Home » » Tarikh Sunnah Nabawiyah

Tarikh Sunnah Nabawiyah

Written By Amoe Hirata on Sabtu, 26 April 2014 | 08.26

by Mahmud Budi Setiawan on Saturday, November 20, 2010 at 12:21am

Judul            : Tarikh Sunnah Nabawiyah
Penulis         : Prof. Dr. el-Khusyu`i el-Khusyu`i Muhammad el-Khusyu`i
Penerbit        : Kuliah Ushuluddin al-Azhar Kairo
Tahun terbit : 2009-2010


Buku diatas merupakan satu usaha diantara sekian banyak usaha ulama dalam bidang  ilmu Hadist. Penulis merupakan dosen ilmu Hadist pada fakultas Ushuluddin di al-Azhar; Beliau juga sedang menjabat sebagai wakil dekan Ushuludin. Buku diatas nerupakan diktat kuliah mahasiswa Ushuludin tingkat Pertama.

Sekilas dari sisi judul, kita akan mengetahui bahwa study yang mau dibicarakan dalam buku ini ialah mengenai sejarah sunnah nabawi. Kata “tarikh” berarti sejarah yang ditulis berdasarkan tanggal terjadinya peristiwa. Jadi judul diatas akan mengupas perjalanan kronologis sejarah sunnah nabawi berdasar tanggal terjadinya.

Pada pembahasan prolog buku penulis memaparkan secara singkat dan lugas definisi-definisi yang berkenaan dengan istilah-istilah ilmu Hadits, seperti: Hadist, Sunnah, Khabar, Atsar, Isnaad, Matan, Muhaddits  dan ditutup dengan pembahasan pengertian Manhaj Muhadditsin (Metodologi Ulama Hadits).

Pembahasan selanjutnya membawa kita memasuki hidangan inti berupa kronologis sejarah sunnah nabawi pada abad Pertama tahun Hijriah. Beliau menjelaskan bahwa al-Quran dan Sunnah Nabawiyah bersumber pada wahyu Allah; ini mengindikasikan bahwa apa saja yang bersumber dari rasulullah itu adalah wahyu dari Allah hanya saja ada perbedaan gaya tulisan teks. Setelah itu beliau membahas korelasi antara Sunnah Nabawiyah dengan al-Quran al-Karim. Di sana paling tidak ada lima korelasi yang menghubungkan keduanya:1.Penjelas bagi keglobalan al-Quran. 2.Pengkhusus bagi keumuman al-Quran. 3.Pengikat bagi kemutlakan al-Quran. 4.Pentafsir bagi al-Quran. 5.Pengasas hokum baru yang tidak ada dalam al-Quran.

Kemudian beliau menjelaskan manhaj nabi dalam penyampaian, tarbiyah dan pengajaran hadits. Disitu dijelaskan ada sekitar duapuluh empat manhaj nabi yang digunakan untuk  membimbing para sahabatnya dalam masalah hadits. Diantara manhaj yang digunakan nabi ialah: 1.Pengajaran umum yang biasanya diadakan dimasjid dan lainya berupa ceramah, pengajian dan lain sebagainya. 2.Menjaga dan melihat sikond audiens, penanya, dan objek dakwah.3.Pujian personal.4.Bersabar atas penanya meski melampau batas.5.Mengulang-ulang hadits.6.Perlahan-lahan dan tidak cepat dalam bicara.7.Ringkas.8.Pengokohan dalam bentuk nasihat.9Menguji pikiran sahabat.10.Memukau pendengar.11.Menggemarkan audiens untuk mengetahui jawaban.12.Meminta mengulangi soal pada penanya.13.Membuat pertanyaan dan dialog.14.Menasehati secara umum dalam menegur kesalahan pribadi.15.Memuji orang yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.16.Membikin permisalan.17.Simple dan bersahaja.18.Mengoreksi kesalahan sahabat.17.Bersikap lembet pada yang salah sampai ia menjadi benar.19.Menggunakan  sarana pembantu dalam penjelasan.20.Kritik objektif.

Selanjutnya beliau memaparkan tentang perhatian tinggi sahabat terhadap sunnah nabawiyah. Diantara sebab-sebab perhatian sahabat terhadap sunnah ialah:1.Kedudukan nabi sebagai penyampai dan penjelas al-Quran sehingga sahabat selalu bermulazamah,2.Kedudukan tinggi sunnah.3.Takut menyembunyikan ilmu.4.Antusias untuk menyampaikan sunnah.5.Rasa cinta yang dalam terhadap Rasulullah.

Manhaj sahabat dalam menerima dan menyampaikan hadist, secara ringkas penulis sebutkan sebagai berikut:1. Saling membuat perwakilan jika berhalangan hadir.2.Mengadakan perjalanan untuk mencari hadits.3.Berusaha sekuat mungkin untuk menyampaikan hadits sebagaimana lafadznya.4.Saling mengadakan murojaah bila terjadi permasalahan. Adapun manhaj tabi`in ialah sebagaimana manhaj para sahabat.

Pada pembahasan selanjutnya dikupas masalah penulisan menurut tradisi Arab sampai terjadinya fase-fase pembukuan(pengkodifikasian)sunnah. Fase-fase itu disebutkan sebagai berikut: Pertama: Fase Pelarangan penulisan sunnah. Kedua:Fase Pengijinan penulisan sunnah. Ketiga:Fase Pengkodifikasian resmi sunnah. Keempat: Fase Kelahiran karangan-larangan seputar sunnah. Kelima: Fase Pengkodifikasian hadits sahih saja.

Buku di atas secara umum sangat bagus dan menarik meskipun dijumpai adanya sistematisasi yang kurang bagus. Disisi lain terkadang pembahasanya terlalu melebar dan tidak fokus sehingga dapat menimbulkan Kejemuan. Akhirnya, terlepas dari kelebihan dan kekurangan buku diatas; menurut hemat saya sudah cukup layak dan mumpuni untuk dijadikan acuan dan wawasan keilmuan seputar sejarah sunnah nabawiyah. Wallahu`alam bisshawab.


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Amoe Hirata - All Rights Reserved
Maskolis' Creation Published by Mahmud Budi Setiawan