Home » » Satu Tuhan Seribu Tafsir

Satu Tuhan Seribu Tafsir

Written By Amoe Hirata on Rabu, 22 Oktober 2014 | 04.03

Judul              : Satu Tuhan Seribu Tafsir
Penulis            : Abdul Munir Mulkhan
Penerbit          : KANISIUS
Cetakan          : Kelima, 2011
Kategori         : Pluralisme Agama
Tebal              : 175 halaman
Peresensi        : Mahmud Budi Setiawan

Benarkah doktrin-doktrin agama bersifat final? Konsep-konsep yang dianggap telah baku yang kadang menuai problem seperti kafir-mukmin, surga-neraka, apa tidak bisa dibangun kembali pengertiannya agar lebih toleran dan bisa membangun perdamaian antarpemeluk agama? Menurut penulis, doktrin kesalehan dan dosa, surga dan neraka, serta doktrin tentang iman dan kafir, perlu ditafsir ulang. Iman tidak sekadar percaya pada adanya Tuhan dengan segala sifat-Nya, tapi juga bukti empirik kesediaan menerima pengakuan orang lain atas Tuhan dengan cara mereka. Kesalehan tidak sekadar dilihat dari ritual formal, tapi juga dari kemanfaatan hidupnya bagi orang lain.

Buku ini ditulis oleh Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, S.U., lahir di Jember, Jawa Timur, 13 November1946. Pendidikan Tinggi ditempuh di: IAIN Sunan Ampel Cabang Jember(S1), sedangkan S2 dan S3 di UGM dan pernah di McGill University, Kanada. Ia sekarang menjadi guru besar di Fakultas Tarbiyah UIN Yogyakarta. Ia pernah aktif di Majlis Pendidikan Muhammadiyah, Dewan Penasihat Pusat HAM, Dewan Penasihat LibforALL, Wakil Sekretaris MUI Propinsi DIY. Diantara karangannya: Satu Tuhan Seribu Tafsir, Sufi Pinggiran, Menembus Batas-Batas.

Buku ini ingin mempersoalankan suatu pertanyaan mendasar, yakni mana yang lebih utama , apakah kita harus menunjukkan perilaku islami atau melakukan formalisasi Islam dalam kehidupan aktual sehari-hari? Buku ini membahas bab-bab berikut: Makna Kemahatunggalan Tuhan, Bencana Alam dan Kesalehan Natural, Garapan Islam dalam Kehidupan Singapura, Sufistisasi Relegiositas, Satu Tuhan dan Ajaran-Nya dalam Multitafsir Pemeluk, Empati Kemanusiaan: Inti kesalehan Multikultural, Materialisasi Kesadaran Ilahiah, Pembelajaran PAI berbasis kesadaran ilahah, Pembelajaran agama dalam Kearifan Mitologi Lokal, Kepribadian Berbasis Kesadaran Ketuhanan, Dematerialisasi Kesadaran Ilahi Akar Aksi Kemanusiaan Kenabian, Pengalaman Ketuhanan Autentik dalam Tradisi Lokal, Islam bagi Semua, Solidaritas Kemanusiaan Global, Kearifan Lokal dalam Pembajakan Demokrasi, The Others dalam Sistem Keberagamaan, Peneguhan Misi Kemanusiaan Agama-Agama, Sinkretisisasi Etika Kemanusiaan Agama-Agama: Mencari Solusi Konflik, Kemahaunikan Tuhan dan Kemanusiaan Universial.

Buku ini mencoba melihat akar autentik keberagamaan pemeluk semua agama atau pemeluk suatu agama beda paham. Maksud utamanya ialah membangun kesadaran bersama akan tujuan mulia semua agama dan semua paham keagamaan dalam satu agama. Dengan cara demikian, agar terbuka peluang dan ruang dialog kemanusiaan bagi pemeluk semua agama atau pemeluk satu agama beda paham, sehingga memungkinkan pengembangan praktik keberagamaan yang lebih santun dan manusiawi. Penulis bermaksud mengajak para pembaca untuk selalu mempertanyakan maksud kemanusiaan dalam setiap menjalani ritual atas nama Tuhan.


Dalam buku ini sangat tercium sikap penulis yang mencerminkan sikap seorang pluralis. Ia lebih mementingkan hal-hal yang subtansial daripada simbolik, padahal dalam Islam keduanya sama-sama perlu diperhatikan. Penulis seolah alergi dengan simbolisaso syari`at. Buku ini cocok untuk dijadikan wacana diskusi, bukan untuk dituruti. Karena toleransi yang penulis maksud kadang-kadang kebablasan.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan