Oleh: Mahmud Budi
Setiawan
PENGENALAN
AL-QUR`AN:
Ketika
penduduk dunia berada di ambang kehancuran, terombang-ambing dalam kegelapan,
terperosok ke dalam jurang kemaksiatan,
terjerumus ke dalam nafsu angkara, Allah subhanahu wata`ala
memilih manusia agung dan termulia untuk diamanahi menyampaikan risalah
dari-Nya. Saat itu, kebaikan hampir tak bisa dijumpai dalam bentuk masal,
kebaikan terpencar-pencar di mana-mana bahkan hampir tercerabut dari hati semua
manusia. Karena itulah, kedatangan Muhammad di tengah-tengah mereka laksana air
segar yang menghilangkan dahaga, laksana cahaya yang menyinari kegelapan,
laksana hujan yang menyirami ketandusan jiwa. Beliau dibekali dengan Kitab Suci
Abadi bernama Al-Qur`an.
Al-Qur`an
turun bertepatan dengan bulan Ramadhan, ketika Rasulullah pertama kali menerima
wahyu di gua Hira`. Ia turun secara berangsur-angsur selama 23 tahun sebagai
petunjuk bagi seluruh manusia. Kehadirannya memenuhi harapan manusia menuju
kehidupan yang dipenuhi petunjuk Allah. Setelah berabad-abad turun sebagai
petunjuk manusia, para ulama` muslim mencoba mendefinisikannya sebagai: Kalam
Allah yang diturunkan kepada Muhammad melalui malaikat Jibril, diriwayatkan
secara mutawatir, membacanya dinilai ibadah, dimulai dari surat Al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat An-Naas. Sebagai nilai, Al-Qur`an akan abadi sepanjang
masa. Bagaimana tidak, Allah sendiri yang menjamin pemeliharaannya. Siapa saja
yang menjadikannya sebagai pedoman hidup maka akan berhasil meniti shirat mustaqim
menuju kehidupan abadi di akhirat. Al-Qur`an terdiri dari 323670 huruf, 77439
kata, 60 hizb, 240 rubu`, 6236 ayat, 114
surat, dan 30 juz.
PESONA
AL-QUR`AN:
Al-Qur`an
memiliki pesona yang begitu dahsyat. Ketika pertama kali turun di Arab, banyak
sekali yang terpesona dengan isinya. Andai saja kecongkakan dan kesombongan
tidak menguasai hati, pasti mereka akan jatuh cinta dan langsung menerima
petunjuknya. Jubair bin Muth`im ketika mendengar Nabi membaca Al-Qur`an ia
berkomentar: hampir saja hatiku terbang. Walid bin Mughirah pemuka bani
Makhzum mengomentari Al-Qur`an: “Demi Allah sesungguhnya Al-Qur’an itu
mempunyai kesyahduan dan kelezatan yang nikmat serta keagungan. Yang paling
bawahnya sejuk dan segar, sedang bahagian atasnya enak dan lezat. Sungguh
tinggi sekali dan tiada tandingnya dan ia mengalahkan apa yang selainnya. Pasti
bukan dari perkataan manusia”. Thufail bin Amru Ad-Dusi tak kuasa menyumbat
telinganya ketika mendengar bacaan Al-Qur`an Nabi.
Usaid
bin Khudair dan Sa`ad bin Mu`adz ketika mendengar bacaan Mush`ab bin `Umair
langsung jatuh cinta pada Al-Qur`an. Ketika Utbah bin Rabi`ah dikirim untuk
merunding Rasulullah, ia merasa takjub dengan Al-Qur`an setelah di akhir
perundingan Rasul membaca Al-Qur`an. Para kafir Qurays hanyut terpesona ke
dalam irama bacaan Rasul ketika shalat di samping ka`bah memcaca surat An-Najm.
Ketika sudah sampai pada ayat sajadah(sujud) Nabipun sujud, secara tak
sadar karena asyik dengan Al-Qur`an mereka juga ikut sujud berbarengan. Setelah
sujud baru mereka mengingkarinya. Antara hati dan anggota tubuh tak
bersesuaian. Abu Bakar adalah sahabat yang gampang menangis ketika membaca
Al-Qur`an. Suatu ketika, ia shalat di mushalla samping rumahnya dengan suara
nyaring sembari membaca Al-Qur`an, tanpa sadar ternya istri-istri kaum kafir
Qurays beserta anak-anaknya mengerumuninya dari belakang karena terpesona
dengan Al-Qur`an. Fudhail bin `Iyadh seorang penyamun, perampok taubat kerena
Al-Qur`an.
KEUTAMAAN
Al-QUR`AN:
1. Yang belajar dan mengajarkannya mendapat kemuliaan
menjadi orang terbaik.
2. Pembacanya diibaratkan seperti buah jeruk dan
kurma. Buah jeruk semerbak baunya,
rasanya enak. Buah kurma tak berbau, rasanya manis.
3. Hasad yang dibolehkan ialah hasad pada orang
yang diberi anugerah (memahami Al-Qur`an) kemudian dibaca siang dan malam
ketika shalat.
4. Yang mahir membaca Al-Qur`an mendapat
kemuliaan bersama malaikat yang mulia Jibril. Yang tak lancar mendapat dua
ganjaran.
5. Bisa memberi syafa`at pada hari kiamat pada
ahlinya.
6. 10 ayat awal dari surat Al-Kahfi bisa melindungi
diri dari fitnah Dajjal.
7. Al-Ikhlas setara dengan spertiga Al-Qur`an.
8. Al-Qur`an bisa mengangkat dan menjatuhkan
derajat suatu kaum.
9. Yang berpegang teguh padanya tidak akan
tersesat selamanya.
10. Setiap huruf dari Al-Qur`an dihitung satu
ganjaran. Satu ganjaran dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat.
KEISTIMEWAAN
AL-QUR`AN:
1. Berasal dari Allah. Bisa dijamin
orisinalitasnya, karena 100 % dari Allah ta`ala.
2. Senantiasa terpelihara. Allah sendiri
menjamin akan menjaganya[Al-Hijr: 9].
3. Mu`jiz(menakjubkan).
Mukjizat terbesar. Orang Arab yang pakar sya`ir tak mampu membuat seperti
Al-Qur`an.
4. Jelas dan mudah. Sesungguhnya Kami
mudahkan Al-Qur`an untuk diingat siapakah yang mau mengambil peringatan[Al-Qamar:
17, 22, 32, 40].
5. Kitab semua agama.
6. Kitab seluruh zaman. Kitab yang abadi.
7. Kitab seluruh manusia[Al-Baqarah: 185].
Al-Qur`an diturunkan pada bulan Ramadhan sebagai petunjuk untuk manusia.
BAHAYA
MENINGGALKAN AL-QUR`AN:
1.
Hati
menjadi keras.[Ar-Ra`du: 28].
2.
Dikuasai
dan dikalahkan setan beserta pengikutnya.
3.
Tidak
mendapat kemuliaan dan keutamaan Al-Qur`an.
4.
Tidak
mendapat syafaat Al-Qur`an pada hari kiamat.
5.
Sunnah
menjadi mati, bid`ah menjadi hidup.
6. Hawa nafsu semakin meraja lela, ilmu semakin
minim, kebodohan menyebar di mana-mana.
TIPS
‘LEBIH INTIM’ BERSAMA AL-QUR`AN:
Untuk
menjalin hubungan intim, erat, dan akrab bersama Al-Qur`an ialah dengan
menjalankan 8M:
Pertama : Menyadari
keagungan dan keindahannya. Tanpa menyadari keindahan dan keagungannya maka
mustahil akan bisa lebih intim bersama Al-Qur`an.
Kedua : Mengenali
sejarahnya. Pengetahuan terhadap
sejarah Al-Qur`an akan menjadikan hubungan seseorang lebih intim dengannya.
Ketiga : Membaca
isinya. Membaca Al-Qur`an akan membuat hati menjadi tentram dan tenang.
Ketentraman dan ketenangan merupakan efek dari keintiman.
Keempat : Menyimak
isinya. Mendengar dan menyimak Al-Qur`an akan menumbuhkan hubungan yang
lebih erat, mesrah dan akrab.
Kelima : Menguasai
bahasanya. Dengan menguasai bahasa berarti telah memiliki kunci untuk
membukat pintu keintiman bersama Al-Qur`an.
Keenam : Memahami
maksudnya. Setelah menguasai bahasanya, kita akan lebih mudah untuk
memahami. Memahami Al-Qur`an akan membuat kita semakin erat dengan Al-Qur`an.
Ketuju : Merenungi
isinya. Merenungi berarti usaha untuk mengenal lebih dalam. Dengan
merenunginya maka peluang untuk lebih intim semakin besar.
Kedelapan : Mengamalkan
isinya. Dengan mengamalkan isi Al-Qur`an hubungan kita bersamanya semakin
baik dan intim.
Sumber
Bacaan:
Riyaadhus
Shalihin, Imam Nawawi. Kaifa nata`amal ma`al Qur`an, syaikh Qordhowi, sirah
nabawiyah, Dr. Ragib As-Sirjani. Al-Fawaa`id, Imam ibnu Qoyyim.
Sumengko, 13
Juli 2013
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !