Media
memiliki peran yang sangat signifikan dan penting bagi individu maupun sosial.
Berkat media, orang mampu mempengaruhi, membentuk watak, mengusung nilai,
menginterpretasikan, mewarnai, menguasai, bahkan menggiring masa. Perubahan-perubahan
besar dalam sejarah tidak bisa dilepaskan dengan peran intensif dan aktif media
dalam mengawal setiap kejadian dan peristiwa dinamis manusia. Karena itu tidak
berlebihan jika dikatakan: kalau ingin menguasai masa, maka anda harus
menguasai media. Ini sangat wajar karena media laksana sihir yang mampu membuat
orang terlena tanpa sadar kalau disihir; media bagaikan anggur yang mampu
memabukkan orang tanpa sadar kalau sedang mabuk; media seperti bius yang mampu
membuat orang nyenyak tertidur sampai tak sadar dengkur.
Mengingat
sangat pentingnya media, Nabi mendorong umatnya agar menggunakan media untuk
berdakwah karena media adalah alat untuk mencapai tujuan. Pada zaman Nabi,
salah satu media yang sangat berpengaruh dan tersohor ialah media seni
komunikasi. Secara spesifik media seni itu berupa sya`ir. Sya`ir pada masi itu
memiliki peran yang sedemikian massif dalam mempengaruhi masa. Bangsa Arab
terkenal dengan sya`irnya. Bahkan sya`ir sudah menjadi profesionalitas. Peran
sya`ir begitu besar. Syair membuat orang yang pengecut menjadi berani; membuat
orang yang sedih menjadi gembira; membuat orang frustasi menjadi bangkit;
membuat orang yang hatinya keras menjadi lunak; membuat orang yang galau
mendaji riang gembira, demikian juga sebaliknya bisa merubah yang negatif
menjadi positif; yang buruk menjadi baik; dan yang hak menjadi batil.
Pada
masa Nabi, ada beberapa nama sahabat yang piawai dan kondang dalam bidang sya`ir.
Diantaranya ialah: Abdullah bin Rawahah, Ka`ab bin Malik dan Hassan bin Tsabit.
Diantara ketiganya yang paling menonjol ialah Hassan bin Tsabit, Sang Pujangga
kondang pejuang Islam. Dia tahu bahwa potensi besarnya ialah dalam bidang
kesya`iran, sehingga dia mengkontribusikan dirinya dalam ranah itu. Rasulullah
pernah bersabda: Ya Allah perkuat dia dengan Jibril. Ya Allah .... bisa
dibayangkan, orang yang secara khusus mempunyai keahlian dalam bidang sya`ir
diperkuat oleh malaikat Jibril? Benar-benar anugerah yang tak terperi. Hassan
bin Tsabit menemukan perjuangan mencari cinta Allah dan Rasulnya melalui media
sya`ir. Dan terbukti, usahanya membuahkan hasil, banyak lawan yang kalang kabut
menghadapinya sehingga Islam lebih dihormati dan disegani. Lisannya sangat
tajam, lebih tajam dari pedang dalam menyayat hati musuhnya. Ia menjuluki
dirinya sebagai singa. Dari sini bisa kita katakan betapa media merupakan salah
satu faktor signifikan dalam menyukseskan dakwah Islam.
Setelah
kita tahu bahwa media sangat penting, lalu langkah apa yang akan digunakan jika
dalam kondisi kelangkaan media? Sekarang yang memegang media masa besar
kebanyakan – kalau tidak boleh dikatakan semua - bukan orang-orang yang
memiliki visi-misi keislaman. Lebih dikuasai oleh idiologi kapitalis
materialistis. Yang memandang manusia hanya dari fisiknya. Yang mempunyai
orientasi: Yang penting untung maka segala cara bisa dijunjung; yang penting
laba maka segala cara bisa diupaya. Meski benar begitu, kita tidak boleh
frustasi, masih ada media lain yang bisa digunakan seperti lisan dan tulis.
Sambil tetap berjuang dengan tulisan dan lisan kita tetap mengupayakan
penguasaan-penguasaan terhadap media. Bila tidak, jangan menyesal kalau
ternyata perjuangkan bisa gampang diruntuhkan dan digagalkan.
Siapakah
yang mampu meneladani Hassan bin Tsabit? Tau potensi diri, berjuang dengan
media yang dikuasainya, sehingga mampu berkontribusi besar terhadap perjuangan
Islam. Perjuangannya dalam bidang kepujanggaan. Pujangga yang tak sekedar
berkata-kata indah; pujangga yang memiliki cita rasa seni yang begitu tinggi;
pujangga yang disamping puitis juga mempunyai keberanian perang di medan jihad.
Melalui sastra dia mampu menemukan perjuangan cintanya menuju Ridha-Nya. Bahkan
Jibril turut menguatkannya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !