Home » » Studi Islam Kontemporer: MASYARAKAT dan NEGARA

Studi Islam Kontemporer: MASYARAKAT dan NEGARA

Written By Amoe Hirata on Rabu, 22 Oktober 2014 | 03.48

Judul Buku                : TIRANI ISLAM Genealogi Masyarakat dan Negara
Judul Asli                   : Dirāsāt Islāmiyyah Mu`āshirah fi al-Daulah wa al-Mujtama`
Peresensi                    : Mahmud Budi Setiawan
Judul Resensi             : Studi Islam Kontemporer: MASYARAKAT dan NEGARA
Penulis                        : Muhammad Syahrur
Penerjemah                : Saifuddin Zuhri Qudsy & Badrus Syamsul Fata
Penerbit                      : LkiS Yogyakarta, Cetakan Pertama, Juli 2003
Tebal                          : 466 halaman
Harga                         : -

           
Buku ini ditulis oleh Muhammad Syahrur.  Seorang insinyur, doktor mekanik kelahiran Damaskus 1938. sekembalinya dari Moskow ia banyak menulis tema tentang al-Qur`an dan Islam. Ia banyak sekali menulis buku yang kontroversial. Ia mempelajari ilmu-ilmu Islam secara otodidak, sehingga tak mengherankan jika nanti karya-karyanya acap kali menuai kontroversi. Diantara karangannya: al-Kitāb wa al-Qur`an-Qirā`ah Mu`āshirah(1990), Dirāsāt Islāmiyyah Mu`āshirah fi al-Daulah wa al-Mujtama`(1994), al-Islām wa al-Īmān-Mandhūmah al-Qiyam(1996), Nahwa Ushūlin Jadīdah li al-Fiqhi al-Islāmi-Fiqhu al-Mar`ah(2000). Ia dikenal sebagai penulis Muslim yang kontroversial, dan acapkali berupaya mendekonstruksi paham keagamaan yang sudah mapan. Dalam buku ini dibahas tema tentang Keluarga, Ummat, Qaumiyyah, Bangsa(syu`ub), Revolusi(tasurah): Transformasi Masyarakat melalui Kesadaran Berkehendak, Kebebasan-Demokrasi-Syura, Negara, dan Tirani beserta produk-produknya. Ciri khas dari berbagai karangannya –termasuk juga dalam buku ini- ialah kecendrungan untuk mendekonstruksi serta mereformasi ajaran-ajaran keagamaan yang menurutnya dipengaruhi oleh interpretasi ulama fiqih yang selama ini menjadi maenstrem.
Pembahasannya terhitung segar dan menarik lantaran banyak menyalahi hal-hal yang sudah pakem atau mainstream di kalangan ulama Muslim. Kalau selama ini ada dua kubu yang saling bertentangan mengenai relasi agama dan negara, dalam buku ini Muhammad Syahrur keluar dari perdebatan mengenai relasi Islam-negara. Syahrur tidak berargumentasi sah tidaknya negara Islam. Namun secara implisit Syahrur mendukung negara sekular, dengan menyebut bahwa negara Islam itu adalah negara sekular. Untuk mendukungnya, Syahrur melakukan sebuah eksplorasi jauh: melaca genealogi negara dalam al-Qur`an. Menurutnya, pertama-tama manusia berkembang sebagai keluarga, belum ada suku dan klan. Perkembangan selanjutnya, manusia berkembang menjadi sebuah klan yang menghimpun antarkeluarga, dan dari klan ini lahirlah sebuah suku. Dari komunitas suku, manusia berkembang menjadi komunitas bangsa(syu`ub).

Syahrur menolak keras mereka yang mengatakan bahwa perkembangan dunia sekarang ini ada dalam posisi bejat, amoral dan mundur ketika mengarah pada konsep negara-bangsa. Dalam perkembangan peradaban konsep negara adalah konsep tertinggi yang lebih berperadaban, setelah melampaui keluarga, klan, dan suku. Menurutnya, syura merupakan gagasan penting yang bisa dijadikan sebagai perangkat bersifat konteks. Syahrur mengakui ada tirani yang selalu dalam negara dan mengalahkan syura, bahkan dalam relasi antara Islam-negara dalam seluruh perkembanganya.  Tirani di sini berarti mekanisme penundukkan atau praktik penundukkan, seperti yang terjadi pada masa Umawiyah dan Abbasiyah. Banyak yang digugat dalam buku ini oleh Syahrur seperti makna jihad yang dipahami secara keliru oleh sebagian muslim tirani dan ortodok. Dalam buku ini juga menggunakan kata-kata kunci yang mencerminkan metode linguistiknya. Salah satu kekurangan buku ini ialah hampir tidak banyak footnote. Beberapa footnote malah berasal dari bukunya sendiri, sehingga patut diragukan keilmiahannya. Adapun diantara kelebihan buku ini tergambar pada otentisitas pemikiran, dan kekuatan refleksi yang tajam. Buku ini cocok dibaca bagi siapa saja yang ingin mengatahui wacana baru tentang keislaman sekaligus sebagai evaluasi untuk untuk kembali memperdalam ajaran agama yang hanif. Khususnya para da`i harus membaca buku ini untuk diungkap mana kiranya yang tidak sesuai dengan Islam yang hanif, agar tidak meracuni pikiran umat.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan