Home » » Nasihat Untuk Pemuda Muslim

Nasihat Untuk Pemuda Muslim

Written By Amoe Hirata on Selasa, 03 Juni 2014 | 23.33


Para pemuda memiliki kewajiban besar terhadap umat Islam. Pemuda bagaikan pilar umat. Kemuliaan dan kehormatan umat, tergantung pada mereka. Para pemuda harus mengetahui tanggung jawab besar yang dibebankan pada pundak mereka. Di samping itu, juga harus menunaikan kewajiban, sesuai dengan syariat Allah Azza Wajalla. Supaya bisa bangkit, kita mendapat banyak sekali suri tauladan dari kisah Rasulullah, beserta sahabat-sahabatnya. Demikian juga melalui kisah-kisah mereka kita bisa membebaskan umat dari kehinaan dan kerendahan menuju keagungan, kemuliaan, kemenangan dan kekokohan.

Aneka Ragam Ambisi Pemuda Muslim:

Saya berlindung pada Allah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji hanyalah milik Allah. Kita memuji, minta pertolongan, minta ampun, minta petunjuk pada-Nya, serta kita berlindung pada-Nya dari kejahatan diri kita dan keburukan amal kita. Sesungguhnya barang siapa diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya, dan barang siapa disesatkan oleh-Nya maka tidak ada satupun yang bisa memberinya petunjuk. Sayabersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nyam dan sayabersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Adapun sesudahnya.

Selamat datang pada pertemuan yang baik dan (penuh) berkah ini. Saya memohon pada Allah azza wajalla supaya menjadikan pertemuan ini (dimasukkan) dalam timbangan kebaikan kita semua. Nasihat ini diberikan kepada pemuda Islam. Mereka merupakan (aset) yang sangat berharga yang dimiliki umat. Secara umum umat (manusia) memiliki (potensi) kemampuan yang banyak: (diantaranya) bidang keuangan, militer, geografis, strategis (dan semacamnya). Akan tetapi (aset) yang paling berharga yang dimiliki oleh umat ialah (aset dalam bidang) kemanusiaan. Pemuda merupakan (aset) paling berharga dari sekian (aset) yang disebutkan tadi. Dengan melihat pemuda, anda bisa memprediksi masa depan umat.  Kalau kita melihat pada (realita) pemuda Islam, apa yang akan kita prediksi terhadap masa depan (mereka)? Tidak perlu menjawab soal ini, tapi mari kita (melihat) kembali hasil riset yang telah saya buat di antara pemuda pada salah satu perguruan tinggi. Pernah saya mengadakan seminar pada satu fakultas, temanya: “problematika pemuda”. Fakultas ini sebagai gambaran (yang bisa merepresentasikan) bagian pemuda muslim, bagian dari dunia Islam.

Apa (gerangan) problem pemuda muslim? Ketika para pemuda diberi kesempatan berbicara untuk menyampaikan problem, sebagian besar mereka menjawab: Sayatakut menjadi pengangguran, takut lulus kuliah kemudian tak mendapat pekerjaan, meski dapat pekerjaan, saya tidak (bisa) menentukan (pekerjaan yang sesuai) dengan keahlianku, akibat intervensi faktor suap, nepotisme, mediasi dan lain sebagainya. Sejumlah pemuda yang lain menyatakan: problem kita ialah terlambat menikah, saya tidak bisa menikah kecuali pada usia 30 atau 35 tahun, kadang-kadang sampai pada usia 40 tahun. Artinya: sayatidak akan nikah sebelum menjadi orang. Maka (untuk menjadi orang) dengan (jangka waktu) 20-30 (tahun) baru bisa menikah, dengan demikian ia kehilangan masa mudanya yang produktif. Sebagian lagi ada yang mengatakan: campur-baur antara laki-laki dan perempuan begitu parah  berdampak negatif dan besar pada masyarakat. Sebagian lagi ada yang berujar: tersebarnya obat-obatan terlarang merupakan problem yang sangat krusial yang dihadapi para pemuda pada beberapa perguruan tinggi Mesir; pada beberapa universitas Islam di negara Islam. Masalah ini secara logis benar-benar tidak terprediksikan.

Sebagian yang lain mengutarakan: (terjadi) kesenjangan yang dahsyat antar generasi. Saya tidak bisa memahami ibu dan bapakku, sedangkan ibu bapakku juga tak bisa memahamiku; saya tidak bisa memahami guruku, guruku juga tak memahamiku. Di sana ada kesenjangan yang begitu besar antara kami , generasi sebelum kami, serta generasi sesudah kami. Terjadi perubahan besar-besaran pada masyarakat kami.  Ada juga yang berkata: masalahku ialah onani. Pemuda semacam ini sudah kehilangan kontrol secara keseluruhan terhadap syahwatnya. Sedangkan pemuda yang satu ini atau beberapa pemuda lain masalahnya ialah keterbelakangan studi, dan kesusahan sistem pengajaran, sembari merasa bahwa tidak ada pelajaran yang berarti untuk dipelajari. Akan tetapi hal itu dikhawatirkan oleh otaknya sampai diselenggarakannya ujian, setelah ujian ia lupa pada apa saja yang telah diujikan. Di antara mereka masalahnya ialah dengan teman wanita yang mempunyai ikatan secara emosional, akan tetapi tetap saja waktu nikah tertangguhkan, ia tidak mengerti apa yang harus dilakukan. Sebagian yang lain masalahnya ialah masalah ekonomi, tidak ada harta dan harapan untuk memiliki harta.

Ini merupakan contoh dari sekian banyak masalah yang disampaikan kepadsayapada lembaran kertas yang sayakumpulkan atau yang dekat darinya. Meskipun sebagian besar masalah-masalah ini merupakan masalah serius, hanya saja sayasangat frustasi karena masalah-masalah tersebut merupakan masalah pemuda muslim. Apa masuk akal, tidak ada satupun pemuda yang mengatakan: Problemku yang serius ialah di sana banyak sekali negara-negara Islam yang terjajah oleh musuh-musuh Islam, saya tidak tahu ama yang (mesti) saya perbuat untuk (negara-negara terjajah) seperti: Palestina, Irak, Afghanistan, Checnya, Kasmir dan lain sebagainya?. Tidak ada satupun yang mengatakan: Masalah saya ialah tidak ada negara Islam di muka bumi ini yang (benar-benar) menerapkan syari`at Allah ta`ala dengan penerapan yang sebenarnya? Tidak ada satupun yang menyatakan: Masalah saya ialah di sana banyak serangan-serangan media yang sedemikian sengit terhadap Islam, sedangkan saya (sendiri) tidak bisa membantahnya dengan bantahan yang memuaskan?. Tidak ada seorangpun yang berujar: Masalah saya ialah banyak situs-situs internet yang memuat cemoohan terhadap Rasulullah dengan gambaran yang jelak, sedangkan situs-situs ini berkembang semakin banyak dan tak terhitung?. Tidak ada pemuda yang berkata kepada saya: bahwa masalah saya ialah kondisi kefakiran, kebodohan, dan keterbelakangan yang merambah ke segenap negeri-negeri Islam? Tidak ada satupun pemuda yang mengutarakan pada saya: bahwa masalah saya ialah hutang yang sedemikian menumpuk (mengakumulatif) pada umat Islam, yang membuat mereka berjalan pada jalan yang kelam menuju yang lebih kelam?. Tidak ada satupun yang berkata: Masalah saya ialah kedzaliman yang terjadi atas wilayah umat Islam dari ujung ke ujung?. Dan tidak ada seorangpun yang berkata pada saya: Masalahku ialah bahwa di dunia ini banyak sekali orang yang belum mendengar agama Islam, atau mendengar tapi penuh dengan distorsi, penyimpangan dan perubahan.

Wahai para  pemuda Islam, apakah di antara kalian tidak ada orang yang  bijaksana? Jadi, masalah-masalah ini milik siapa? (Saya bertanya-tanya) Siapa gerangan yang bisa memecahkan masalah umat Islam? Apakah yang akan mengatasinya ialah orang tua yang usianya 50 tahun atau 60 tahun? Apakah masalah ini akan diatasi oleh Barat? Apakah akan diatasi oleh penduduk Amerika Serikat atau IMF(Dana Moneter Internasional)? Wahai para pemuda siapa (yang bisa mengatasi) masalah-masalah umat Islam? Kalian tahu, apa sebenarnya masalah terbesar umat Islam? Masalah paling besar ialah hilangnya ambisi, serta  rusaknya target/tujuan. Mimpi (kebanyakan orang berubah haluan) menjadi istri, rumah, mobil, perusahaan. (sebenarnya) itu bukan mimpi yang jelek, akan tetapi tidak benar jika dijadikan sebagai semua impian. Bahkan ada sebagian pemuda yang ambisinya ialah mendapatkan ponsel, cincin, ruangan, teman cewek, cerita, filem, serta drama yang baru. Mungkin  anda membaca di koran-koran tentang filem fiksi(komik, animasi) yang keuntungannya mencapai 20 juta Pound Mesir. Siapa gerangan yang membayar semua ini? (ternyata) yang membayarnya ialah para pemuda muslim. Kadang-kadang ada para pemuda yang merugikan teman-temannya karena pertandingan sepak bola, sedangkan sebagian yang lain membuat mobil-mobil macet di jalan, karena gembira atas kemenangan klub/tim  olahraga (yang didukungnya), sebagian yang lain ada yang memasuki stadion olahraga sembari membawa banyak batu, untuk apa? –kalau para pemuda di Palestina menggunakan batu untuk melempar tank-tank Yahudi- sedangkan para pemuda di Mesir menggunakan batu untuk melempar suporter klub lawan main, menyerang tetangga, teman serta karibnya, padahal agama, akidah, tempat tinggal, negeri, tingkatan umur, dan tingkat kebudayaannya relatif sama. Akan tetapi (karena) mereka berbeda dalam mendukung tim, maka terjadilah bencana, lempar-melempar batupun tak bisa dihindarkan. Apa yang terjadi wahai para pemuda muslim? Apa ini karena kami keras  atau sayang pada kalian? Apakah kalian menganggap bahwa kami membebani di luar batas kemampuan kalian? Apakah kalian ternyata sebagaimana yagn dirumorkan: masih anak-anak?. Sebenarnya anak-anak itu ialah pada umurnya apa pada pikiran, pemahaman, agama, akhlak, serta tujuannya? Siapa yang dikatakan sebagai anak kecil?

Para pemuda, saya ingin memberitahu kalian maklumat yang sangat penting sekali: Jika anak-anak sudah mencapai usia baligh maka dia sudah menjadi mukallaf(dikenai beban syari`at). Maksudnya: setiap langkah, gerak, dan diamnya itu dihisab. Allah ta`ala Yang Menciptanya tahu betul kemampuan dan potensinya. Jika melanggar tidak shalat maka ia akan dikenakan sanksi berupa api neraka pada hari kiamat. Jika mengkonsumsi obat-obatan terlarang  maka akan disiksa di akhirat. Jika melanggar kehormatan orang demikian pula agama maka akan diadzab pada hari kiamat. (Ketika) sudah baligh maka seorang anak sudah dikenai beban syari`at. Jadi sangat tidak pantas jika keinginan siswa tingkat SMA seperti keinginan anak-anak, (sama sekali) tidak. Ia sudah tidak disebut anak-anak lagi, ia sudah menjadi laki-laiki dewasa. Tidak pantas pula bagi para mahasiswa menghabiskan waktunya selama kuliah untuk musik, pesta pora, (nonton)biokop, jalan-jalan ke Cornice(jalan di kaki gunung), main video dan biliard, (sama sekali) tidak pantas.  Kamu bertanggung jawab atas waktu yang dilalui,  dan akan diperhitungkan. Masa muda adalah masa yang akan dipertanggungjawabkan pada hari kiamat, sebagaimana yang dikabarkan Rasulullah : “dan dari (masa)mudanya untuk apa dihabiskan”. Masa muda akan ditanya dengan pertanyaan yang dalam, karena Allah ta`ala menganugerahkan padamu pada masa muda pemberian yang besar. Kedalaman soal sesuai dengan (besarnya) nilai nikmat(yang diberikan). Kamu diberi nikmat yang besar pada masa mudam, berupa kesehatan, kekuatan, pikiran, akal, serta berbagaimacam potensi yang akan dipertanggung jawabkan. Kemudian kenapa kamu tidak  sadar akan kemampuan dan potensimu? Apa sebenarnya kamu masih bocah? Tidak wahai saudaraku. Islam memandangmu dengan pandangan yang sama sekali berbeda dari pandangan orang  pada umumnya, bahkan sama sekali berbeda dengan pandanganmu secara pribadi terhadap dirimu.

Para Sahabat Muda adalah Pembawa dan Penyebar Agama Islam.

Tatkala Rasulullah shalallahu `alaihi wasalllam  diutus, dakwah diarahkan kepada siapa? Siapakah orang-orang yang mengemban kewajiban agama ini? Siapakah yang diamanahi membawa risalah Islam? Siapakah yang diandalkan dalam merubah tatanan kehidupan di seluruh Makkah, bahkan merubah tatanan kehidupan di seluruh bumi? Bukan saja pada zamannya saja tapi hingga hari kiamat. Siapakah mereka( dan orang-orang yang beriman paling dahulu)[Q.s. Al-Waqi`ah: 10]? Siapakah mereka yang akan menghadapi Makaah dan para tiran di muka bumi, dan kemudian setelah itu menghadapi Kisra(Pemimpin Persia) dan Kaisar(Pemimpin Romawi)? Siapa mereka yang akan berenang melawan arus pada segenap penjuru wilayah musyrik di bumi?  Saudara sekalian, lihat kembali pada sirah, bacalah sejarah Zubair bin Awwam, berapa umurnya? 15 tahun. Thalhah bin Ubaidillah 16 tahun. Sa`ad bin Abi Waqash, 17 tahun. Al-Arqam bin Abi Al-Arqam, 16 tahun.  Pada kajian sirah, mereka sudah pernah saya bahas. Arqam bin Abi Arqam berasal dari klan Makhzum, meski demikian tidak sampai membuat Arqam berpaling dari keputusan berani ini, malah ia menjadikan rumahnya sebagai markas untuk Rasulullah shallalahu `alaihi wasallam beserta sahabt-sahabatnya 13 tahun berturut-turut, padahal umurnya baru 16 tahun. Semua sahabat tersebut kalau pada zaman kita usiaanya masih di tingkat SMA. Bagaimana kalau pada tingkat universitas?. Kita mendengar nama Zubair, Thalhah, Sa`ad mungkin kita menyangka kita berinteraksi dengan orang yang sangat besar. Memang mereka benar-benar besar, akan tetapi bukan pada umurnya tapi pada kedudukan, akal, kesungguhan, iman, amal, serta akhlaknya. Merupakan orang besar dengan pengertian tersebut, sedang usianya masih 16 atau 17 tahun. Inilah para pemuda dalam Islam. (Coba perhatikan sahabat) ini, Zaid bin Tsabit radhiyallahu `anhu seorang anak yang usianya 13 tahun, apa(kiranya) yang dia pikirkan? Maksudnya: usia 13 tahun baru kelas satu SMP . Zaid bin Tsabit mendengar bahwa tentara kaum muslimin mau berangkat menuju Badar, lalu tergerak pada hatinya antusiasme dan fanatisme terhadap agama ini, lalu ia membawa pedang, sedangkan pedang Zaid lebih panjang dari dirinya, ia pergi untuk bergabug dengan tentara muslim. Kalau kamu berusaha dengan sekuat tenaga supaya bisa lari dari tentara, sedangkan Zaid membawa pedang dengan senang hati, padahal ia tidak dibebani hal demikian selama belum baligh, ia pergi menuju tentarai kaum muslimin. Akan tetapi yang penuh kasih terhadap umatnya dan bijaksana dalam mengatur tentaranya menolak Zaid seraya berkata: Nak, kamu masih kecil. Tergerak pada hatinya gairah/semangat  yang tidak bisa dialami oleh kebanyakan pemuda dan orang-orang dewasa, padahal ia masih kecil. Kembalilah Zaid bin Tsabit yang masih bocah ke ibunya sembari menangis, karena Rasulullah melarangnya (berpartisipasi) jihad, akan tetapi ibunya yang (mempunyai jiwa) pendidik, berakan serta paham terhadap agama, membesarkan hatinya dengan mengatakan: Jangan sedih, kamu bisa membatu Islam dengan cara yang lain. Berdedikasi pada Islam merupakan ambisi dan tujuan. Ia melanjutkan: Kamu pandai menulis, serta banyak hafal suratsurat Al-Qur`an, engkau bisa berkontribusi pada Rasulullah pada bidang ini. Lantas ibunya datang bersama kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam lalu Zaid dijadikan sebagai Penulis wahyu, dan ia belajar bahasa Arab, dan Suryani, kemudian ia menjadi penerjemah Rasulullah shallalahu `alaihi wasallam sedang usianya 13 tahun. Menjadi penerjemah Rasul pada umur awal tingkat SMP sekarang.

Kisah Fir`un Umat Ini.

Apakah kalian tahu kisah terbunuhnya Fir`aun umat ini. (Dia lah) Abu Jahal semoga Allah senantiasa melaknatnya, ia merupakan orang yang sangat melewati batas di Makkah, (ia merupakan) pemimpin, panglima tentara Makkah dalam perang Badar. Mari kita dengar (secara langsung penuturan) Abdurrahman bin `Auf R.a  yang mengenai kisah ini sebagaimana yang terdapat dalam Shahih Bukhari dan di sirah ibnu Hisyam. Abdurrahman bin `Auf menceritakan: Pada perang badar aku berada pada barisan (pasukan), ketika aku menoleh tiba-tiba di kanan kiriku ada dua pemuda yang masih sangat muda, sampai-sampai aku khawatir pada keamanan  keduanya. Di kanan ada Mu`adz bin `Amru bin al-Jamuh, sedangkan di kiri ada Mu`awwidz bin `Afra` . Yang satu berumur 14 tahun, yang satu lagi berusia 13 tahun, tapi keduanya nampak (mempunyai) badan yang besar, karena itulah Rasulullah menerimanya ikut serta berjihad, sedangkan Zaid tidak diterima sebagaimana yang kita bincangkan tadi. Abdurahman bin `Auf melanjutkan: Salah satu dari keduanya berbisik kepadaku, yaitu: Mu`adz bin `Amru bin Al-Jamuh bertatanya dengan suara lirih supaya tidak diketahui sahabatnya, karena ia ingin lebih dahulu dalam kebaikan apapun, - (coba bayangkan) apa yang akan dilakukan oleh anak yang usianya masih 14 tahun? – Mu`adz berkata: Wahai paman, Tunjukkan padaku (di mana) Abu Jahal? Akupun menjawab: Nak, apa yang akan kamu lakukan? Maksudnya: Kamu bertanya tentang pemimpin kaum musyrik, orang paling besar pada tentara kaum musyrik. Ia menjawab: Aku mendapat kabar bahwa dia mencela Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam. Merupakan bencana yang sangat besar menurut Mu`adz bin `Amru bin Al-Jamuh bahwa ia mendengar orang –betapa besarpun orang ini- meskipun itu Abu Jahal sendiri, selama ia mencela Rasulullah, maki ini masalah Mu`adz bin `Amru bin Al-Jamuh- Lalu ia berkata: Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika aku melihatnya bayang-bayangku tak akan berpisah dari bayang-bayangnya hingga siapa yang lebih dahulu mati di antara kami, yakni: Aku tidak akan meninggalkan serta tidak akan berpisah darinya higga salah seorang dari kami mati. Abdurrahman bin `Auf berkata: Maka aku kagum karena jawaban tadi. Kemudian Abdurrahman melanjutkan kisahnya: Sedangkan sahabat satunya memberikan isyarat dengan kerdipan matanya kepadaku, lalu berkata seperti yang Mu`adz katakan tadi, - (dan pada yang demikian itu maka berlomba-lombalah orang yang ingin berlomba-lomba[Al-Muthafifin: 26]-Salah satunya berumur 13 tahun, sedangkan yang satunya berusia 14 tahu, keduanya sama-sama bersaing dalam rangka membunuh gembong musyrik, Abu Jahal -semoga Allah melaknatnya-. Abdurrahman bin `Auf melanjutkan penuturannya:  Tak lama setelah itu aku melihat Abu Jahal sedang berrkeliling di antara (kerumunan) orang, lalu aku berkata: apakah kalian berdua lihat? Itulah orang yang kalian cari, Abu Jahal. Mu`adz bin `Amru bin Al-Jamuh berkata: Aku mendengar orang, (pada waktu itu) aku Abu Jahal di Harajah. Harajah semacam pohon yang rindang berdaun banyak. Yakni: Abu Jahal dikelilingi oleh para pembesar, disertai tentara bertombak, berpedang yang melindungi Abu Jahal. Mereka berkata: Abu Hakam tidak akan luput(dari perlindungan kami), yakni: semua tentara melindungi Abu Jahal, pemimpin Makkah. Mu`adz bin `Amru bin Al-Jamuh: Tatkala aku mendengarnya, aku jadikan ia (target) benakku, lalu aku fokus menuju ke arahnya. Yakni konsentrasi padanya. Ketika aku tidak bisa sampai padanya, aku angkat pedang lalu aku tebas ia dengan sekali tebasan pedang yang membuat separuh betis kakinya jatuh membuntung. Yakni: Satu kali tebasan bisa membuat setengah betisnya terbang, dan kakinya terpisa secara keseluruhan dari badannya dengan sekali tebasan. Ini perkara yang termasuk agak rumit. – coba tanyakan para dokter yang biasanya melakukan pemotongan betis, apapun levelnya sangatlah sulit ketika memotong tulang- Sedangkan pemuda ini membawa pedang lalu menebasnya dengan sekali tebas membuat betis Abu Jahal jatuh terpotong secara keseluruan (hanya) dengan sekali tebas. Waha para pemuda Islam, (sebenarnya) apa yang sedang kita bicarakan? Yang kita bicarakan ialah mengenai kepiawaian satria pada level tertinggi; tentang keberanian pada puncak terkuatnya; tentang kemahiran berperang degan metode terbaiknya; tentang kuatnya lengan, cermatnya dalam memandang, atau karena jujur dalam berjihad? Wahai para pemuda, sahabat muda ini baru berusia 14 tahun, sekita baru kelas 2 SMP. Kemudian Mu`adz bin `Amru bin Al-Jamuh berkata: Kemudian anaknya yang bernama Ikrimah memukul pundakku. Pada waktu itu Ikrimah bin Abi Jahal masih musyrik ketika dalam perang Badar, kemudia beriman/ masuk Islam pada tahun 9 hijriah. Mu`adz bin `Amru berkata: Ikrima anak Abu Jahal menebas pundakku kemudian tanganku jatuh tertebas-yakni tangannya terpotong- lalu tanganku yang bergantung pada kulit disampingnya. Maksudnya: Tangannya terputus hinggayang tersisa ialah kulitnya. Ia berkata: Sungguh aku berperang seharian sedang aku menarik (tanganku) di belakang. Subhanallah yakni: setelah menebas Abu Jahal dan terputus tangannya, ia tetap berperang di jalan Allah. Para dokter paham dengan baik bahwa orang dalam medan peperangan tidak merasakan sakit, sedangkan yang saya oikirkan ialah apa yang ada dalam otak pemuda yang masih kecil ini, ia tidak cukup dengan membunuh atau menebas  Abu Jahal, karena ambisinya begitu besar, ia terus (melanjutkan) perang dengan orang lainnya, dan senantiasa menolong agama Allah, meskipun setelah tangannya tertebas. Ia melanjutkan: Ketika aku merasa kesakitan aku letakkan tanganku di atas kakiku kemudian aku bentangkan lalu kulempar. Maksudnya: aku potong tanganku, kemudian setelah itu aku berperang, subhanallah!!! Kemudian ia berkata: kemudian Mu`awwidz bin `Afra` berjalan dengannya, ia merupakan rival yang bersaing bersamanya ingin membunuh Abu Jahal, lalu Mu`awwidz menebas Abu Jahal hingga membuatnya kokoh, ia menebas Abu Jahal ketika Abu Jahal kakinya tertebas dan sedang berjalan dengan pincang, karena kakinya terpotong, lalu datanglah Mu`awwidz bin `Afra` Ra padanya lalu menebasnya dengan sekali tebasan, lalu meninggalkannya dalam kondisi sekarat, hingga datang Abdullah bin Mas`ud kemudian menghabisi Abu Jahal, sebagaimana yang kalian ketahui. Kemudian Mu`adz bin `Amru bin Jamuh berkata: Mu`awwidz bin `Afrab terus berperang pada perang Badar hingga mati syahid. Jadi kita sedang membincang tentang orang yang umurnya antara 13 tahun dengan 14 tahun, kalian lihat antusiasme dan fanatisme mereka dalam memerjuangkan agama Allah, kalian lihat gairah dalam membela Rasulullah, kalian lihat persaingan mereka berdua dalam menolong Islam, mereka semua merupakan pemuda muslim.

Kisah Tentang Panglima Pasukan Yang Dipilih Rasulullah Untuk Perang (melawan) Romawi.

Kisah ini berkenaan dengan kisah Usamah bin Zaid R.a. Pada waktu itu ia adalah seorang pemuda yang berusia 18 tahun. Rasul memilihnya menjadi panglima tentara yang besar untuk pergi memerangi Romawi. Pada tentara yang dikomandoinya banyak sekali yang besar den berpengalaman dalam bidang militer, kepemimpinan perang, dan lebih dahulu masuk Islam. Meski demikian mereka semua dikomandoi oleh pemuda yang masi belia ini. Seandainya tugas komando seperti tentara yang besar diberikan pada siswa tingkat SMA, dibawah kendali setiap tentara yang mana di dalamnya ada orang-orang yang handal dan berpengalaman, maka apa yang akan terjadi? Usamah baru berusia 18 tahun, sedangkan dalam komandonya ialah Umar dan sejumlah besar dari sahabat Muhajirin dan Anshar, sedang tentara ini tidak pergi untuk tugas penyelidikan, atau pelatihan, atau untuk tugas yang mudah yang dengan mudah bisa dimenangkan, tidak, tentara ini akan pergi menghadapi pasukan terkuat di muka bumi pada waktu itu, tentara imperium Romawi. Apakah kita sangka bahwa Rasulullah ingin mengantarkan pasukan ini pada kehancuran, atau memang ia mengeti bahwa secara nyata Zaid memiliki potensi, talenta serta kemampuan. Apa (gerangan) yang membuatnya diberi amanah untuk memimpin? Ya, pada usia yang relatif muda, pemuda ini sudah menguasai disiplin seni kewiraan, perang, kepemimpinan/komando, menejemen, fiqih, ilmu serta menguasai sesuatu yang membuatnya layak diberikan tugas yang sangat penting ini. Ini merupakan isyarat dari Rasulullah kepada para pemuda muslim, dan pada semua umat dengan semua levelnya, jangan sekali-kali meremehkan kemampuan pemuda. Pemuda adalah pemimpin umat. Pemuda adalah harapan umat. Pemudah adalah asas kebangkitan umat ini. Usamah bin Zaid R.a bukanlah seorang anak mentri atau panglima, tapi ia hanyalah seorang pemuda yang biasa, anak dari orang yang biasa. Bapaknya ialah Zaid bin Haritsah Ra. Ia merupakan bekas budak yang dimerdekakan Rasulullah. Yakni: Bapaknya dahulu diperjualbelikan.  Usamah juga tak memiliki wajah yang ganteng. Ini sebagai ketetapan bagi para pemuda bahwa unsur hakiki untuk pemuda yang sukses pada dasarnya terletak pada agama, akal, ilmu, dan pengalamannya, selamanya bukan terletak pada ras, suku, nasab, harta, atau ketampanan wajah. Inilah pemuda Islam.

Kisah Abdurrahman An-Nashir dan Pengembalian Bangunan Daulah Islam di Andalusia(Spanyol) Pada Masa Mudanya.

Demikian juga Abdurrahman An-Nashir rahimahullah, kita sudah membicarakannya pada kajian sejarah Andalusia dari Penaklukan hingga Kejatuhan. Bacalah sejarahnya, ikuti langkah-langkahnya, nikmati planing-planingnya, renungkan pendidikan, penyiapan dan pengaturannya, ia menerima daulah yang terpecah-pecah, dan tak beraturan. Dipenuhi gelombang pemberontakan dan fitnah-fitnah. Seluruh penduduk bumi berambisi menaklukannya. Tidak ada sama sekali harapan kalau dilihat dari pandangan manusia untuk bangkit kembali. Lalu ia datang dengan kesabaran yang mengagumkan, ketegaran yang monumental, tekad, kesungguhan, dan keikhlasan yang mengembalikan lembaran-lembaran baru di negeri Andalusia. Mengembalikan karisma ulama, dan pamor tentara Islam; menyatukan barisan; membersihkan negeri dari orang-orang musyrik dan munafik; membangun peradaban yang sangat besar di Andalusia; unggul dalam setiap bidang. Bidang politik, militer, ekonomi, agama, sosial, demikian juga pada bidang arsitektur dan hiburan, pada semua bidang, sampai Andalusia menjadi negara terkuat pada zamannya di muka bumi.  Datanglah semua pembesar-pembesar Eropa untuk meminta kasihnya supaya beruntung mendapat keridhaannya.

Abdurrahman An-Nashir merupakan raja terkuat melebihi raja-raja Eropa pada masa pertengahan. Abdurrahman An-Nashir menerima tampuk kekuasaan pada usia 20 atau 22 tahun, setingkat kuliah tingkat tiga atau empat. Kenapa para pemuda di yang ada di universitas, setelah kuliah menganggap dirinya kecil dalam hal politik, ekonomi, masalah-masalah sosial, perubahan, perbaikan, mencegah kemungkaran dan menyuruh kebaikan? Wahai saudara sekalian yang masih muda, spertiga atau setengah umur kalian sudah berlalu. Ini jika kalian ditakdir hidup sampai umur 50, 60 atau 70 tahun. Haram hukumnya tahun berlalu dihadapan kalian sedang kalian masih tertaut pada permainan, ruangan, teman cewek, kisah sya`ir, mode, televisi, atau tertaut dengan begadang di kedai kopi, klub-klub(malam) kemudian kembali kerumah sebelum fajar/shubuh. Siapa yang akan mengembalikan waktu ini sekali lagi pada kalian? Rasulullah shallahu `alaihi wasallam mengingatkan kalian: (Pergunakanlah dengan baik 5 perkara sebelum datang lima perkara, ia menyebutkan diantaranya: Masa mudamu sebelum masa tuamu. Jika sudah tua, masa muda tidak akan bisa kembali lagi.

Sebab-sebab Kemerosotan Pemuda dan Munculnya Ketidakteraturan serta Kebimbangan di tengah-tengah mereka.

Kita berhenti sejenak seraya bertanya: Kenapa terjadi perbedaan yang sedemikian jauh antara kondisi yang terjadi pada pemuda Islam sekarang dengan yang seharusnya terjadi? Sebenarnya kesalahan tidak hanya bersumber pada para pemuda, akan tetapi kesalahan yang ada adalah kesalahan yang kompleks. Beberapa rangkaian kesalahan yang begitu mengakut ini mengakibatkan kebingungan dan kekacauan . Akan saya paparkan pada ceramah ini empat hal yang menyebabkan kemerosotan pada level pemuda:

Pertama: Ketiadaan Pendidikan Islam Yang Sadar

Pendidikan pada dasarnya berada di rumah dan sekolah. Ketiadaan makna muraqabatullah(merasa diawasi Allah) azza wajalla merupakan sebab inti di balik terjadinya kemerosotan pada level pemuda. jika rumah dan sekolah tidak antusias dalam mengaitkan perilaku anak-anak, pemuda dengan akidah maka akan terjadi kemerosotan berupa hilangnya nilai akhirat, serta hilangnya loyalitas pada akidah ini. Di sana ada bahaya yang sangat besar pada hobi/keinginan pemuda muslim, dan (merupakan) bencana baru yang besar yaitu menghapus pelajaran agama. Kita melihat omongan ini benar-benar terjadi pada saat ini. Pelajaran agama diminta untuk diganti dengan pelajaran nilai-nilai serta akhlak, dengan demikian mengarah pada akhlak secara umum tidak terkait dengan Allah azza wa jalla dan tidak berkaitan dengan akhirat. Jadilah orang jujur, karena kejujuran merupakan sesuatu yang bagus, ya ini betul, akan tetapi yang lebih besar dari itu ialah, jadilah orang jujur karena kejujuran membimbing orang menuju kebaikan, sedang kebaikan membimbing kepada surga. Santunilah anak yatim, karena masyarakat harus saling tolong-menolong, ya ini bagus, tapi lebih bagus lagi: santuni anak yatim karena Rasulullah shallalahu `alaihi wasallam bersabda: Saya dan orang yang menyantuni anak yatim seperti ini di surga, dan Rasul mengisyaratkan antara jari telunjuk dan jari tengah. Demikianlah jika nila dan akhlak tidak dikaitkan dengan Akhirat dan ridha Allah azza wa jalla, maka akan terjadi pada nila dan akhlak itu seperti yang terjadi pada setiap sistem sekular, jika tidak ada yang mengawasi maka akhlak akan sirna. Betapa gampangnya zina terjadi di Amerika. Betapa mudahnya pembunuhan terjadi di Amerika. Betapa mudahnya minum khamer di Amerika. Betapa mudahnya membunuh, menumpahkan darah, merampas kekayaan, penduduk di Amerika. Apa ini yang kalian mau wahai para pemuda, atau yang lebih utama mengaitkan diri dengan Dzat Yang bisa merubah dan tidak akan berubah yakni Allah ta`ala, serta mengaitkan diri dengan nikmat yang tidak akan pernah sirna selamanya, sebagai ganti dari sekadar paling jauh mimpinya ialah menikmati beberapa tahun tertentu kemudian mati? Kketiadaan pendidikan islami yang sadar baik di rumah maupun di sekolah merupakan di antara sekian faktor yang membuat hancur pemuda muslim.

Kedua: Ketiadaan Teladan Yang Shalih(baik).
Ada kaidah: Tidak akan ada pendidikan tanpa adanya keteladanan. Bagaimana mungkin bapak menyuruh anak-anaknya agar tidak merokok sedangkan dia sendiri merokok, atau menyuruh berinteraksi dengan tetangga secara baik, sedangkan dia sendiri tidak pernah akur, atau menyuruh menjaga lisan, sedangkan dirinya mencerca dan mencela orang di sekelilingnya? Bagaimana mungkin seorang guru sekolah menanamkan pada pemuda kasih sayang dan tidak terfokus pada harta sedangkan dirinya malas dalam mengajar pada jam pelajaran sekolah, untuk mengeruk harta setelah itu pada pelajaran khusus(les)? Bagaimana mereka mendidik murid untuk benar-benar menjaga harta orang banyak dan amanah dalam bekerja, sedangkan dirinya lari dari jam-jam sekolah? Bagaimana mungkin undang-undang keamanan di negara Islam menyuruh pemuda untuk tidak melakukan kekerasan dan terorisme, sedangkan dia sendiri berinteraksi dengan cara yang keras dan bengis dan bertindak teroris pada penduduk pada umumnya? Ketiadaan teladan adalah perkara yang bahaya. Siapa gerangan teladan pemuda muslim? Apakah para artis yang tak bermoral yang lebih dekat pada wanita daripada pria? Apa pemain yang menghabiskan masa produktif mudanya hanya untuk bermain? Apa milioner yang mencuri harta negara dan rakyat? Apa koruptor yang  yang memanjat di pundak rakyat pada tingkat yang paling tinggi? Apa pemimpin marxisme, atheis, penyair yang fasik? Apa komunisme, Yahudi, Hindu atau tanpa agama? Apa salah satu dari mereka atau Rasulullah shallalahu `alaihi wsallam? Berapa banyak dari kalangan pemuda Islam sekarang yang meletakkan Rasulullah sebagai teladan sempurna? Berapa banya pemuda yang meneladani Zubair, Thalhah, Sa`ad, Arqam, dan Zaid? Berapa banyak di antara mereka yang meneladani Usamah, Mu`adz bin `Amru bin Jamuh? Berapa banyak yang memusatkan konsentrasi matanya pada kehidupan Muhammad Al-Fatih, Muhammad Qaasim, Shalahudin, Abdurrahman Nashir semoga Allah meridhai mereka semua? Waha para pemuda Islam. Sadarlah! Di belakang siapa kalian berjalan, dan kalian mau menuju kemana? Keteladanan wahai para pemuda. Jadi: Di sana ada dua masalah besar pada saat ini: Masalah ketiadaan pendidikan Islami yang sadar, dan masalah ketidaan keteladanan yang baik.

Ketiga: Frustasi Psikologis
Frustasi yang menimpa para pemuda akibat dari hasil kemunduran kondisi umat Islam dari segi politik, militer ekonomi, keilmuan, bahkan Akhlak(moral). Para pemuda merasa tidak bermanfaat dan tak punya harapan. Karena kesenjangan yang jauh antara kita dan sebagian besar penduduk bumi? Sangat jauh antara kita dan Amerika, antara kita dengan Eropa, antara kita dengan China, antara kita dengan Jepang, antara kita dengan India, antara kita dengan Korea Utara, putus asa dan frustasi, dan mustahil selama putus asa ini ada para pemuda bisa merasakan identitas dan nilai dirinya

Keempat: Media dan perannya dalam meruntuhkan Level Pemuda.
Media memiliki peran yang sangat signifikan di antaranya menanamkan syahwat pada jiwa seseorang. Ini butuh pada kesungguhan untuk mengubah syahwat dan potensi ini menuju arah yang legal. Namun, ditemukan bahwa di sana ada kader-kader yang tak terhitung yang bertujuan mengobarkan syahwat ini, serta menyulut fitnah ini. Memang di dalam diri pemuda ada gelora, kemudia datanglah orang yang mengaku berusaha memadamkan api(gelora), lalu menuangkan minyak di atasnya, sebagaimana para artis atau sebagian media yang khusus menyiarkan program yang berbau pornografi dan erotis. Lantas ia berkata: Acara ini menyajikan pesan pendidikan untuk para pemuda, padahal yang disiarkan ialah filem atau drama yang mendorong para pemuda mencela para guru, serta bapak ibu mereka,  atau menyiarkan filem atau drama, makalah yang mengajarkan para pemuda bahwa perempuan tidak mempunyai keinginan melainkan mencari lakii-laki, sedangkan laki-laki tidak mempunyai keinginan melainkan mencari perempuan, bejat dalam berpakaian, berbicara dengan bahasa gaul, gerakannya erotis. Kemana kita akan berjalan wahai orang yang di tangannyalah kendali? Meski demikian saya tidak melepas pemuda dari tanggung jawab. Meski pendidikan, keteladanan tiada serta terjadi kemunduran umat, dan media pornografi, hanya saja para pemuda tidak harus mengorbankan umur, dunia dan akhiratnya karena kesalahan orang lain, ya, sikap para pemuda serba sulit, akan tetapi perbaikan bukanlah hal yang mustahil, tapi dituntut secara syar`i, bahkan wajib atas mereka secara syar`i: Setiap diri akan mempertanggungjawabkan apa saja yang telah diperbuat[Al-Muddatsir: 38]; dan tidaklah orang memikul dosa orang lain[Al-An`am: 164]. Tanggung jawab individual wahai para pemuda Islam, perhitungan di hari kiamat itu secara individu: Sungguh kalian datang pada kami dengan sendiri-sendiri sebagaimana kami telah menciptakan kalian pertama kali[Al-An`am: 94]. Karena itulah saya ingin dari para pemuda mendengarkan omongan saya berikut dengan diam, ikhlas dan jujur. Mari kita bersikap  dengan sikap yang jujur bersama diri. Mari kita bertanya pada diri kita beberapa pertanyaan yang penting, kemudian kita menjawabnya. Saudara pemuda saya bertanya padamu pertanyaan yang sangat aneh? Apakah kalian beriman pada Allah? Apakah kalian benar-benar beriman kepada Allah? Jika jabannya tidak, maka ceritanya selesai sampai di sini. Jika jawabannya Iya- dan insyaallah akan menjawab iya- apakah kamu percaya bahwa Allah melihat dan mengawasi kamu? Apakah kamu percaya pada kemutlakan pendengaran dan pengelihatan Allah? Apakah kamu percaya pada keadilannya, sertaDia pasti membalas orang yang berbuat baik atas kebaikan yang dia lakukan, dan membalas orang jahat dengan kejahatan yang dia lakukan? Apakah kamu beriman dengan kebijaksanaan-Nya? Jika kamu beriman dengan kebijaksanaan-Nya maka kamu harus mengetahui untuk apa Dia menciptakan kamu? (Apa kalian mengira bahwa kami menciptakan kalian dengan sia-sia, padahal kalian hanya kepada Kami akan kembai[Al-Mu`minun: 115]. Apakah Allha azza wajalla menciptakan kita untuk bersenang-senang, begadang, dan nyantai-nyantai(leha-leha)? Apakah Allah menciptakan kita untuk mengumpulkan harta dan menyimpan kekayaan? Apakah Allah menciptakan kita untuk konflik dan berseteru dan saling membunuh? Apakah Allah menciptakan kita tanpa tujuan? Dengarkan firman Allah: Tidaklah aku ciptakan jin dan manusi melainkan untuk beribadah kepadaku [Ad-Dzariat: 56]. Saya tahu kamu tahu ayat ini, dan kalian sudah sering mendegarnya, tapi apa sih makna ibadah? Jangan mengira bahwa ibadah itu hanya shalat, puasa, zakat, haji, tidak ini hanya bagian dari ibadah. Ibadah ialah firman Allah ta`alaKatakanlah bahwa sesungguhnya shalatku, ibadahku, kehidupanku, matiku, hanya untuk Allah Rab sekalian alam[Al-An`am: 162]. Segala sesuatu pada kehidupanmu hanya milik Allah, shalatmu, puasamu hanya untuk Allah, amalmu untuk Allah, hartamu milik Allah, hubunganmu milik Allah, kekuasaanmu milik Allah, masa muda dan tuamu milik Allah, kesehatan dan afiyatmu milik Allah, segenap atom dalam hidupmu, dan setiap saat pada umurmu milik Allahta`ala hingga mati dengan cari berjuang di jalan Allah. Inilah pengertian ibadah: ketahuilah kepunyaan-Nya lah makhluk dan kendali perintah[Al-A`raf: 54]. Hidup secara keseluruhan sejak dibebani syari`at hingga mati hanya untuk dan milik Allah ta`ala. Saya bertanya-tanya wahai para pemuda muslim apakah kalian beribadah pada Allah dengan model seperti ini? Wahai para pemuda berapa lama kamu akan hidup? Apakah kamu menjamin bahwa kamu akan hidup sampai sepuluh tahun ke depan, atau satu tahun ke depan, hingga walau satu menit kedepan dari waktu ini? Berapa banyak para pemuda pada tahun lalu yang usianya berakhir dan menutup lembaran hidupnya, dan telah berada di dalam tanah  alih-alih di luar? Banyak, jika kematian datang secara tiba-tiba: setiap umat ada ajalnya[Al-A`raf: 34]. Jika demikian bukankah sebaiknya kita tidak menyia-nyiakan waktu dan kesungguhan serta pikiran untuk hal-hal yang akan sirna dan meninggalkan yang kekal? Kalaupun tidak mati, bukankah hari, bulan dan tahun yang tersiakan merupakan kerugian? Bukankah rugi, kamu datang pada hari kiamat sedang usiamu yang sampai 20, 30, 40 tahuntidak ada nilai timbangannya sama sekali, atau sebaliknya bernilai jelek? Wahai para pemuda muslim: Patuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya. kamu tidak memperoleh tempat berlindung pada hari itu dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu).[As-Syura: 47].

Beberapa Perkara yang Dapat Membantu Kebangkitan Pemuda Muslim Menuju Kemenangan, Kemuliaan dan Kekuasaan.

Kita sebagai pemuda ingin mengembalikan agama, menolong umat, serta menginginkan ridha Allah, apa yang (harus) kita lakukan? Saya paparkan 10 perkara yang dapat membantu kita dalam meletakkan kaki di atas jalan, insyaallah, meski diketahui bahwa sebenarnya setiap dari sepeuluh perkara ini membutuhkan ceramah tersendiri. Saya memohon pada Allah azza wajalla selalu mengumpulkan saya dan kalian pada kebaikan. Ketahuilah saudaraku para pemuda, sebelum kalian dengar beberapa perkara berikut, kamu merupakan bagian individu dari umat, jika keadaanmu baik, insyallah kondisi umat juka akan baik.
Pertama: Tinggalkan Maksiat. Meninggalkan maksiat lebih diutamakan daripada melakukan amalan yang utama. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu `anhu bahwa Rasulullah shallahu `alaihi wasallam bersabda: “Apa yang telah aku larang pada kalian maka jauhilah, sedangkan apa yang telah aku perintahkan pada kalian, maka kerjakan semampu kalian”. Perintah itu berdasarkan kemampuanmu, tapi larangan jangan sekali-kali mendekatinya, tidak akan bisa istiqamah bagi orang yang menolong umat Islam sedang dirinya tetap berada pada kemaksiatan. Kalian jangan melakukan maksiat padahal sedang berjuang di jalan Allah. Kemaksiatan yang paling bahaya ialah yang sudah tierbiasa/sering dilakukan. Karena itulah, ambil keputusan berani, segera berhentilah bermaksiat dar sekarang. Jika kemaksiatan itu berupa pandangan, pendengaran, lisan, persahabatan, amal, atau pada apa saja, ketahuilah dengan taubatmu yang jujur, maka kamu akan membuka lembaran yang putih sempurna bersama Allah ta`ala. Mulai dari nol, seolah-olah engkau baru dilahirkan ibumu pada hari ini.
Kedua: Kenali agamamu. Agamamu merupakan agama yang sangat agung. Keagungannya melebihi batas imajinasi dan pengetahuan. Agamamu adalah daging, dan darahmu, agamamu adalah agama Islam(tidak datang kebatilan di depannya, demikian dari belakangnya[Fushshilat:42]). Agamamu tidak ada celah sama sekali, agamamu merupakan agama yang tetap dan indah. Waktu sudah berjalan sekian lama sedang kamu tidak mengenal agama Islam? Kamu perlu mengenal akidah, fiqih, akhlak, serta muamalah. Kamu perlu mengenal sejarah Rasul dan kekasihmu Muhammad shallahu `alaihi wasallam, perlu mengetahui sejarah para sahabat radhiyallah `anhum, perlu mengenal sejarah Islam yang panjang dari sumber yang tidak terkontaminasi, sejarah kaum muslimin yang agung selama 1400 tahun. Kamu perluwaktu yang lama untuk mendalaminya agar mengenal Tuhan, Rasul dan agamamu, butuh membaca, pengajaran ilmu, dan butuh pada tukar pikiran, dialog, dan beberapa pertanyaan.
Ketiga: Dekatlah dengan Masjid. Masjid merupakan Rumah Allah di bumi. Orang yang memakmurkan masjid mereka adalah pengunjung Allah ta`ala. Apa kamu tidak senang mengunjungi Pencipta langit dan bumi 5 kali sehari? Apa kamu tak suka mengadukan masalah-masalahmu, dan memohon keperluan pada Tuhanmu? Saya ingin ke masjid 5 kali sehari minimal, lain pengajaran ilmu. Jangan pernah luput mengerjakan shalat lima kali sehari di masjid. Kamu akan merasakan berapa tingkat yang akan mengubah kondisimu. Inilah kehidupan para pemuda Islam.
Keempat: Jadilah Orang Handal(unggul). Siswa muslim yang ingin mengubah keadaan umatnya maka ia harus unggul dalam bidang spesialisasinya. Kita tidak hanya sekadat menginginkan dokter biasa, atau insinyur biasa, guru biasa, tidak, kita menginginkan dokter yang berilmu, insinyur kreatif, guru piawai pada bidang pendidikan, kita butuh pada spesialisasi. Sekarang zamannya spesialisasi, tidak ada satupun orang yang mengetahui segala sesuatu pada saat ini. Ilmu semakin banyak, di sana tidak ada tempat bagi orang-orang yang malas. Kamu belajar untuk mengangkat umat merupakan kebaikan yang tak terhitung dalam timbangan kebaikanmu pada hari kiamat insyallah.
Kelima: Sambunglah Silaturahim. Pemuda muslim yang ingin mengangkat kondisi umatnya, maka harus menyambung silaturahim. Orang yang tidak baik hubungan silaturahimnya pada sanak familinya maka ia tidak memiliki kebaikan untuk orang dan masyarakat. Hubungan kerabat yang paling besar ialah kedua orang tuamu. Jangan mengeluarkan kata: ah dari mulutmu, atau pandangan marah dari matamu, atau isyarat menentang dari tanganmu, perbuatan ini tidak keluar dari pemuda muslim. Sedangkan kerabat yang lain baik saudara, paman dari pihak ayah dan ibu dan lainnya mempunyai hak-hak atasmu, maka berikan setiap yang memiliki hak, haknya.
Keenam: Pilih Sahabat yang Tepat. (Seseorang sesuai dengan agama teman karibnya, lihatlah salah seorang dari kalian dari siapa yang berteman dekat dengannya). Bertemanlah dengan orang yang jika kamu melihatnya ia mengingatkan Allah padamu, kamu jangan berjalan sendiri dalam hidupmu, setan itu bersama orang yang sendirian, dia pada dua orang lebih jauh, ingatlah kamu pada nasehat Nabi(Barangsiapa yang menginginkan tengah-tengah surga maka berpeganglah pada jama`ah).
Ketujuh: Kenali Realitasmu. Mustahil bagi orang yang ingin mengubah kondisi umat, tapi tidak mengetahui kondisi zamannya. Para pemuda harus mempelajari realitas dunia yang sedang disinggahi, realitas wilayah yang sedang ditempati, realitas dunia Islam, dan relaitas dunia secara umm. Mengikuti detil-detil peristiwa penting di dunia, mengikuti (perkembangan) peristiwa Mesir dan perubahan-perubahan politik, ekonomi, sosial. Mengikuti (perkembangan) Palestina, Irak, Afghanistan, Kasymir, apa yang sedang terjadi di Turki? Apa yang terjadi di Iran? Apa yang sedang terjadi di Pakistan? Apa yang kamu ketahui tentang Niger, Mali, Uzbekistan, Adzarbaijan, dan Nigeria, semuanya merupakan negeri Islam, kamu menyaksikan peristiwa-peristiwa penting? Apa yang sedang terjadi di Ruwanda, Liberia dan Kolombia? Lebih penting lagi mengetahu apa yang sedang terjadi di Amerika, Inggris, Prancis dan Rusia? Apa yang sedang direndanakan Yahudi? Kamu butuh membaca koran-koran setiap hari, tidak perlu membaca lembaran-lembaran olahraga dan seni. Biarkan kita hidup dengan sungguh-sungguh. Ikuti (perkembangan) berita, bukalah satelit lalu melihat pada chanel-chanel berita, tinggalkan chanel-chanel filem dan musik, tidak ada waktu lagi wahai saudara muslimku.
Kedelapan: Berolahragalah(jadilah atletis). Ini tidak bertentangan dengan poin yang lalu. Bukan berarti jika saya ngomong padamu: jangan 4, 5 lembar berit alah raga setiap hari, bukan berarti saya tidak menginginkan kamu menjadi orang yang atletis, sma sekali tidak. Di sana ada perbedaan yang sangat besar antara orang yang membaca berita olahraga dengan orang yang melakukan orlahraga, menguasainya dengan baik dan unggul dalam bading itu. Di antara sifat terpenting para pemuda ialah kekuatan jasad, sehat, dan berpostur kuat. Umat butuh pada jasadmu sebagaimana juga akal dan fikiranmu. Jihad tidak akan terlaksana melainkan dengan badan yang kuat. Tebasan pedang Mu`adz bin `Amru bin Al-Jamuh pada Abu Jahal tidak akan terjadi jika ia tidak terbiasa olah raga. Hendaklah kamu berolah raga dengan olahraga yang bermanfaat bagi kamu dan umat, seperti renang, memanah, dan permainan bela diri, angkat besi, keprajuritan dan lain sebagainya. Fokuslah pada jenis olah raga yang kamu sukai supaya kamu bisa mengkreasikannya. Jangan membuang waktu yang lama, karena olah raga merupakan bagian dari hidupmu. Pada akhirnya olah raga hanyalah sebagai sarana, bukan tujuan.
Kesembilan: Dakwahi Orang lain. Jika kamu merasa nikmat dengan agama Islam, jika kamu merasa besar tanggung jawab yang dibebankan pada pundakmu, maka jangan lupakan saudara-saudaramu yang bersamamu sebelum kamu mengenal jalan ini. Ajaklah sahabat-sahabatmu yang lama pada manisnya agama Islam. Ajak orang selainmu pada kehidupan yang sungguh-sungguh seperti yang kau ketahui. Ajak orang lain, maka kamu akan mendapat pahala sebagaimana pahala mereka, tidak akan mengurangi sedikitpun pahala mereka. Kamu mengambil kebaikan pada setiap amal kebaikan yang dilakukan sahabatmu yang telah kau bimbing melakukan kebaikan. Ini sungguh perkara yang luar biasa. Karena itulah, Allah subhanahu wata`ala berfirman( dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang mengajak pada Allah serta beramal shalih, dan berkata sesungguhnya aku termasuk dari kalangan orang-orang muslim[Fushshilat: 33]).
Kesepuluh: Ini merupakan yang terakhir pada pembahasan ini, bukan terakhir kali. Memenej/Mengatur Waktu. Aturlah waktumu!. Jika kamu ingin melakukan semua kebaikan ini tanpa rencana, program, maka pasti kamu tidak akan bisa. Jika kamu merasakan pentngnya pembahasan yang telah lalu maka kamu harus membuat rencana yang mantap untuk menjalankan semua nasihat tadi. Luangkan waktu untuk di masjid, untuk belajar, membaca tentang Islam, membaca secara bebas, mengetahui berita, menyambung silaturahim, olahraga, serta waktu untuk hiburan yang halal. Kamu harus mengetahui apa yang akan kamu lakukan pada jam, hari, minggu, bulan, dan tahun ke depan. Kamu harus mengetahui apa yang akan dilakukan pada kehidupanmu di masa mendatang. Waktu merupakan hal termahal yang kamu miliki, maka jangan menyia-nyiakannya begitu saja. Waktu merupakan modal utama, waktu merupakan umurmu. Jika sebagian umurmu telah hilang berlalu maka semua hampir akan berlalu. Waspadalah! Janngan menyia-nyiakan modal utamamu. Ini merupakan perkara kesepuluh dan terakhir pada ceramah ini. Semuanya lengkap sepuluh. Saya ulangi secara ringkas: Pertama: Tinggalkan maksiat. Kedua: Kenali Agamamu. Ketiga: Dekatlah dengan masjid. Keempat: Jadilah orang handal (unggul). Kelima: Sambunglah silaturahim. Keenam: Pilihlah sahabat yang tepat. Ketujuh: Kenali Realitas. Kedelapan: Jadilah Atletis. Kesembilan: Ajaklah, dakwahi orang lain. Kesepuluh: Aturlah waktumu. Dengan ini kamu akan menjadi pemuda muslim yang paripurna, dengan demikian kondisi umat akan menjadi baik. Kata terakhir yang ingin saya sampaikan pada penutupan ini ialah: Saya yakin bahwa kebanyakan orang tua ingin mendengar kalimat ini sejak 20 atau 30 tahun, tapi waktu telah berlalu. Adapun kamu kamu sudah mendengarnya sekarang, maka lakukan! Sebelum datang masa di mana kamu memohon pada Allah untuk mengembalikannya lagi.  Ketetapan Allah telah berlaku bahwa yang telah berlalu tidak akan mungkin kembali(99. (Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia,100. agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.[Al-Mu`minun: 99-100]. kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya”[Ghafir: 44]. Semoga Allah memberi balasan yang banyak pada kalian. Wassalamu`alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.


Diterjemah dari ceramah Dr. Raghib As-Sirjani yang berjudul: Al-Kalimah Ila Syabaabi al-Ummah
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan