Di zaman modern saat ini, perkembangan
teknologi semakin hari begitu pesat. Kepesatannya sangat memengaruhi manusia,
baik dalam bersikap maupun berlaku. Kalau dahulu yang namanya berbicara, curhat,
dan mengobrol, itu hanya bisa dilakukan melalui pertemuan langsung, atau dengan
perantara lain berupa: memerintah orang untuk menyampaikan sesuatu atau dengan
mengirim surat. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka curhat tak perlu
bertemu langsung. Curhat bisa melalui: Yahoo Messenger, Facebook, Tweetter, dan
lain sebagainya yang memiliki kelebihan, cepat, praktis, efisien, sekaligus
menyenangkan. Sejauh apapun manusia tinggal, masih bisa tetap berkomunikasi,
sehingga mau curhat apapun dan dimanapun pasti bisa. Di samping kelebihan yang
dimiliki, alat komunikasi modern ini bila digunakan untuk hal-hal yang negatif,
maka pengaruhnya juga sangat cepat. Kita bisa memperhatikan baik di facebook,
tweetter atau media lain, banyak dijumpai komunikasi yang melampaui batas.
Banyak orang menggunakan media itu untuk menggunjing, merendahkan, menghina,
dan memusuhi orang lain. Bahkan tak jarang yang curhat masalah pribadi,
keluarga ke orang lain yang semestinya harus dijaga dengan baik. Memang permasalahan
pokoknya bukan pada medianya, tapi pada pengguna medianya. Sebagai muslim apa
boleh curhat masalah pribadi ke media sosial yang bisa diketahui banyak orang? Apakah
pantas mengeluh masalah pribadi di media yang bisa dibaca oleh banyak orang?
Setiap
orang punya masalah sendiri-sendiri, dan sangat wajar jiga ingin berbagi dengan
orang lain untuk meringankan beban hatinya, namun jika tidak selektif maka akan
menimbulkan bahaya bagi diri sendiri. Betapa banyak hubungan baik secara
individu maupun sosial yang hancur gara-gara tak bisa menjaga komunikasi. Di
sinilah pentingnya media dan komunikasi disandingkan dengan nilai-nilai agama.
Bila tidak maka kerusakan yang akan terjadi diantara manusia. Mengenai masalah
curhat yang tepat dan benar, ada kisah menarik yang perlu diangkat dalam
tulisan ini. Diriwayatkan dari Umar, (suatu ketika) ia berjalan dengan seorang
wanita tua, lalu wanita itu memintanya berhenti, berhentilah Umar seketika itu juga.
Ada seorang laki-laki bertanya: “Wahai amirul mukminin! Apakah andah
menangguhkan urusan orang (hanya) karena wanita ini”. Lalu Umar menjawab: “Celakalah
kamu, kamu tahu siapa dia? Ini adalah seorang wanita yang aduannya terdengar
dari atas tujuh langit, ini Khaulah yang Allah menurunkan ayat al-Qur`an
berkaitan dengannya: Sesungguhnya Allah telah mendengar Perkataan
wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan
(halnya) kepada Allah. dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua.
Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat(Qs. Al-Mujâdilah:
1)[Hr. Ad-Dârimi, Baihaqi].
Dialah Khaulah binti Tsa`labah,
wanita agung yang curhatnya menembus tujuh langit. Peristiwa curhatnya
diabadikan Allah dalam al-Qur`an pada Surah al-Mujâdilah ayat satu. Ia tahu
betul apa yang harus dicurhatkan, dengan siapa harus curhat, kenapa harus
curhat dan bagaimana harus curhat. Karena yang dicurhatkan adalah masalah
keluarga (yaitu masalah dhihâr yang disampaikan suaminya yang bernama `Aus bin
Shamit.). Ia curhat kepada orang yang tepat, yaitu: Rasulullah shallallâhu
`alaihi wasallam, manusia agung, manusia pilihan yang sangat bisa dipercaya
bisa menjaga rahasianya. Ia curhat karena ingin menyelesaikan masalah keluarga,
yaitu dhihâr (dalam tradisi jahiliyah, dhihâr statusnya sama dengan talak,
karena itu sebagai istri shalihah, ia harus segera mengadukan masalah ini
kepada orang yang tepat biar masalahnya cepat selesai). Ia curhat dengan cara
yang baik dan santun sembari tetap segera mendapat jawaban yang cepat dari
Rasulullah shallallâhu `alaihi wasallam. Hasilnya sangat fantastik.
Khaulah bukan saja mendapatkan jawaban yang bagus bahwa dhihâr tak teranggap
talak, dan harus membayar kaffarah(tebusan seperti yang terdapat dalam
surat al-Mujâdilah ayat 3-4), curhatnya tembus tujuh langit (didengar Allah),
dan segera turun ayat yang berkaitan dengan masalah yang sedang ia curhatkan. Anda
bisa membayangkan, betapa bahagianya hati Khaulah, karena peristiwa yang ia
adukan ke Nabi, didengar dan diabadikan dalam al-Qur`an. Sama bahagianya
seperti Zaid bin Haritsah, ketika namanya diabadikan dalam al-Qur`an (Al-Ahzab:
37). Begitu luar biasa. Setiap muslim pasti menginginkannya.
Masalahnya sekarang ialah apakah
setiap orang mampu melakukan seperti yang dilakukan Khaulah. Apakah saya, anda,
mereka, dan kita semua mampu melakukannya di tengah godaan teknologi yang
begitu berkembang pesat. Mungkin ada yang menyela: “Ya jelas mampulah si
Khaulah. Kan pada zamannya teknologi tidak begitu canggih. Ga ada facebook,
tweetter, bbm dan lain sebagainya. Kalau pasti dia curhat di situ”, na`udzu
billah min dzâlik(semoga kita dilindungi dari ucapan seperti itu). Bahasa
keimanan tak mengenal tempat dan waktu. Orang yang imannya benar-benar teguh
tak akan tergoda walaupun ditempatkan dimanapun dan pada waktu kapanpun. Iman
teguh itu lintas waktu dan dimensi. Mungkin kalau tergoda iya, tapi nilai-nilai
yang dipegang, tak sampai membuatnya melewati batas. Iman sendiri, disamping
bermakna percaya, ia juga bermakna menentramkan dan mengamankan. Jadi, mukmin
sejati tidak akan melanggar batas-batas agama, yang membuat diri dan orang lain
merasa terganggu dan tidak aman baik dengan lisan maupun perbuatan. Peristiwa
yang dialami oleh Khaulah, memberi pelajaran penting kepada setiap muslim untuk
hati-hati dalam bercurhat. Setiap muslim harus benar-benar hati-hati, dengan
siapa bercurhat, bagaimana bercurhat, dan kenapa bercurhat. Peristiwa yang
dialami Khaulah seolah memberi nasehat: “Bagi siapa saja yang ingin bercurhat,
harus tahu kapan, bagaimana, kenapa, dan dengan siapa bercurhat. Hasilnya pasti
baik dan akan menyelesaikan masalah, dan akan dimudahkan oleh Allah ta`ala”.
Pertanyaan terakhir yang perlu dijawab ialah: Sudahkan anda bercurhat dengan
orang yang tepat, alasan tepat, dan cara tepat? Saya berharap semoga curhatan
anda bisa menembus tujuh langit, sebagaimana Khaulah binti Tsa`labah.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !