Pada pagi buta,
terjadi dialog yang hangat – bahkan panas – antara Mr. Printer dan Mr. Pulpen.
Alasan mereka berdialog sebenarnya murni mempertahankan gengsi dan harga diri.
Sebenarnya keduanya tinggal di satu atap. Tapi kalau urusan debat, dialog,
bahkan ejek-mengejek, keduanya tak mau kalah dan tak mau dikalahkan.
Teman-temannya juga mengakui kalau keduanya adalah tipe yang tak mau kalah dan
selalu ingin menang. Diam-diam mereka menyimpan keinginan di dalam hati: “Kapan
ya Si Printer dan Si Pulpen dipertemukan dialog, wah paling seru sekali
pastinya. Masak yang jadi korban selalu kita-kita saja yang terkenal pendiam
dan kurang bisa omong”. Akhirnya tiba juga waktunya. Bermula dari kesalahan
printer yang tiba-tiba macet ketika menjalankan aktivitasnya, tiba-tiba Mr.
Pulpen -ketika melihat kejadian itu- langsung menyindir. Terjadilah dialog
hangat plus panas di antara keduanya:
Mr. Pulpen :
Peralatan modern ni yee. Peralatan kontemporer
ni yee. Tapi kenapa ya pagi-pagi gini kok sudah ngadat, lemah, lesuh, ga
semangat.
Mr. Printer :
Ooo ada Mr. Pulpen ternyata. Biasa Pul, kayak
ente gak pernah ngadat aja. Kemaren aku dapat kabar, ente waktu dibuat nulis eh
malah nyendat-nyendat geje banget tau gak sih.
Mr. Pulpen :
Ooo itu masalah kecil. Itu bisa ku atasi cuman
beberapa menit. Masalahnya Cuma aku kehabisan tinta aja. Lha kamu sudah
hampir setengah jam masi ngadat melulu. Merana sungguh merana. Hehehehe.
Mr. Printer :
Ih kalau ngarang yang kreatif dikit dong.
Jelas-jelas aku diberitahu temen dekatmu. Bukan karena kehabisan tinta kaleeee.
Ya karena ujung penmu kurang tajam aja. Ih hari gini masih pakai Pulpen. Ga
jamannya banget. Murahan banget.
Mr. Pulpen :
Eiit jangan salah. Murah-murah gini aku lebih
banyak kelebihan dibanding kamu.
Mr. Printer :
Week...kelibihan gundulmu. Dari segi harga saja
nih ya aku lebih mahal. Lebih menawan bentuknya. Lebih besar. Lebih funky.
Hasilnya pun bisa dipertanggungjawabkan. Warna bisa adaptasi, lebih kaya, dan
tentu saja melayani pelanggan dengan prima.
Mr. Pulpen :
Ok...Tapi menurutku nih ya. Printer tuh sangat
ribet banget. Kalau aku kan cuman butuh tinta. Lha ini manja banget. Masih
butuh listrik, masih butu dicolokin ke Mr. Kompeter, masih butu diinstall dulu,
masih butuh ngidupin komputer dulu. Aku ga bayangin gimana kalau ternyata
tiba-tiba lampu mati. Hahaha..pasti kamu mati juga. Kebergantunganmu pada orang
lain begitu tinggi dibandingkan denganku. Dan untuk masalah kedekatan nih ya,
jelas aku lebih dekat dengan manusia. Kalau manusia menggunakanku kan langsung
dipegang dengan tangannya. Tentunya nih lebih intim dan mesrah. Aku juga ga
tergantung ma yang namanya listrik dan atribut lain. Cukup dengan mengisi tinta
aku bisa digunakan dengan nyaman tanpa mengeluarkan biaya yang begitu besar. Lha
kamu kadang cemen dan tintamu rawan luntur kalau kena air. Kalau tintaku
bisa diadu ketahanannya.
Mr. Printer :
Walau bagaimanapun yang lebih terkenal dan
mewah ya tetap saja aku. Kalau orang dikasih pilihan nih ya. Hei kamu mau milih
mana antara Printer dan Pulpen?. Yang jelas mereka akan memilih aku lah. Aku
lebih mahal, funky dan cool. Memang aku ga disentuh langsung
seperti kamu. Tapi kan manusia melayaniku dengan sangat santun dan perhatiannya
lebih. Lha kamu kalau macet, paling-paling langsung dibanting. Kalau aku ngadat,
orangnya mikir dua kali, karena hargaku mahal. Mending diperbaiki di konter
dulu. Hahahaha.
Mr. Pulpen :
Ga mesti yang mahal itu yang terbaik. Malah
yang mahal tuh sering disalahgunakan. Kadang buat ngeprint-ngeprint yang gak
genah. Nasibmu sebagaimana teman-temanmu yang lain kalau sudah rusak pasti
dibuang sejauh-jauhnya, bekasnya ga bisa digunakan apa-apa, pasnya dibuat untuk
mukuli perampok hehehe.
Mr. Printer :
Serusak-rusaknya printer, tapi tetap
mengesankan dan sangat dikenang. Lha kalau pulpen sudah murah kalau
sudah habis dicampakkan begitu saja. Ga ada kenangan, ga ada kesan. Langsung
buang saja ke sampah.
(Di sela-sela dialog, debat yang makin panas itu tiba-tiba mereka
dikageti oleh empunya. Hus nih ngapain pada ribut. Kalian tuh ga usah saling
gede gengsi gitu. Pulpen itu punya kelebihan dan kekurangan tersendiri,
demikian juga Printer. Mbok ya yang rukun-rukun saja. Ga ada yang lebih unggul
atau lebih rendah. Masing-masing saling melengkapi dan menyempurnakan.
Masing-masing digunakan juga dalam moment dan waktu yang berbeda. Kalau kalian
berdua ngotot debat terus nanti gak selesai-selesai. Terlepas dari kekurangan
dan kelebihan, kalian mesti rendah hati dan saling memaklumi. Sudah balik sana
ke tempat masing-masing! Seketika itu juga Mr. Printer
dikembalikan di tempat semula, demikian juga Mr. Pulpen)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !