Home » » Samudera Keta`atan Abu Bakar

Samudera Keta`atan Abu Bakar

Written By Amoe Hirata on Kamis, 24 April 2014 | 19.49

            Ketika Umar bin al-Khathab mencegah Abu Bakar memerangi kaum yang murtad dan menolak membayar zakat, Abu Bakar dengan lantang menjawab, “Demi Allah!Seandainya mereka enggan membayar zakat walaupun hanya seutas tali onta, yang biasa mereka tunaikan pada Rasulullah, sungguh akan aku perangi mereka, sesungguhnya zakat adalah hak harta, demi Allah! Akan aku perangi orang yang bembeda-bedakan antara shalat dan zakat”.
            Peristiwa di atas yang berkenaan dengan memerangi orang yang tidak mau membayar zakat. Peristiwa ini, merupakan diantara sekian peristiwa yang menggambarkan ketaatan Abu Bakar pada Rasulullah saw. Menurutnya, zakat merupakan perkara wajib, dan merupakan rukun Islam, karenanya sebagai umat Islam wajib membayarnya jika mampu dan tidak boleh membedakan status hukumnya dengan fundamen yang lain, bila tidak maka pondasi Islam akan hancur, dan ini sangat membahayakan kekokohan umat.
Dengan pandangan dangkal dan tak teliti barangkali kita akan menganggap Abu Bakar egois dan menolak nas yang sudah tetap berupa larangan memerangi orang yang sudah bersyahadat dan shalat. Jika kita mempunyai pandangan demikian perlu kiranya dipertimbangkan dan diteliti lagi. Abu Bakar sama sekali tidak menolak nas yang sudah tetap; ia juga tidak egois. Satu-satunya jawaban yang bisa menjawab sikap Abu Bakar ialah samudera ketaatan yang dimilikinya.
            Sikap kerasnya yang menyalahi karakter lemah lembut dan kasih sayangnya justru menggambarkan kapasitas ketaatan Abu Bakar kepada Allah dan Rasulnya. Pada setiap jengkal dari kehidupan Abu Bakar bersama Rasulullah aroma ketaatan akan selalu kita dapati. Dia adalah sahabat terdepan dalam ketaatan dan mengamalkan ketaatan. Karenanya tak heran jika Dia meraih tropi menjadi orang yang paling dicintai Rasulullah dari kalangan laki-laki.
            Sebagai sahabat yang logis, Umar memang sempat membantah pendapat Abu Bakar, karena Ia berlandaskan pada hadits: “Aku diperintah memerangi manusia, hingga mereka bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku utusan Allah...., jika mereka melakukan itu, maka darah dan harta mereka akan dilindungi”. Bila kita gambarkan logika Umar yaitu demikian: Orang yang sudah bersyahadat itu dilarang diperangi+sedangkan orang yang diperangi Abu Bakar itu orang yang bersyahadat dan bahkan melaksanakan shalat= maka kesimpulannya, memerangi orang bersyahadat itu dilarang karena menyalahi hadits di atas.
            Abu Bakar tetap bersih keras memerangi mereka, karena ini bukan sekedar masalah logis atau tidak, di sana ada hal yang sangat penting yaitu “ketaatan”. Rasulullah selama hidupnya tidak pernah membeda-bedakan antara kewajiban shalat dan zakat. Karena itu Abu Bakar berkata, “Demi Allah akan aku perangi orang yang membeda-bedakan antara shalat dan zakat”, Abu Bakar dengan samudera ketaatannya memandang bahwa, Rasul selama hidup tidak pernah membedakan antara shalat dan zakat, karena itu kita harus menaatinya, jadi siapa saja yang tidak taat dengan ketetapan Rasulullah bahkan membeda-bedakan tentang kewajibannya maka patut diperangi karena sama saja telah menolak masalah-masalah fundamental yang berkonsekuensi murtad dari agama, karena mereka murtad maka wajib diperangi. Melalui dialog yang panjang akhirnya Umar berlapang dada bahwa pendapat yang benar adalah pendapat Abu Bakar.
            Samudera ketaatan mengajarkan pada Abu Bakar bahwa pada peristiwa itu ada yang tidak terbaca oleh Umar, mereka bukan saja tidak mau membayar zakat, tapi jelas-jelas menolak status hukum wajibnya zakat dengan alasan Rasulullah telah meninggal. Kalau sekedar tidak membayar zakat tetapi masih meyakini bahwa itu wajib maka tidak membuat kafir namun kalau sampai menolak bahwa itu tidak wajib maka akan kafir. Umar melihat bahwa fenomena penolakan membayar zakat pada hal yang bersifat furu`iyah(bersifat cabang), sedang Abu Bakar bersifat ushuliyah(bersifat inti). Dari sini kita bisa melihat betapa ketaatan Abu Bakar ba` samudera.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan