Home » » Kunang-Kunang Harapan

Kunang-Kunang Harapan

Written By Amoe Hirata on Jumat, 25 April 2014 | 06.02


Judul Drama             : Kunang-Kunang Harapan.
Penulis                        : Amoe Hirata [ MBS ].
Kategori Drama        : Pendidikan.
Latar Waktu              : Siang dan Malam.
Latar  Tempat           : SMP Al-Ghurobaa` dan Kampung halaman.
Jumlah Episode         : 8 Episode.
Jumlah Pemeran       : 7 Pemeran.
Pemeran                     : Putri(Ibu Guru), Fitri(Ibu Guru), Yoga (Bpk. Guru), Rudi(Siswa), Tomi(Siswa), Fajar(Siswa), Fani(Siswa).
Karakter Pemeran    :
1.      Putri     : Guru bidang study Matematika yang memiliki ciri judes, suka menghukum siswa yang tidak disiplin, dan kadang-kadang sering telat.
2.      Fitri      : Guru bidang study Kesenian yang terkenal sabar namun tak bisa mengendalikan siswa di kelas.
3.      Yoga   : Guru bidang studi PAI yang pandai dan tegas.
4.      Rudi    : Siswa yang cukup rajin, pintar dan nurut namun gampang terpengaruh dengan kelompok, “Kunang-Kunang Harapan”nya.
5.      Tomi    : Siswa lugu, malas, suka guyon namun kritis.
6.      Fajar    : Siswa yang berkarakter pendiam namun suka ikut-ikutan teman.
7.      Fani     : Siswa yang punya karakter pendiam tapi mampu menggerakkan dan mempengaruhi teman-temannya.

Sinopsis                     

Kunang-Kunang Harapan” adalah sebuah judul drama yang menceritakan kondisi nyata dari empat sahabat yang bernama: Rudi, Tomi, Fajar dan Fani. Keempatnya merupakan sahabat akrab. Pertemuan keempatnya berlangsung ketika sama-sama mendaftar di Sekolah Menengah Pertama yang bernama Al-Ghurobaa`. Meski memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda, keempatnya bisa nyambung dan menyatu jadi satu karena mempunyai satu kecendrungan yang sama, yaitu: Tidak Pernah Serius. Di sekolah, keempatnya terkenal sebagai siswa yang tak disiplin, malas, suka melanggar bahkan hampir tiap hari mendapat hukuman. Tak jarang keempatnya membikin ulah dan membuat para guru gusar. Bukan hanya itu, kondisi sekolah tempat mereka sekolah memang tidak terlalu maju. Sekolah masih terhitung baru dan tak terlalu dikenal. Kebanyakan yang sekolah di dalamnya adalah anak-anak yang kurang mampu atau yang gagal di sekolah negeri. Ditambah lagi bahwa rata-rata para pengajar juga kurang disiplin sehingga makin merendahkan kualitas sekolah. Kondisi semacam ini lambat laun membuat keempat sahabat ini tersadar hingga terjadi perubahan dan perombakan besar-besaran pada kehidupan mereka dan kemajuan sekolah.
Kesadaran berawal ketika keempatnya lagi duduk-duduk di markas mereka di pinggir kebun. Di sela-sela guyon dan canda mereka, tiba-tiba ada kunang-kunang. Kemudian mereka sepakat menamakan persahabatan mereka dengan, “Kunang-Kunang Harapan”: dengan maksud semangat perubahan. Di malam yang gelap gulita, meski kecil dan tak mengalahkan gelap malam, cahaya kunang-kunang mampu membuat indah pandangan yang gelap, apa lagi jika kunang-kuang bukan hanya satu, semakin banyak kunang-kunang maka semakin indah pemandangan. Kelompok persahabatan yang menamakan diri sebagai, “Kunang-Kunang Harapan” ini pada akhirnya membuat perubahan yang berarti. Kesadaran kecil yang tumbuh dari hati mereka ternyata berpengaruh pada kemajuan diri dan sekolah. Pada akhirnya keempat sahabat yang terkenal bandel, malas dan tak disiplin ini berubah menjadi baik dan punya prestasi yang membanggakan, sehingga berdampak positif bagi sekolah Al-Ghurobaa`. Sekolah Al-Ghurobaa` yang sebelumnya tak dikenal menjadi dikenal karena prestasi dan kedisiplinan siswa-siswinya. Sebuah pembelajaran berharga bahwa kesadaran kecil yang ditumbuhkah meski sekedar cahaya kunang-kunang, bila dihimpun dan disatukan mampu menciptakan kesadaran-kesadaran besar menuju perubahan. Dari hal-hal kecil dan dianggap remeh orang, ternyata menyimpan nilai yang sangat berharga. Dan itu dibuktikan oleh keempat sahabat yang menamakan kolompok mereka sebagai: “Kunang-Kunang Harapan”.

-I-
EPISODE PERTAMA

Pagi-pagi sekitar jam 08.30 di sekolah Al-Ghurobaa` tepatnya di ruang kelas dua SMP, terjadi perkelahian yang sengit antara Tomi dan Rudi. Perkelahian ini dipicu oleh kelakuan Tomi yang suka menggoda Rudi. Tomi memang sering menggoda dan mengusili teman-temannya. Kejadian ini berlangsung ketika peralihan jam pelajaran dan kebetulan guru pengajar belum datang. Ceritanya berawal dari percakapan berikut ini:
Tomi   : Perhatian-perhatian komandan Rudi akan menyiapkan pasukan: Siaaaaap Kraaak(suara komandan diperagakan Tomi dihadapan teman-temannya dengan gaya banci, sehingga membuat Rudi tersinggung dan marah).
Rudi    : (Sambil kesal dan marah Rudi menimpali) Perhatian-perhatian Si Kentung Sang Gajah Beri-Beri sedang menghantakkan kakinya karena terkena ayan.
Tomi   : Hahahaha Si BBC alias Badan Besar Tapi Cucok lagi bersiul(Balas Tomi).
Rudi    : Hahahaha Gajah Bengkak kehabisan obat. Jadinya suka gindrang-gindrang dan teriak-teriak ga jelas(Balas Rudi tak mau kalah).
(Mendengar kata-kata Rudi, Tomi tersinggung, akhirnya dipukullah Rudi hingga terjatuh ke lantai. Merasa tak terima Rudi pun memukul Tomi. Hingga terjadi kegaduhan di kelas. Braaaaak...........Jeduuuuuuuut...........Jedaaaaaar. Sampai akhirnya dipisah oleh Fani dan teman-teman lainnya].

-II-
EPISODE KEDUA

Mendapat laporan dari para siswa, Pak Yoga yang kebetulan sedang mengajar di kelas sebelah, segera mendatangi Tempat Kejadian Peristiwa.
Pak Yoga       : Ada apa ini pada ribut-ribut?(tanya pak Yoga dengan mimik serius).
Fajar               : Anu pak, ini loh Tomi sama Rudi habis berkelahi karena ejek-ejekan.
Pak Yoga       : Siapa yang mulai lebih dulu?
Tomi               : Rudi paak(dengan suara keras dan membela diri).
Pak Yoga       : (langsung menjewer Tomi karena terlalu keras berbicara pada Pak Yoga).
Tomi               : Aduh....aduh.....aduh....maaf pak saya kurang sopan(rengek Tomi mengiba).
Rudi                : Ndak pak! Bukan saya yang salah. Tadi lho yang memulai duluan Tomi. Masak saya sedang asyik belajar tiba-tiba dia ngejek saya. Ya karena ndak terima akhirnya saya balas. Eh tau-tau dianya ga terima. Karena ga terima aku malah didorong dan dipukul sampai aku terjatuh ke lantai. Akupun balas mukul juga.
Pak Yoga       : Ruuud....Ruuud.....kamu ni mbok ya jangan mudah tersinggung, sudah tau kebiasaan Tomi suka goda temen-temen eh malah kamu ladenin. Kalau gini kan malah bikin masalah dan kegaduhan. Akhirnya kelas yang lain terganggu. Ayo kalian berdua ikut saya ke kantor!

-III-
EPISODE KETIGA

            Pasca terjadinya perkelahian akhirnya Tomi dan Rudi dibawa ke Kantor. Sekarang para siswa sudah bisa tertib kembali dan Bu Fitri Guru pengajar mata pelajaran Kesenianpun sudah tiba.
Bu Fitri           : Assalamu`alaikum,,,,,,,,,Selamat pagi anak-anak....(beliau buka pelajaran kesenian dengansenyum).
Kebanyakan siswa menjawab: Wa`alaikumus Sayang buuuuuuk...
Bu Fitri           : (Ia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mendengar seloroh kebanyakn siswanya yang suka usil) Cek...cek...cek....kalian itu yah....mbok ya jangan begitu.....menjawab salam itu yang benar....salam itu doa lho. Sekarang buka LKS nya halaman 45, kerjakan soal pilihan ganda dan uraian sekarang juga(perintahnya).
Para Siswa     : Ealah buuuu....bu.........andalannya lak gitu....kalau ga ngerjakan tugas ya nulis.......(sanggah para siswa).
Bu Fitri           : Sudah kerjakan saja! Entar saya kasih nilai. Kalau sudah kumpulkan di kantor ya!(perintah Bu Fitri).
Para Siswa     : Huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu(sorak siswa).
Fajar               : Aku ga mau ngerjakan tugas ah, wong aku dari dulu ga paham-paham kok malah disuruh mengerjakan tugas ini tugas itu(Celetuk Fajar).
Bu Fitri           : Hei semuanya jangan berisik! Pokoknya kalau berisik tak kasih nilai merah diraport. Entar juga tak laporin pak Yoga biar dihukum ngepel kantor selama satu bulan.
(Akhirnya sambil kesalpun mereka mengerjakan tugas juga).

-IV-
EPISODE KEEMPAT

            Di kantor, Pak Yoga sedang menyidang Tomi dan Rudi. Terjadi dialog yang cukup serius di antara mereka.
Pak Yoga       : Kalian ini gimana, sudah tau kalau tujuan sekolah itu untuk belajar, eh malah tengkar, mau jadi jagoan ya kalian!
Tomi dan Rudi: Tidak paaak......(menjawab dengan kompak).
Pak Yoga       : Lha kalo emang ga mau jadi jagoan kenapa kalian pake tengkar segala? Mau saingan sama aktor Smack Down ya? Ingat Tomi kamu sudah sering kali melanggar. Sudah dikenal ga disiplin, males, suka rame dikelas, terus bikin usiiiiil melulu kerjaannya!
Tomi               : Tapi kan masuk terus pak ketimbang Rudi?(Sanggah Tomi).
Pak Yoga       : Ploook(suara tamparan ke Tomi). Kamu ini ya ga tau sopan santun. Kalau ada guru ngomong jangan dipotong.
Tomi               : Aduuuuh....iya iya paaaaak(Dasar sial....gerutunya, membatin).
Rudi                : Udah pak kami mengaku salah....kalau tadi saya tidak melayani ejekannya perkelahian juga tidak bakal terjadi. Terserah bapak deh mau ngukum apa(pungkas Rudi).
Pak Yoga       : Nah gitu Tom, Denger tuh kata Rudi! Dia saja yang jadi korban gojlokanmu mengakui kesalahannya dan gak mbantah kok. Ok sekarang kalian tak hukum menyapu dan mengepel kantor. Tomi kamu mau nyapu dan ngepel berapa hari?
Tomi               : Emmmmm.....empat hari pak,
Pak Yoga       : Lha kamu Rud kamu mau berapa hari?
Rudi                : Tiga hari aja pak, kan Tomi yang bikin gara-gara duluan.
Pak Yoga       : Oke. Sekarang hitung! 4 hari ditambah 3 hari sama dengan berapa?
Rudi dan Tomi: 7 hari pak(menjawab dengan serentak).
Pak Yoga       : Oke..kalian nyapu dan ngepel selama tujuh hari. Kalau ga ngepel sehari tak tambah seminggu. Ngerti kalian!
Tomi dan Rudi: Ngerti pak.
Pak Yoga       : Udah kalo gitu kalian masuk kelas lagi.
Rudi dan Tomi: Iya pak(sambil cium tangan akhirnya Tomi dan Rudi pamit).

-V-
EPISODE KELIMA

            Pada pertemuan selanjutnya giliran bu Putri yang mengajar kelas 2.
Bu Putri         : Assalamualaikum.......Selamat pagi anak-anaaak(sapanya).
Para Siswa     : Selamat pagi buuuu.
Bu Putri         : Sekarang buka buku kalian, saya akan melihat Pekerjaan Rumah kalian.
Fajar               : Waduuuuuh, aku lupa.......
Tomi               : Halaah lupa apanya wong tadi malam melekan bareng-bareng nonton bola gitu(sergah Tomi).
Rudi                : Al-Hamdulillah, ini bu saya sudah selesai(Ucap Rudi dengan bangga).
Fani                : Udahlah Ruud jangan pamer gitu, mentang-mentang dah selesai.
Bu Putri         : Eh..eh..eh malah pada ribut. Pokoknya yang ga ngerjakan tugas silahkan ke depan!
(Majulah Tomi, Fajar dan Fani ke depan)
Fani                : Maaf bu tadi malam saya lupa belajar.
Fajar               : Maaf bu, tadi malam saya sudah belajar, tapi saya lupa kalau ada PR.
Tomi               : Maaf bu, saya ingat dan tau kalau ada PR, tapi tadi malam saya ketiduran.
Bu Putri         : Wes kalian ga usah banyak alasan. Saya sudah bosan dengan alasan-alasan yang kalian buat-buat. Sekarang kalian keluar dan lari mengelilingi lapangan sebanyak 25 kali putaran. Kalau ndak serius saya tambah menjadi 3o putaran.
(Sambil menggerutu akhirnya mereka lari juga).

-VI-
EPISODE KEENAM

            Pada suatu malam, atas inisiatif  Fani, akhirnya Tomi dan Fajar kumpul di tempat persinggahan mereka di samping kebun. Kebetulan waktu itu sedang lampu mati. Malam begitu gelap gulita. Mereka bercanda dan bergurau dalam kegelapan. Di sela-sela guyonannya Fani bertanya.
Fani                : Tom mana Rudi? Panggil sini gih, udah kamu baikan aja ama dia, lagian kan dia juga teman kita. Kita nikmati aja malam ini. Besok kan libur, tanggal merah.
Tomi               : Iyo wes...entenono yo(iudah tunggu yah).
(Setelah Rudi diajak dan mau, akhirnya berkumpul di tempat pinggir kebun sambil menggelar tikar. Malam itu mereka habiskan untuk bercanda dan menghibur diri).
Fajar               : Teman-teman kenapa ya kok sekolahan kita dinamakan al-Gerobak(Tanya Fajar memulai obrolan).
Fani dan Tomi: Hahahahah.....kayak gerobak ae....hehehehe.....paling dulu dinamakan al-Gerobak karena ngangkat pasir dan batanya dengan gerobak, mulai dari toko bangunan hingga ke lokasi...hahhahah(guyon Tomi dan Fani mengomentari Fajar).
Rudi                : Hush.....kalian jangan ngawur! Yang benar bukan al-Gerobak tapi al-Ghuroba`. Menurut guru B.Arab kita kalau ga salah artinya: yang asing.
Fajar               : Kok aneh ya bikin nama dengan arti: yang asing?
Tomi               : Lho apa yang aneh Jar? Menurutku ga ada yang aneh. Sekolah kita kan ga begitu dikenal, alias asing. Kita sendiri juga asing dari berbagai prestasi. Dan terutama terhadap kedisiplinan kita juga sangat asing. Guru kita, sekolah kita juga asaing, dan biasanya sekolah kita nerima anak-anak yang terasing dari sekolah-sekolah negeri unggulan. Jadi pas banget kalau dinamakan al-Ghurobaa`. Hehehehe.
Fani                : Masuk akal juga sih Tom.
Rudi                : Wah...wah...aku belum selesai melanjutkan maksud makna kata al-Ghuroba`. Al-Ghurabaa` tuh kata pak Yoga diambil dari hadits Nabi: “Fa Thuuba lil Ghuraba` artinya berbahagialah orang yang dianggap asing karena berpegang teguh terhadap nilai-nilai Islam”.
Tomi               : Wah kalau gitu malah bertentangan dengan kenyataan yang ada. Coba bayangkan kebanyakan diantara kita tidak disiplin, suka melanggar, suka telat dan sering tak taat. Demikian juga guru, kurang disiplin, datang sering telat, bahkan terkesan ga profesional. Haha lebih cocoknya kalau menurut bahasa Arabku namanya: Al-Takdisiplinu, hehehe.
Rudi                : Tom....Tom...Bahasa Arab dari Baghdad yo hehhe.....itu namanya al-Ngawuru, alias ngawur..hehehhehe..

-VII-
EPISODE KETUJUH

            Ketika malam semakin larut, obrolan dan guyonan semakin yahut. Tiba-tiba di sela-sela obrolan mereka, ada beberapa ekor kunang-kunang berterbangan di depan mereka. Berlangsunglah obrolan seru diantara mereka.
Fajar               : Hei teman-teman lihat tuh ada kunang-kunang.
Fani                : Terus kenapa? Biarin saja mereka terbang, mereka kan juga punya hak hidup.
Fajar               : Kata mbah-mbah dulu kunang-kunang itu adalah kuku-kuku mayit. Hiiih....jadi merinding aku.
Rudi                : Idiih...wong hari gini masih percaya begituan....kamu ga ingat kata Pak Yoga...Itu namanya syirik.....syirik adalah dosa paling besar......kalau tak tobat kamu ga bakal diampuni....
Fajar               : Astaghfirullaaaah.....wes wes ga usah ngomong kunang-kunang nanti malah njebus ke mana-mana, tambah takut aku...
Tomi               : Menurutku ga usah diganti tema. Kunang-kunang kan makhluk Allah. Kita bisa mengambil pelajaran darinya. Ga mungkin Allah menciptakan sesuatu dengan sia-sia tanpa makna.
Fani                : Syieh....gayamu Tom pake ngambil makna segala, sok bijak kamu. Wong biasanya dikelas ga pernah disiplin gitu pakek ngomong gitu segala.
Tomi               : Lho jangan salah....apa kamu ga inget pelajaran Pak Yoga. Katanya: Imam Ali pernah ngomong: Undhur Maa Qoola walaa tandhur man Qoola(Lihatlah apa yang dikatakan dan jangan lihat orang yang mengatakan). Jadi meskipun selama ini aku terlihat tak disiplin jangan lantas mengenyampingkan kebenaran dari kata-kataku.
Rudi                : Wes Tom...ndak usah jadi kiai! To the point ae, emang apa yang dapat kita maknai dari kunang-kunang?
Tomi               : Kunang-kunang identik dengan cahaya. Cahaya seperti kata Bu Putri adalah harapan. Meski cahaya kunang-kunang sangat sederhana dan kalah bila dibanding dengan bulan apalagi matahari. Namun harapan meski kecil harus tetap ada. Kamu lihat itu kunang-kunang. Yang bikin indah mereka itu apa? Ya karena mereka memiliki cahaya. Kerlipan cahaya yang mereka pancarkan sungguh terlihat indah mewarnai malam. Intinya dari kunang-kunang kita belajar: Jangan putus harapan, meski harapan itu kecil. Harapan-harapan kecil kalau kita padukan sebagaiman kunang-kunang akan menjadi keindahan dan penghias malam.
Rudi                : Wih wih wih... sok filosof kamu Tom. Tapi aku setujuh sih. Masak kita ga mau berubah. Masak kita begini terus? Sekolah kita masih terbelakang, kedisiplinan kita sangat kurang. Kalau begini terus apa yang bisa dibanggakan dari kita.
Tomi               : Teman-teman...gimana kalau kita mulai sekarang berubah...untuk itu sebagai kesepakatan kita namakan kelompok kita dengan nama: “Kunang-kunang Harapan” dengan harapan dari kesadaran kecil ini akan tumbuh kesadaran-kesadaran besar yang akan menghasilkan keberhasilan.
Fani                : Setuju banget.
Fajar               : Aku ngikut aja.
Rudi                : Oke disingkat menjadi: KKH gimana?
Tomi               : Sip sip....selamat bekerja wahai anggota KKH, hehehehehe.
(malam semakin kelam dan larut tanpa terasa mereka tertidur pulas).



-VIII-
EPISODE KEDELAPAN

            Ternyata apa yang mereka obrolkan semalam, benar-benar menjadi kesadaran yang sesungguhnya. Hari-hari selanjutnya ketika sekolah, mereka terlihat disiplin. Guru-guru pada heran. Mereka mengira ada yang aneh. Aneh tapi nyata. Mereka seolah menjadi siswa-siswa yang baru terlahir. Terjadilah obrolan di kalangan guru.
Pak Yoga       : Bu Putri, sampean ga memperhatikan ada yang aneh di kelas. Anak-anak sudah sekitar satu bulan, sama sekali berubah drastis. Si Tomi dkk yang usilpun turut berubah. Ada apa gerangan?
Bu Putri         : Saya juga merasakan hal yang sama pak. Aku dengar sih ada kelompok yang bernama: Kunang-Kunang Harapan. Menurut penuturan salah satu siswa, merekalah yang membuat sadar para teman-temannya.
Bu Fitri           : Tak hanya itu, bukan saja mereka sadar. Malah mereka makin kritis-kritis. Seringkali aku mendapatkan kritikan yang membangun dari mereka. Yang membuat aku tersentak ialah suatu ketika Tomi pernah menyindir: Bagaimana mungkin siswa akan disiplin jika gurunya tak disiplin. Saya jadi malu sekaligus sadar pak.
Pak Yoga       : Baik, mulai sekarang kita bikin kesepakatan dan kesadaran baru bahwa kita harus senantiasa disiplin. Mari kita majukan sekolah. Jangan sampai kita kalah berprestasi dengan sekolah-sekolah lain. Masak kita kalah dengan harapan-harapan siswa kita. Kalau harapan mereka saja begitu besar maka seharusnya kita harus tetap semangat dan optimis. Mari kita sulut cahaya kunang-kunang menjadi cahaya rembulan apalagi mentari.
(Sejak saat itu, berawal dari kesadaran cahaya kunang-kunang, sekolah yang tadinya terbelakang menjadi maju dan siswa-siswinya sangat berprestasi. Berangkat dari hal yang kecil akhirnya hal yang besar tercapai).
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan