Tanggal : 07 Juni 2014
Jam :
15.00-17.00 (rencananya) 15:30-17:30 (faktanya)
Lokasi :
Gedung Yayasan Bina Qalam
Alamat :
Jln. Bengawan 2A Surabaya.
Narasumber :
-
Herry Muhammad (Wartawan
Senior/Redaktur Politik Gatra)
-
Ir. Abdul Kadir Baraja
(Penasehat YDSF)
Poin-poin
diskusi :
I.
Herry Muhammad:
-
Ketika saya ditawari oleh
salah satu tim sukses calon presiden, saya memutuskan untuk tidak terlibat.
-
Di Indonesia sudah tidak
ada lagi partai Islam karena telah bergabung dengan partai sekuler.
-
Konflik politik antara Ali
dan Zubair itu karena faktor kesalahpahaman. Jumlah orang yang ikut konflik
hanya sedikit –sekitar 20.000- dibanding dengan jumlah penduduk yang ada saat
itu. Ada juga sahabat yang tidak ikut campur dalam konflik itu seperti ibnu
Umar dan lain sebagainya.
-
Saya ini wakil Ketua Dewan
Masjid di Indonesia. Ketuanya –Bpak Jusuf Kalla- yang sekarang jadi cawapres,
tidak pernah shalat Shubuh di Masjid (jadi jangan sampai ketipu dengan calon-calon
yang ada).
-
Saran saya istikharah dulu
sebelum memilih presiden.
-
Yang diperjuangkan
partai-partai yang ada, bukanlah akidah, (tapi kepentingan masing-masing).
-
Penulis di blogger yang
merasa puas dengan tulisannya sendiri –dibaca sendiri, dinikmati sendiri-
ketika dipajang di blogg, ibaratnya memakai menejemen, ‘bakol kelpon’.
Maksudnya: bakol kelpon itu sistimnya buat sendiri sejang petang dini hari,
kemudian dijual sendiri hingga sore, kalau ternyata sampai sore ga laku, maka
akan mambu(bau) karena ada taburan kelapanya (artinya manfaatnya sangat
sedikit, lain halnya ketika tulisan itu di-share di majalah sehingga
bermanfaat bagi orang lain).
-
Ada pepatah Yunani: Kita bicara
selesai, Kita tulis aman(artinya menurut pemahaman penulis ialah kalau sesuatu
dibicarakan saja maka setelah itu akan selesai, lupa, hilang seiring selesainya
pembicaraan. Sedangkan jika sesuatu ditulis, maka akan aman). Makanya kita
dapati ajaran-ajaran Islam melalui tulisan-tulisan ulama.
-
Sejarah Islam itu paling
otentik karena memakai metode sanad hadits.
-
Saya menulis buku tentang sejarah
Majapahit dan Sriwijaya. Cuma ya gitu sumber sejarah di Indonesia itu saling
bertentangan antara yang satu dengan yang lain, tidak seperti sumber sejarah
Islam yang bisa dilacak secara ilmiah.
-
Salah satu penulis sejarah
yang memadukan antara fakta, mitos, dan peninggalan nenek moyang adalah Agus
Sunyoto. Makanya ia tidak sukses jadi wartawan karena menentang standar ilmiah.
Agus Sunyoto itu teman saya.
-
Bagi wartawan, yang namanya
sejarah ialah sejarah hari ini.
-
Menulis itu bukan untuk
menjadi kaya.
-
Menulis adalah panggilan.
Menulis untuk berdakwah.
-
Menjadi muslim di Indonesia
sangat enak dibanding dengan muslim di luar negeri. Misalnya Zuric,
Swiss(banyak tantangan, dakwah di trotoar, bagi-bagi buku gratis, di sampingnya
banyak kemaksiatan, ruang dakwah dipersempit dan sulit mencari masjid. Biasanya
yang dijadikan masjid ya apartemen). Demikian juga kondisi mesjid lain seperti
di Roma, Milan itu mencari tempat untuk shalat lima waktu itu susah. Di
Polandia ada ta`mir masjid namanya Abu Bakar. Dia adzan sendiri, qamat sendiri,
shalat sendiri, karena sepinya orang.
-
Kazakstan, Bulgaria, ada
masjid yang sangat tua, tapi yang membuat kecewa narasumber ialah ketika hari jum`at
ke sana, tidak ada seorang pun yang shalat jum`at. Di Roma yang namanya shalat
jama`ah ya pas jum`atan saja.
-
Menulis itu pekerjaan elit (tidak sembarang
orang bisa). Kalau pembicara banyak; pemberi infaq juga banyak, tapi kalau
penulis jarang.
-
Ilmuan, akademisi sekarang
ini lebih suka tampil di tv daripada menulis karena mendapatkan fee yang besar.
Padahal seharusnya mereka menulis.
-
Ada ungkapan menarik dari
pedunduk Jakarta mengenai uang pemberian caleg: Ambil uang, jangan pilih orang.
-
Pada masa-masa kampanye
banyak orang dermawan dadakan(salah satu caleg), ada yang sebelumnya tak shalat
jadi rajin shalat, tetapi ketika kalah tidak shalat lagi.
-
Aep Saifullah Fatah
menerbitkan buku sebanya 1000 saja setahun tidak habis-habis. Tapi kalau yang
tampil di tv itu bayarannya jauh melebihi karya tulis. Bahkan tim yang menjual
buku Fatah tiu berazam: kalau sampai habis dalam waktu setahun makan akan
gundul semua, tapi ternyata ga habis-habis.
-
Politik itu enak
diomongkan.
-
Ada suatu peristiwa dalam
sejarah Islam. Ali didatangi Mu`awiyah lalu berkomentar pada Ali: kenapa pada
zamanmu itu banyak gonjang-ganjing, tidak seperti masa Abu Bakar dan Umar. Ali
menjawab: karena pada zaman Abu Bakar dan Umar masih banyak sahabat seperti
saya, tapi pada zamanku, banyak orang ‘seperti kamu’.
-
Ada kekhawatiran di kalangin muslim ketika
Jalaludin Rahmat menjadi caleg. Karena ada isu yang mengatakan bahwa Jokowi
kalau jadi presiden akan mengangkat Jalaludin Rahmat sebagai menteri agama.
Tapi jangan khawatir, biasanya yang jadi mentri agama itu kalau tidak NU ya
Muhammadiyah. Kalaupun tetap jadi, ya jangan resah juga wong itu kan depertemen
semua agama, bukan departemen agama Islam.
-
Sehebat-hebatnya Nur Kholis
Madjid, ia hanya jago kandang. Tulisannya tidak begitu dikenal di luar negri.
Ini karena tulisan Nur Khalis tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
-
Penulis itu nanti karyanya
abadi. Penulis itu pekerjaan elit.
-
Banyak sekali penulis
ketika sudah terkenal kemudian ga nulis lagi sibuk mengisi acara dan undangan,
jadi ilmunya tidak berkembang.
-
Ibnu Hajar baru sadar
menjadi penulis ketika berusia 40 tahun. Jadi nulis itu ya nulis saja tak
tergantung pada didline dari media.
-
Saya empat belas tahun
menjadi editor di rubrik kolom( ada karangan doktor, profesor yang banyak salahnya
meski cuma alenia, jadi meski profesor tidak menjamin).
-
Kita perlu membuat
perpustakaan. Yang penting itu bukan punya rumah, mobil sendiri, lebih penting
lagi ialah punya perpustakaan sendiri.
-
Perpustakaan dapat memberi
pengaruh positif pada anak.
-
Indonesia ini ruwet karena
kurang menyiapkan untuk generasinya.
-
Menulis itu ya harus
kreatif.
-
Banyak media sekuler yang
nulisnya ngawur tanpa tabayyun, banyak juga yang mengatasnamakan media Islam
tapi tidak bertabayyun, verifikasi.
II.
Ir. Abdul Kadir Baraja
-
Beliau merupakan pensiunan
dosen ITS.
-
Sekarang terjadi degradasi
penulisan. Tulisan mahasiswa susah dipahami. Mereka tidak menguasai bahasa.
-
Saya tahun 76 lulus
elektro.
-
S-1 sekarang tidak
mempunyai kemampuan belajar dan kemauan belajar. Ketidakmampuan belajar akan
menyebabkan ketidakmauan belajar.
-
Di sekolah, semua diajarkan
kecuali yang perlu.
-
Tools dalam pendidikan yang
perlu diperhatikan:
1.
Membaca
2.
Oral (lisan)
3.
Menyimak. Menyimak tidak
sama dengan mendengar, menyimak ialah mendengarkan.
4.
Memperhatikan
Kemudian ditambah:
5.
Logika
6.
Moral
-
Cara pendidikan bahasa
Indonesia:
Jenjang Sd 6 tahun: diajari membaca
sesuatu dan menuliskannya kembali.
Jenjang SMP-SMA 6 tahun: diajari
menyimak, dan memperhatikan sesuatu kemudian disuruh menuliskannya sampai
sempurna. Setelah itu kalau sudah mantap harus diiringi dengan logika dan
moral.
-
Islam di Indonesia itu
usianya sudah 1000 tahun, tapi penulis seperti Nur Kholis Madjid aja tak tembus
ke luar negeri.
-
Menulis itu bukan untuk
kaya. Menulis itu phasing.
-
Definisi sukses ialah
ketika amu mendepatkan pekerjaan yang kamu senangi.
-
Pintar ga ada kaitannya
dengan kekayaan. Kalau orang pintar pasti kaya, maka para doktor dan profesor
pasti kaya, buktinya tidak. Rizki sudah ditentukan. Beliau mencontohkan
Rektornya yang sangat beliau hormati, meski pintar tapi tak kaya.
-
Beliau juga menceritakan
tentang pak Muhammad Nuh yang dulu pernah menjadi direktur Al-Falah. Sewaktu
ada resepsi di rumahnya, rombongan teman-teman YDSF kesana mengendarai mobil
YDSF. Beliau berkomentar: kenapa tidak memakai mobil sendiri, ini kan bukan
urusan YDSF? Kemudian disambung oleh pak Harry dengan kisah antara A Hassan
dengan Muhammad Natsir yang menjadi Perdana Mentri. Sewaktu A. Hassan pulang,
mau diantar oleh M, Natsir, tapi A, Hassan menolaknya, karena mobil itu hanya
untuk urusan negara, ia lebih memilih naik becak. Orang-orang seperti ini sudah
sangat jarang di Indonesia-kalau tidak boleh dikatakan mustahil-.
-
Pertanyaan untuk pak Harry:
Bagaimana cara mensinergikan antara metode ilmu hadits yang ketat dengan media
saat ini yang sangat kurang tabayyun dan verifikasi?
Jawab: memang sangat sulit. Dimulai
dari individu. Kalau tidak kuat ya keluar.
-
Orang-orang yang jujur dan
masih tabayyun itu masih ada Cuma sangat jarang.
-
Bagaimana dengan tim
peneliti Turangga Seta yang menggunakan penelitian sejarah juga dengan bantuan
arwah-arwah dan legenda-legenda disamping penelitian ilmiah?
Jawab: kalau legenda ga usah
dipercaya mas.
Sumengko, Sabtu 07 Juni 2014/22:31
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !