistance)
Penulis             : Fadwa El Guindi
Penerbit           : PT SERAMBI ILMU SEMESTA
Cetakan           : Ketiga, Oktober 2005
Halaman          : 349
Harga              : -

Selama ini, kebanyakan orang memahami bahwa jilbab adalah pakaian khusus wanita muslimah. Benarkah pernyataan ini? Apakah di sepanjang sejarah, jilbab hanya dimonopoli oleh wanita muslimah? Adakah agama lain selain Islam yang memakai jilbab? Apakah jilbab berasal dari Arab? Lebih jauh lagi, apakah di sepanjang sejarah, yang memakai jilbab hanya wanita? Buku ini memotret jilbab secara lengkap lewat kajian multi disiplin: kawasan, kewanitaan, keagamaan, dan yang paling terbaru, antropologi.
Buku ini ditulis oleh Fadwa El Guindi, seorang profesor Antropologi kelahiran Mesir 1941. Dia meraih gelar doktoralnya di Universitas Texas, Austin. Sekarang dia menjadi dosen istimewa di universitas Qatar, Doha, dan menjabat sebagai Ketua Ilmu Sosial. Diantara karangannya: The Myth of Ritual: A Native's Ethnography of Zapotec Life-Crisis Rituals. Tucson, Arizona: University of Arizona Press, 1986.Veil: Modesty, Privacy, Resistance. Berg Publishers. 1999.By Noon Prayer: The Rhythm of Islam. Berg Publishers. 2008.Visual Anthropology: Essential Method and Theory. Altamira Press, Walnut Creek, California, 2004.
Dalam buku ini, El Guindi tidak berpretensi membela maupun menyerang praktik berjilbab, melainkan berupaya untuk menghadirkan pemahaman yang lebih proporsional tentang polo berbusana ini. Dari hasil kajiannya ini, ditemukan fakta-fakta yang mengjutkan: jilbab bukan pakaian perempuan belaka, bukan monopoli Islam, dan sama sekali bukan berasal dari Arab.  Lewat penelitiannya yang panjang, ia menemukan bahwa jilbab merupakan fenomena purba yang kaya makna dan nuansa. Ini artinya, jauh sebelum datangnya agama Islam, jilbab sudah ada.
Menurut kajiannya, jilbab bisa berfungsi sebagai bahasa penyampai pesan sosial budaya. Bagi penganut Kristen Protestan, jilbab merupakan simbol bermuatan ideologis. Di kalangan umat Katolik, jilbab menandai pandangan tentang kewanitaan dan kesalehan. Pada masyarakat Islam, Jilbab bisa menjadi alat perlawanan. Diantara pembahasan besar buku ini:  Jilbab dalam Perspektif, Pakaian Libas dan Hijab, dan Resistensi Jilbab. Karya ini melepaskan diri dari dua konsep yang secara luas dikenakan pada gerakan Islam, yaitu “fundamentalisme” dan Islamisme. Kedua istilah ini samasekali dihindari dari kajian penulisan ini agar tidak membias, dan obyektif.

Kajian ini tidak dimaksudkan menjadi buku tentang gender atau tentang Islam, tetapi merupakan sebuah eksplorasi terhadap jilbab sebagaimana terjadi dalam Islam, kebudayaan dan masyarakat. Di sini Jilbab diletakkan di antara masalah pakaian, tubuh dan kebudayaan. Buku ini cocok dibaca bagi setiap wanita muslimah maupun non-muslimah, untuk membuka pengetahuan yang selama ini distereotipkan negatf bagi wanita muslimah. Kajian ini juga bisa membuka mata kaum feminis, bahwa ternyata jilbab bukan bagian dari ketidakadilan gender dari ajaran agama, karena jilbab bukan hanya ada dalam agama Islam. Bagi wanita muslimah, kajian ini bisa dijadikan wawasan, betapa jilbab ternyata juga dipakai oleh non-muslimah, tentu saja tanpa mengurangi kepercayaan muslimah mengenai disyariatkannya jilbab.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan