Home » » Masa Lalu Kelam, Masa Depan Cerah

Masa Lalu Kelam, Masa Depan Cerah

Written By Amoe Hirata on Kamis, 24 April 2014 | 20.10

             Setiap orang memiliki masa lalu yang berbeda-beda. Ada yang cerah, ada juga yang kelam. Masa lalu yang cerah memang menguntungkan seseorang menjalani masa depannya, namun di sisi lain semangat untuk meraih masa depan yang cerah kurang begitu besar dibanding dengan orang yang mempunyai masa lalu kelam. Sedangkan masa lalu yang kelam memang bisa menghalangi kesadaran seseorang mendapatkan masa depan yang cerah, namun di sisi lain jika ia tersadar untuk bangkit, maka kebangkitannya ini lebih mengakar dan besar dibanding dengan orang yang mempunyai masa lalu cerah. Konsep ini seperti konsep “taubat” dalam Islam. Allah sendiri menamakan dirinya dengan “at-Tawwaab”. Taubat ialah usaha untuk kembali kepada at-Tawwab(Dzat Yang Maha Penerima Taubat) setelah berada di luar batas-batas aturan-Nya. Karena itulah i`tikad baik dari orang yang mempunyai masa lalu kelam baik berupa dosa maupun kesalahan akan bernilai masa depan cerah jika dibarengi dengan semangat perubahan yang begitu tinggi melalui sarana yang bernama “taubat”.
            Anda tentu tahu siapa Umar sebelum masuk Islam, dia pernah mengubur anak perempuannya hidup-hidup, dia juga peminum Khamer; anda juga tahu siapa Khalid bin Walid, sebelum masuk Islam dia bersama orang kafir Qurays pernah menyerang Rasulullah beserta sahabat-sahabat yang lain pada pertempuran Uhud; anda tentu juga tahu Ikrimah bin Abi Jahal yang juga menyerang dan memusuhi Islam sebelum dia masuk Islam; dan anda tentu tahu bahwa kebanyakan sahabat juga memiliki masa kelamnya sendiri sebelum mereka masuk Islam.  Yang menarik dari semua itu ialah bahwa meski mereka memiliki masa lalu kelam, mereka dengan senang hati dan lapang dada mau menerima cahaya Islam yang mau mencerahkan kegelapan di hati mereka. Semangat perubahan berupa “taubat” ini pada akhirnya dapat merubak kekelaman mereka mendaji ketercerahan. Hidup yang sebelumnya penuh dengan penyesalan dan kesedihan akhirnya penuh dengan harapan dan keimanan.
            Senada dengan pernyataan di atas ialah ada ungkapan, “al-islaam yajubbu maa qablahu”(Islam menghapus masa lalu yang kelam). Dengan demikian para sahabat dan orang-orang setelahnya bisa merasa tenang karena tidak berlama-lama terjerembab pada penyesalan masa silam yang menghalangi dirinyi menggapai perubahan hidup yang lebih cerah dan terarah. Karena berlebihan dalam menyikapi dan menyesali masa silam malah akan berdampak negatif terhadap perubahan-perubahan ke depan. Ada istilah menarik dari ungkapan seseorang yang perlu dicatat di sini yaitu: anggaplah masa lalu itu seperti spion motor, sesekali waktu memang perlu dilihat untuk perjalanan ke depan, tapi kalau menyetir motor hanya melihat spion terus maka nanti akan menabrak orang. Islam sebagai agama yang sempurna dan paripurna mempunyai konsep taubat ini tentu saja untuk perubahan yang lebih baik. Manusia pasti punya kesalahan dan sebaik-baik orang yang salah ialah yang mau bertaubat. Tentu saja bukan taubat sambal, tapi taubat nashuha yang benar-benar serius dan tidak mengulang-ulangnya.
            Wahsyi bin Harb seorang budak Jubair bin Muth`im yang berasal dari Ethiopia. Ketika sudah masuk Islam, tetap saja ia dihantui oleh masa lalunya yang kelam. Ia selalu menyesal dan merasa bersalah, meski ia juga sadar kalau Islam itu menghapus kesalahan masa lalu ketika sudah masuk Islam. Keselahannya sebelum Islam itu ialah membunuh paman Nabi Muhammad yaitu Hamzah bin Abdul Muthallib yang berjuluk singa Allah pada perang Uhud. Penyesalannya mungkin tak pernah hilang hingga ia wafat. Apa lagi ketika masuk Islam dan bertemu Rasulullah dia disurung memalingkan muka, karena secara manusiawi siapa yang tega melihat orang yang membunuh pamannya sendiri. Masa lalu yang kelam ini membangun semacam kesadaran spritual yang dahsyat bagi Wahsyi bin Harb. Sampai pada akhirnya ia membuat komitmen dan tekad yang luar biasa untuk menebus kesalahan-kesalahannya di masa lampau. Pada perang Yamamah ia menebus kesalahannya dengan membunuh Musailamah al-Kaddzab. Sebelum Islam Wahsyi membunuh orang terbaik dan seteleh Islam ia tebus dengan membunuh orang yang terjahat yang mengaku-ngaku menjadi Nabi. Demikian salah satu contoh di mana masa kelam dijadikan titik tolak untuk taubat dan semangat perubahan, sehingga Wahsyi mampu merubah masa lalu yang kelam menjadi masa depan yang cerah. Intinya, jangan kita berlarut-larut menyesali masa silam. Jadikan dia hanya semacam kesadaran untuk berubah ke depan menciptakan masa depan yang cerah.

            Setiap kita tentu dan pasti mempunyai masa lalu. Bila masa lalu kita kelam jangan sampai dijadikan sekedar penyesalan yang tak berarti. Penyesalan yang positif terhadap masa lalu kelam ialah penyesalan yang tak terhenti pada sekedar penyesalan, tapi penyesalan yang menjadi kesadaran luar biasa sehingga melahirkan komitmen untuk berubah menjadi lebih baik; melahirkan gelora untuk berubah menggapai masa depan yang lebih cerah. Bila masa lalu kelam hanya disikapi dengan penyesalan belaka berarti secara sadar maupun tak sadar kita telah merancang masa depan yang kelam. Maukah anda mendapat masa depan kelam?
Share this article :

1 komentar:

  1. tidak,cukup lah masa lalu yang kelam,jangann sampai masa depan juga ikut-ikutan kelam,berantakan abis dah jadinya

    BalasHapus

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan