Judul
: Tarikh Sunnah Nabawiyah
Penulis
: Prof. Dr. el-Khusyu`i el-Khusyu`i Muhammad el-Khusyu`i
Penerbit :
Kuliah Ushuluddin al-Azhar Kairo
Tahun terbit : 2009-2010
Buku diatas merupakan satu usaha diantara sekian
banyak usaha ulama dalam bidang ilmu Hadist. Penulis merupakan dosen ilmu
Hadist pada fakultas Ushuluddin di al-Azhar; Beliau juga sedang menjabat
sebagai wakil dekan Ushuludin. Buku diatas nerupakan diktat kuliah mahasiswa
Ushuludin tingkat Pertama.
Sekilas dari sisi judul, kita akan mengetahui bahwa
study yang mau dibicarakan dalam buku ini ialah mengenai sejarah sunnah nabawi.
Kata “tarikh” berarti sejarah yang ditulis berdasarkan tanggal terjadinya
peristiwa. Jadi judul diatas akan mengupas perjalanan kronologis sejarah sunnah
nabawi berdasar tanggal terjadinya.
Pada pembahasan prolog buku penulis memaparkan secara
singkat dan lugas definisi-definisi yang berkenaan dengan istilah-istilah ilmu
Hadits, seperti: Hadist, Sunnah, Khabar, Atsar, Isnaad, Matan, Muhaddits dan
ditutup dengan pembahasan pengertian Manhaj Muhadditsin (Metodologi
Ulama Hadits).
Pembahasan selanjutnya membawa kita memasuki hidangan
inti berupa kronologis sejarah sunnah nabawi pada abad Pertama tahun Hijriah.
Beliau menjelaskan bahwa al-Quran dan Sunnah Nabawiyah bersumber pada wahyu
Allah; ini mengindikasikan bahwa apa saja yang bersumber dari rasulullah itu
adalah wahyu dari Allah hanya saja ada perbedaan gaya tulisan teks. Setelah itu
beliau membahas korelasi antara Sunnah Nabawiyah dengan al-Quran al-Karim. Di
sana paling tidak ada lima korelasi yang menghubungkan keduanya:1.Penjelas bagi
keglobalan al-Quran. 2.Pengkhusus bagi keumuman al-Quran. 3.Pengikat bagi
kemutlakan al-Quran. 4.Pentafsir bagi al-Quran. 5.Pengasas hokum baru yang
tidak ada dalam al-Quran.
Kemudian beliau menjelaskan manhaj nabi dalam
penyampaian, tarbiyah dan pengajaran hadits. Disitu dijelaskan ada sekitar
duapuluh empat manhaj nabi yang digunakan untuk membimbing para
sahabatnya dalam masalah hadits. Diantara manhaj yang digunakan nabi ialah:
1.Pengajaran umum yang biasanya diadakan dimasjid dan lainya berupa ceramah,
pengajian dan lain sebagainya. 2.Menjaga dan melihat sikond audiens, penanya,
dan objek dakwah.3.Pujian personal.4.Bersabar atas penanya meski melampau
batas.5.Mengulang-ulang hadits.6.Perlahan-lahan dan tidak cepat dalam
bicara.7.Ringkas.8.Pengokohan dalam bentuk nasihat.9Menguji pikiran
sahabat.10.Memukau pendengar.11.Menggemarkan audiens untuk mengetahui
jawaban.12.Meminta mengulangi soal pada penanya.13.Membuat pertanyaan dan
dialog.14.Menasehati secara umum dalam menegur kesalahan pribadi.15.Memuji
orang yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.16.Membikin
permisalan.17.Simple dan bersahaja.18.Mengoreksi kesalahan sahabat.17.Bersikap
lembet pada yang salah sampai ia menjadi benar.19.Menggunakan sarana
pembantu dalam penjelasan.20.Kritik objektif.
Selanjutnya beliau memaparkan tentang perhatian tinggi
sahabat terhadap sunnah nabawiyah. Diantara sebab-sebab perhatian sahabat
terhadap sunnah ialah:1.Kedudukan nabi sebagai penyampai dan penjelas al-Quran
sehingga sahabat selalu bermulazamah,2.Kedudukan tinggi sunnah.3.Takut
menyembunyikan ilmu.4.Antusias untuk menyampaikan sunnah.5.Rasa cinta yang
dalam terhadap Rasulullah.
Manhaj sahabat dalam menerima dan menyampaikan hadist,
secara ringkas penulis sebutkan sebagai berikut:1. Saling membuat perwakilan
jika berhalangan hadir.2.Mengadakan perjalanan untuk mencari hadits.3.Berusaha
sekuat mungkin untuk menyampaikan hadits sebagaimana lafadznya.4.Saling
mengadakan murojaah bila terjadi permasalahan. Adapun manhaj tabi`in ialah
sebagaimana manhaj para sahabat.
Pada pembahasan selanjutnya dikupas masalah penulisan
menurut tradisi Arab sampai terjadinya fase-fase
pembukuan(pengkodifikasian)sunnah. Fase-fase itu disebutkan sebagai berikut:
Pertama: Fase Pelarangan penulisan sunnah. Kedua:Fase Pengijinan penulisan
sunnah. Ketiga:Fase Pengkodifikasian resmi sunnah. Keempat: Fase Kelahiran
karangan-larangan seputar sunnah. Kelima: Fase Pengkodifikasian hadits sahih
saja.
Buku di atas secara umum sangat bagus dan menarik
meskipun dijumpai adanya sistematisasi yang kurang bagus. Disisi lain terkadang
pembahasanya terlalu melebar dan tidak fokus sehingga dapat menimbulkan
Kejemuan. Akhirnya, terlepas dari kelebihan dan kekurangan buku diatas; menurut
hemat saya sudah cukup layak dan mumpuni untuk dijadikan acuan dan wawasan
keilmuan seputar sejarah sunnah nabawiyah. Wallahu`alam bisshawab.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !