Penulis : Amoe
Hirata [ MBS ].
Kategori
Drama : Pendidikan.
Latar
Waktu :
Siang dan Malam.
Latar
Tempat :
SMP Al-Ghurobaa` dan Kampung halaman.
Jumlah
Episode : 8
Episode.
Jumlah
Pemeran : 7
Pemeran.
Pemeran :
Putri(Ibu Guru), Fitri(Ibu Guru), Yoga (Bpk. Guru), Rudi(Siswa), Tomi(Siswa),
Fajar(Siswa), Fani(Siswa).
Karakter
Pemeran :
1.
Putri : Guru bidang study Matematika yang
memiliki ciri judes, suka menghukum siswa yang tidak disiplin, dan kadang-kadang
sering telat.
2.
Fitri : Guru bidang study Kesenian yang terkenal
sabar namun tak bisa mengendalikan siswa di kelas.
3.
Yoga : Guru bidang studi PAI yang pandai dan tegas.
4.
Rudi : Siswa yang cukup rajin, pintar dan nurut
namun gampang terpengaruh dengan kelompok, “Kunang-Kunang Harapan”nya.
5.
Tomi : Siswa lugu, malas, suka guyon namun
kritis.
6.
Fajar : Siswa yang berkarakter pendiam namun suka
ikut-ikutan teman.
7.
Fani : Siswa yang punya karakter pendiam tapi
mampu menggerakkan dan mempengaruhi teman-temannya.
Sinopsis :
“Kunang-Kunang
Harapan” adalah sebuah judul drama yang menceritakan kondisi nyata dari
empat sahabat yang bernama: Rudi, Tomi, Fajar dan Fani. Keempatnya merupakan
sahabat akrab. Pertemuan keempatnya berlangsung ketika sama-sama mendaftar di
Sekolah Menengah Pertama yang bernama Al-Ghurobaa`. Meski memiliki karakter dan
sifat yang berbeda-beda, keempatnya bisa nyambung dan menyatu jadi satu karena
mempunyai satu kecendrungan yang sama, yaitu: Tidak Pernah Serius. Di sekolah,
keempatnya terkenal sebagai siswa yang tak disiplin, malas, suka melanggar
bahkan hampir tiap hari mendapat hukuman. Tak jarang keempatnya membikin ulah
dan membuat para guru gusar. Bukan hanya itu, kondisi sekolah tempat mereka
sekolah memang tidak terlalu maju. Sekolah masih terhitung baru dan tak terlalu
dikenal. Kebanyakan yang sekolah di dalamnya adalah anak-anak yang kurang mampu
atau yang gagal di sekolah negeri. Ditambah lagi bahwa rata-rata para pengajar
juga kurang disiplin sehingga makin merendahkan kualitas sekolah. Kondisi
semacam ini lambat laun membuat keempat sahabat ini tersadar hingga terjadi
perubahan dan perombakan besar-besaran pada kehidupan mereka dan kemajuan
sekolah.
Kesadaran
berawal ketika keempatnya lagi duduk-duduk di markas mereka di pinggir kebun.
Di sela-sela guyon dan canda mereka, tiba-tiba ada kunang-kunang. Kemudian
mereka sepakat menamakan persahabatan mereka dengan, “Kunang-Kunang Harapan”:
dengan maksud semangat perubahan. Di malam yang gelap gulita, meski kecil dan
tak mengalahkan gelap malam, cahaya kunang-kunang mampu membuat indah pandangan
yang gelap, apa lagi jika kunang-kuang bukan hanya satu, semakin banyak
kunang-kunang maka semakin indah pemandangan. Kelompok persahabatan yang
menamakan diri sebagai, “Kunang-Kunang Harapan” ini pada akhirnya membuat
perubahan yang berarti. Kesadaran kecil yang tumbuh dari hati mereka ternyata
berpengaruh pada kemajuan diri dan sekolah. Pada akhirnya keempat sahabat yang
terkenal bandel, malas dan tak disiplin ini berubah menjadi baik dan punya prestasi
yang membanggakan, sehingga berdampak positif bagi sekolah Al-Ghurobaa`.
Sekolah Al-Ghurobaa` yang sebelumnya tak dikenal menjadi dikenal karena
prestasi dan kedisiplinan siswa-siswinya. Sebuah pembelajaran berharga bahwa
kesadaran kecil yang ditumbuhkah meski sekedar cahaya kunang-kunang, bila
dihimpun dan disatukan mampu menciptakan kesadaran-kesadaran besar menuju
perubahan. Dari hal-hal kecil dan dianggap remeh orang, ternyata menyimpan
nilai yang sangat berharga. Dan itu dibuktikan oleh keempat sahabat yang
menamakan kolompok mereka sebagai: “Kunang-Kunang Harapan”.
-I-
EPISODE PERTAMA
Pagi-pagi
sekitar jam 08.30 di sekolah Al-Ghurobaa` tepatnya di ruang kelas dua SMP, terjadi
perkelahian yang sengit antara Tomi dan Rudi. Perkelahian ini dipicu oleh
kelakuan Tomi yang suka menggoda Rudi. Tomi memang sering menggoda dan
mengusili teman-temannya. Kejadian ini berlangsung ketika peralihan jam
pelajaran dan kebetulan guru pengajar belum datang. Ceritanya berawal dari
percakapan berikut ini:
Tomi : Perhatian-perhatian
komandan Rudi akan menyiapkan pasukan: Siaaaaap Kraaak(suara komandan
diperagakan Tomi dihadapan teman-temannya dengan gaya banci, sehingga membuat
Rudi tersinggung dan marah).
Rudi : (Sambil kesal dan
marah Rudi menimpali) Perhatian-perhatian Si Kentung Sang Gajah Beri-Beri
sedang menghantakkan kakinya karena terkena ayan.
Tomi : Hahahaha Si BBC
alias Badan Besar Tapi Cucok lagi bersiul(Balas Tomi).
Rudi : Hahahaha Gajah
Bengkak kehabisan obat. Jadinya suka gindrang-gindrang dan teriak-teriak ga
jelas(Balas Rudi tak mau kalah).
(Mendengar
kata-kata Rudi, Tomi tersinggung, akhirnya dipukullah Rudi hingga terjatuh ke
lantai. Merasa tak terima Rudi pun memukul Tomi. Hingga terjadi kegaduhan di
kelas. Braaaaak...........Jeduuuuuuuut...........Jedaaaaaar. Sampai akhirnya
dipisah oleh Fani dan teman-teman lainnya].
-II-
EPISODE KEDUA
Mendapat
laporan dari para siswa, Pak Yoga yang kebetulan sedang mengajar di kelas
sebelah, segera mendatangi Tempat Kejadian Peristiwa.
Pak
Yoga :
Ada apa ini pada ribut-ribut?(tanya pak Yoga dengan mimik serius).
Fajar :
Anu pak, ini loh Tomi sama Rudi habis berkelahi karena ejek-ejekan.
Pak
Yoga :
Siapa yang mulai lebih dulu?
Tomi :
Rudi paak(dengan suara keras dan membela diri).
Pak
Yoga :
(langsung menjewer Tomi karena terlalu keras berbicara pada Pak Yoga).
Tomi : Aduh....aduh.....aduh....maaf
pak saya kurang sopan(rengek Tomi mengiba).
Rudi :
Ndak pak! Bukan saya yang salah. Tadi lho yang memulai duluan Tomi. Masak saya
sedang asyik belajar tiba-tiba dia ngejek saya. Ya karena ndak terima akhirnya
saya balas. Eh tau-tau dianya ga terima. Karena ga terima aku malah didorong
dan dipukul sampai aku terjatuh ke lantai. Akupun balas mukul juga.
Pak
Yoga :
Ruuud....Ruuud.....kamu ni mbok ya jangan mudah tersinggung, sudah tau
kebiasaan Tomi suka goda temen-temen eh malah kamu ladenin. Kalau gini kan
malah bikin masalah dan kegaduhan. Akhirnya kelas yang lain terganggu. Ayo
kalian berdua ikut saya ke kantor!
-III-
EPISODE KETIGA
Pasca terjadinya
perkelahian akhirnya Tomi dan Rudi dibawa ke Kantor. Sekarang para siswa sudah
bisa tertib kembali dan Bu Fitri Guru pengajar mata pelajaran Kesenianpun sudah
tiba.
Bu
Fitri :
Assalamu`alaikum,,,,,,,,,Selamat pagi anak-anak....(beliau buka
pelajaran kesenian dengansenyum).
Kebanyakan
siswa menjawab: Wa`alaikumus Sayang buuuuuuk...
Bu
Fitri : (Ia
hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mendengar seloroh kebanyakn siswanya
yang suka usil) Cek...cek...cek....kalian itu yah....mbok ya jangan
begitu.....menjawab salam itu yang benar....salam itu doa lho. Sekarang buka
LKS nya halaman 45, kerjakan soal pilihan ganda dan uraian sekarang juga(perintahnya).
Para
Siswa :
Ealah buuuu....bu.........andalannya lak gitu....kalau ga ngerjakan tugas ya
nulis.......(sanggah para siswa).
Bu
Fitri :
Sudah kerjakan saja! Entar saya kasih nilai. Kalau sudah kumpulkan di kantor
ya!(perintah Bu Fitri).
Para
Siswa :
Huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu(sorak siswa).
Fajar :
Aku ga mau ngerjakan tugas ah, wong aku dari dulu ga paham-paham kok malah
disuruh mengerjakan tugas ini tugas itu(Celetuk Fajar).
Bu
Fitri :
Hei semuanya jangan berisik! Pokoknya kalau berisik tak kasih nilai merah
diraport. Entar juga tak laporin pak Yoga biar dihukum ngepel kantor selama
satu bulan.
(Akhirnya
sambil kesalpun mereka mengerjakan tugas juga).
-IV-
EPISODE KEEMPAT
Di kantor, Pak
Yoga sedang menyidang Tomi dan Rudi. Terjadi dialog yang cukup serius di antara
mereka.
Pak
Yoga :
Kalian ini gimana, sudah tau kalau tujuan sekolah itu untuk belajar, eh
malah tengkar, mau jadi jagoan ya kalian!
Tomi
dan Rudi: Tidak paaak......(menjawab dengan kompak).
Pak
Yoga : Lha
kalo emang ga mau jadi jagoan kenapa kalian pake tengkar segala? Mau saingan
sama aktor Smack Down ya? Ingat Tomi kamu sudah sering kali melanggar. Sudah dikenal
ga disiplin, males, suka rame dikelas, terus bikin usiiiiil melulu kerjaannya!
Tomi : Tapi
kan masuk terus pak ketimbang Rudi?(Sanggah Tomi).
Pak
Yoga :
Ploook(suara tamparan ke Tomi). Kamu ini ya ga tau sopan santun.
Kalau ada guru ngomong jangan dipotong.
Tomi :
Aduuuuh....iya iya paaaaak(Dasar sial....gerutunya, membatin).
Rudi :
Udah pak kami mengaku salah....kalau tadi saya tidak melayani ejekannya
perkelahian juga tidak bakal terjadi. Terserah bapak deh mau ngukum apa(pungkas
Rudi).
Pak
Yoga :
Nah gitu Tom, Denger tuh kata Rudi! Dia saja yang jadi korban gojlokanmu
mengakui kesalahannya dan gak mbantah kok. Ok sekarang kalian tak hukum menyapu
dan mengepel kantor. Tomi kamu mau nyapu dan ngepel berapa hari?
Tomi :
Emmmmm.....empat hari pak,
Pak
Yoga :
Lha kamu Rud kamu mau berapa hari?
Rudi :
Tiga hari aja pak, kan Tomi yang bikin gara-gara duluan.
Pak
Yoga :
Oke. Sekarang hitung! 4 hari ditambah 3 hari sama dengan berapa?
Rudi
dan Tomi: 7 hari pak(menjawab dengan serentak).
Pak
Yoga :
Oke..kalian nyapu dan ngepel selama tujuh hari. Kalau ga ngepel sehari tak
tambah seminggu. Ngerti kalian!
Tomi
dan Rudi: Ngerti pak.
Pak
Yoga : Udah
kalo gitu kalian masuk kelas lagi.
Rudi
dan Tomi: Iya pak(sambil
cium tangan akhirnya Tomi dan Rudi pamit).
-V-
EPISODE KELIMA
Pada pertemuan
selanjutnya giliran bu Putri yang mengajar kelas 2.
Bu
Putri :
Assalamualaikum.......Selamat pagi anak-anaaak(sapanya).
Para
Siswa :
Selamat pagi buuuu.
Bu
Putri : Sekarang
buka buku kalian, saya akan melihat Pekerjaan Rumah kalian.
Fajar : Waduuuuuh,
aku lupa.......
Tomi : Halaah
lupa apanya wong tadi malam melekan bareng-bareng nonton bola gitu(sergah
Tomi).
Rudi : Al-Hamdulillah,
ini bu saya sudah selesai(Ucap Rudi dengan bangga).
Fani : Udahlah
Ruud jangan pamer gitu, mentang-mentang dah selesai.
Bu
Putri : Eh..eh..eh
malah pada ribut. Pokoknya yang ga ngerjakan tugas silahkan ke depan!
(Majulah
Tomi, Fajar dan Fani ke depan)
Fani : Maaf
bu tadi malam saya lupa belajar.
Fajar : Maaf
bu, tadi malam saya sudah belajar, tapi saya lupa kalau ada PR.
Tomi : Maaf
bu, saya ingat dan tau kalau ada PR, tapi tadi malam saya ketiduran.
Bu
Putri : Wes
kalian ga usah banyak alasan. Saya sudah bosan dengan alasan-alasan yang kalian
buat-buat. Sekarang kalian keluar dan lari mengelilingi lapangan sebanyak 25
kali putaran. Kalau ndak serius saya tambah menjadi 3o putaran.
(Sambil
menggerutu akhirnya mereka lari juga).
-VI-
EPISODE KEENAM
Pada suatu
malam, atas inisiatif Fani, akhirnya
Tomi dan Fajar kumpul di tempat persinggahan mereka di samping kebun. Kebetulan
waktu itu sedang lampu mati. Malam begitu gelap gulita. Mereka bercanda dan
bergurau dalam kegelapan. Di sela-sela guyonannya Fani bertanya.
Fani : Tom
mana Rudi? Panggil sini gih, udah kamu baikan aja ama dia, lagian kan dia juga
teman kita. Kita nikmati aja malam ini. Besok kan libur, tanggal merah.
Tomi : Iyo
wes...entenono yo(iudah tunggu yah).
(Setelah
Rudi diajak dan mau, akhirnya berkumpul di tempat pinggir kebun sambil
menggelar tikar. Malam itu mereka habiskan untuk bercanda dan menghibur diri).
Fajar : Teman-teman
kenapa ya kok sekolahan kita dinamakan al-Gerobak(Tanya
Fajar memulai obrolan).
Fani
dan Tomi: Hahahahah.....kayak gerobak ae....hehehehe.....paling
dulu dinamakan al-Gerobak karena ngangkat pasir dan batanya dengan gerobak,
mulai dari toko bangunan hingga ke lokasi...hahhahah(guyon
Tomi dan Fani mengomentari Fajar).
Rudi : Hush.....kalian
jangan ngawur! Yang benar bukan al-Gerobak tapi al-Ghuroba`. Menurut guru B.Arab
kita kalau ga salah artinya: yang asing.
Fajar : Kok
aneh ya bikin nama dengan arti: yang asing?
Tomi : Lho
apa yang aneh Jar? Menurutku ga ada yang aneh. Sekolah kita kan ga begitu
dikenal, alias asing. Kita sendiri juga asing dari berbagai prestasi. Dan
terutama terhadap kedisiplinan kita juga sangat asing. Guru kita, sekolah kita
juga asaing, dan biasanya sekolah kita nerima anak-anak yang terasing dari
sekolah-sekolah negeri unggulan. Jadi pas banget kalau dinamakan al-Ghurobaa`.
Hehehehe.
Fani : Masuk
akal juga sih Tom.
Rudi : Wah...wah...aku
belum selesai melanjutkan maksud makna kata al-Ghuroba`. Al-Ghurabaa` tuh kata
pak Yoga diambil dari hadits Nabi: “Fa Thuuba lil Ghuraba` artinya
berbahagialah orang yang dianggap asing karena berpegang teguh terhadap
nilai-nilai Islam”.
Tomi : Wah
kalau gitu malah bertentangan dengan kenyataan yang ada. Coba bayangkan
kebanyakan diantara kita tidak disiplin, suka melanggar, suka telat dan sering
tak taat. Demikian juga guru, kurang disiplin, datang sering telat, bahkan
terkesan ga profesional. Haha lebih cocoknya kalau menurut bahasa Arabku
namanya: Al-Takdisiplinu, hehehe.
Rudi : Tom....Tom...Bahasa
Arab dari Baghdad yo hehhe.....itu namanya al-Ngawuru, alias
ngawur..hehehhehe..
-VII-
EPISODE KETUJUH
Ketika malam
semakin larut, obrolan dan guyonan semakin yahut. Tiba-tiba di sela-sela
obrolan mereka, ada beberapa ekor kunang-kunang berterbangan di depan mereka.
Berlangsunglah obrolan seru diantara mereka.
Fajar : Hei
teman-teman lihat tuh ada kunang-kunang.
Fani : Terus
kenapa? Biarin saja mereka terbang, mereka kan juga punya hak hidup.
Fajar : Kata
mbah-mbah dulu kunang-kunang itu adalah kuku-kuku mayit. Hiiih....jadi
merinding aku.
Rudi : Idiih...wong
hari gini masih percaya begituan....kamu ga ingat kata Pak Yoga...Itu namanya syirik.....syirik
adalah dosa paling besar......kalau tak tobat kamu ga bakal diampuni....
Fajar :
Astaghfirullaaaah.....wes wes ga usah ngomong kunang-kunang nanti malah njebus
ke mana-mana, tambah takut aku...
Tomi : Menurutku
ga usah diganti tema. Kunang-kunang kan makhluk Allah. Kita bisa mengambil
pelajaran darinya. Ga mungkin Allah menciptakan sesuatu dengan sia-sia tanpa
makna.
Fani : Syieh....gayamu
Tom pake ngambil makna segala, sok bijak kamu. Wong biasanya dikelas ga pernah
disiplin gitu pakek ngomong gitu segala.
Tomi : Lho
jangan salah....apa kamu ga inget pelajaran Pak Yoga. Katanya: Imam Ali pernah
ngomong: Undhur Maa Qoola walaa tandhur man Qoola(Lihatlah apa yang dikatakan
dan jangan lihat orang yang mengatakan). Jadi meskipun selama ini aku terlihat
tak disiplin jangan lantas mengenyampingkan kebenaran dari kata-kataku.
Rudi : Wes
Tom...ndak usah jadi kiai! To the point ae, emang apa yang dapat kita maknai
dari kunang-kunang?
Tomi : Kunang-kunang
identik dengan cahaya. Cahaya seperti kata Bu Putri adalah harapan. Meski
cahaya kunang-kunang sangat sederhana dan kalah bila dibanding dengan bulan
apalagi matahari. Namun harapan meski kecil harus tetap ada. Kamu lihat itu
kunang-kunang. Yang bikin indah mereka itu apa? Ya karena mereka memiliki
cahaya. Kerlipan cahaya yang mereka pancarkan sungguh terlihat indah mewarnai
malam. Intinya dari kunang-kunang kita belajar: Jangan putus harapan, meski
harapan itu kecil. Harapan-harapan kecil kalau kita padukan sebagaiman
kunang-kunang akan menjadi keindahan dan penghias malam.
Rudi : Wih
wih wih... sok filosof kamu Tom. Tapi aku setujuh sih.
Masak kita ga mau berubah. Masak kita begini terus? Sekolah kita masih
terbelakang, kedisiplinan kita sangat kurang. Kalau begini terus apa yang bisa
dibanggakan dari kita.
Tomi : Teman-teman...gimana
kalau kita mulai sekarang berubah...untuk itu sebagai kesepakatan kita namakan
kelompok kita dengan nama: “Kunang-kunang Harapan” dengan harapan dari
kesadaran kecil ini akan tumbuh kesadaran-kesadaran besar yang akan
menghasilkan keberhasilan.
Fani : Setuju
banget.
Fajar : Aku
ngikut aja.
Rudi : Oke
disingkat menjadi: KKH gimana?
Tomi : Sip
sip....selamat bekerja wahai anggota KKH, hehehehehe.
(malam
semakin kelam dan larut tanpa terasa mereka tertidur pulas).
-VIII-
EPISODE KEDELAPAN
Ternyata apa
yang mereka obrolkan semalam, benar-benar menjadi kesadaran yang sesungguhnya.
Hari-hari selanjutnya ketika sekolah, mereka terlihat disiplin. Guru-guru pada
heran. Mereka mengira ada yang aneh. Aneh tapi nyata. Mereka seolah menjadi
siswa-siswa yang baru terlahir. Terjadilah obrolan di kalangan guru.
Pak
Yoga : Bu
Putri, sampean ga memperhatikan ada yang aneh di kelas. Anak-anak sudah sekitar
satu bulan, sama sekali berubah drastis. Si Tomi dkk yang usilpun turut berubah.
Ada apa gerangan?
Bu
Putri : Saya
juga merasakan hal yang sama pak. Aku dengar sih ada kelompok yang bernama:
Kunang-Kunang Harapan. Menurut penuturan salah satu siswa, merekalah yang
membuat sadar para teman-temannya.
Bu
Fitri : Tak
hanya itu, bukan saja mereka sadar. Malah mereka makin kritis-kritis. Seringkali
aku mendapatkan kritikan yang membangun dari mereka. Yang membuat aku tersentak
ialah suatu ketika Tomi pernah menyindir: Bagaimana mungkin siswa akan disiplin
jika gurunya tak disiplin. Saya jadi malu sekaligus sadar pak.
Pak
Yoga : Baik,
mulai sekarang kita bikin kesepakatan dan kesadaran baru bahwa kita harus
senantiasa disiplin. Mari kita majukan sekolah. Jangan sampai kita kalah
berprestasi dengan sekolah-sekolah lain. Masak kita kalah dengan
harapan-harapan siswa kita. Kalau harapan mereka saja begitu besar maka
seharusnya kita harus tetap semangat dan optimis. Mari kita sulut cahaya
kunang-kunang menjadi cahaya rembulan apalagi mentari.
(Sejak
saat itu, berawal dari kesadaran cahaya kunang-kunang, sekolah yang tadinya
terbelakang menjadi maju dan siswa-siswinya sangat berprestasi. Berangkat dari
hal yang kecil akhirnya hal yang besar tercapai).
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !