Judul : Satu Tuhan Seribu Tafsir
Penulis : Abdul Munir Mulkhan
Penerbit : KANISIUS
Cetakan : Kelima, 2011
Kategori : Pluralisme Agama
Tebal :
175 halaman
Peresensi : Mahmud Budi Setiawan
Benarkah doktrin-doktrin agama bersifat
final? Konsep-konsep yang dianggap telah baku yang kadang menuai problem
seperti kafir-mukmin, surga-neraka, apa tidak bisa dibangun kembali
pengertiannya agar lebih toleran dan bisa membangun perdamaian antarpemeluk
agama? Menurut penulis, doktrin kesalehan dan dosa, surga dan neraka, serta
doktrin tentang iman dan kafir, perlu ditafsir ulang. Iman tidak sekadar
percaya pada adanya Tuhan dengan segala sifat-Nya, tapi juga bukti empirik
kesediaan menerima pengakuan orang lain atas Tuhan dengan cara mereka.
Kesalehan tidak sekadar dilihat dari ritual formal, tapi juga dari kemanfaatan
hidupnya bagi orang lain.
Buku ini ditulis oleh Prof. Dr.
Abdul Munir Mulkhan, S.U., lahir di Jember, Jawa Timur, 13 November1946.
Pendidikan Tinggi ditempuh di: IAIN Sunan Ampel Cabang Jember(S1), sedangkan S2
dan S3 di UGM dan pernah di McGill University, Kanada. Ia sekarang menjadi guru
besar di Fakultas Tarbiyah UIN Yogyakarta. Ia pernah aktif di Majlis Pendidikan
Muhammadiyah, Dewan Penasihat Pusat HAM, Dewan Penasihat LibforALL, Wakil
Sekretaris MUI Propinsi DIY. Diantara karangannya: Satu Tuhan Seribu Tafsir,
Sufi Pinggiran, Menembus Batas-Batas.
Buku ini ingin mempersoalankan
suatu pertanyaan mendasar, yakni mana yang lebih utama , apakah kita harus
menunjukkan perilaku islami atau melakukan formalisasi Islam dalam kehidupan
aktual sehari-hari? Buku ini membahas bab-bab berikut: Makna Kemahatunggalan
Tuhan, Bencana Alam dan Kesalehan Natural, Garapan Islam dalam Kehidupan
Singapura, Sufistisasi Relegiositas, Satu Tuhan dan Ajaran-Nya dalam
Multitafsir Pemeluk, Empati Kemanusiaan: Inti kesalehan Multikultural,
Materialisasi Kesadaran Ilahiah, Pembelajaran PAI berbasis kesadaran ilahah,
Pembelajaran agama dalam Kearifan Mitologi Lokal, Kepribadian Berbasis Kesadaran
Ketuhanan, Dematerialisasi Kesadaran Ilahi Akar Aksi Kemanusiaan Kenabian,
Pengalaman Ketuhanan Autentik dalam Tradisi Lokal, Islam bagi Semua,
Solidaritas Kemanusiaan Global, Kearifan Lokal dalam Pembajakan Demokrasi, The
Others dalam Sistem Keberagamaan, Peneguhan Misi Kemanusiaan Agama-Agama,
Sinkretisisasi Etika Kemanusiaan Agama-Agama: Mencari Solusi Konflik,
Kemahaunikan Tuhan dan Kemanusiaan Universial.
Buku ini mencoba melihat akar
autentik keberagamaan pemeluk semua agama atau pemeluk suatu agama beda paham.
Maksud utamanya ialah membangun kesadaran bersama akan tujuan mulia semua agama
dan semua paham keagamaan dalam satu agama. Dengan cara demikian, agar terbuka
peluang dan ruang dialog kemanusiaan bagi pemeluk semua agama atau pemeluk satu
agama beda paham, sehingga memungkinkan pengembangan praktik keberagamaan yang
lebih santun dan manusiawi. Penulis bermaksud mengajak para pembaca untuk
selalu mempertanyakan maksud kemanusiaan dalam setiap menjalani ritual atas
nama Tuhan.
Dalam buku ini sangat tercium
sikap penulis yang mencerminkan sikap seorang pluralis. Ia lebih mementingkan
hal-hal yang subtansial daripada simbolik, padahal dalam Islam keduanya
sama-sama perlu diperhatikan. Penulis seolah alergi dengan simbolisaso
syari`at. Buku ini cocok untuk dijadikan wacana diskusi, bukan untuk dituruti.
Karena toleransi yang penulis maksud kadang-kadang kebablasan.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !