13 November 2012 pukul 10:32
“Tijaaratan
Lan Tabur” secara harfiah berarti perniagaan / bisnis yang tidak akan
pernah (binasa) rugi. Kata “Tijaarah” dalam al-Qur`an disebut
sebanyak delapan kali. Adapun kata yang ada kaitanya dengan bisnis ialah kata
“bai`” dan “Syira`”. Kata “bai`” dalam al-Qur`an disebutkan sebanyak lima kali.
Adapun kata “syira`” selalu disebut dengan bentu “fi`il” yaitu
“Syara” dan “yasyri”sebanyak: empat kali; Sedangkan “isytara” dan “yasytari”
sebanyak dua puluh satu kali. Ini menunjukkan bahwa al-Qur`an mempunya
perhatian besar terhadap bisnis.
Figur yang akan diangkat pada tulisan ini adalah Nabi Muhammad SAW.
Muhammad merupakan sosok yang bisa mewakili peraih “tijaaratan
lan tabur”. Beliau adalah sosok pebisnis ulung; entrepreneur handal;
niagawan sukses; pengusaha teladan yang mampu meraih kesuksesan bisnis bukan
hanya pada sekala dunia, tapi juga sukses hingga sekala akhirat.
Mungkin kita akan bertanya-tanya mengapa beliau bisa meraih sukses besar dalam
berbisnis? Apa kiat-kiat yang ditempuh oleh beliau? Dan bagaimana cara
meraihnya? Bagaimana beliau memadukan kesuksesan bisnis dunia-akhirat?
Prinsip-prinsip apa saja yang beliau pegang untuk meraih kesuksesan yang luar
biasa itu? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, perlu kiranya
kita falshback ke belakang menengok kembali sejarah beliau
sekitar lima belas abad yang lalu.
Muhammad SAW hidup di tengah-tengah lingkungan yang profesi intinya ialah
berdagang. Suku Qurays adalah suku beliau yang oleh al-Qur`an digambarkan
sebagai suku yang menekuni bidang perniagaan yang disebut al-Qur`an
dengan rihlah as-Syitaa`(perjalanan dagang musim dingin ke Yaman)
dan rihlah as-Shaif(perjalanan dagang musim panas ke Syam). Bapak
beliau adalah pebisnis; paman beliau Abu Thalib juga merupakan pebisnis. Jadi
bakat bisnis sudah ada dalam diri beliau. Semua ini karena didukung oleh
lingkungan yang memadai dan keluarga yang mayoritas pebisnis juga turut
mempengaruhi sepak terjang beliau dalam dunia bisnis.
Sebelum menjadi Nabi, sejak usia dua belas tahun hingga usia dua puluh lima
tahun sudah merintis dan menekuni bidang bisnis niaga. Terlebih lagi tatkala
beliau menikah dengan Khadijah Sang Business Girl tenar di
Makkah kala itu maka usaha bisnis beliau semakin maju dan mengalami
perkembangan pesat. Jadi beliau merintis dan menekuni bidang bisnis dari usia
yang sangat muda sampai sukses bersama Khadijah menempuh waktu sekitar dua
puluh delapan tahun.
Perjalanan bisnis pertama beliau ialah ketika berusia dua belas tahun. Beliau
diajak pamannya untuk ikut serta dalam perjalanan bisnis dagang ke luar negeri,
tepatnya negeri Syam. Dari perjalanan bisnis itu, Muhammad SAW mendapat
pengalaman yang sangat berharga. Beliau tidak hanya belajar bisnis, tapi dari
pengalaman ini beliau juga membangun link-link bisnis; mengetahui lokasi-lokasi
strategis bisnis; menciptakan sinergi bisnis yang kondusif; lebih dari itu
beliau juga mengetahui karakter orang orang dan wilayah-wilayah yang beliau
lalui sehingga pengalaman ini sangat membantu dalam perjalanan beliau ketika
nanti menjadi Nabi. Buktinya pada tahun kelima kenabian beliau mencetuskan ide
brilian -- ketika kaum muslimin ditindas sedemikian rupa-- yaitu berupa hijrah
ke Habasya(Etiopia) yang digambarkan bahwa di sana ada seorang raja yang adil.
Ide ini tidak akan muncul, jika Rasulullah tidak pengalaman bisnis. Karena
melalui litelatur sejarah ternyata antara suku Qurays dan penduduk Habasyah
memiliki hubungan bisnis yang erat. Tidak menutup kemungkinan, dalam perjalanan
niaganya Beliau pernah mengunjungi negeri Habasyah.
Perjalanan bisnis kedua ialah ketika beliau berusia dua puluh lima tahun.
Beliau diajak kerjasasama oleh Khadijah owner perusahaan
dagang terkenal kala itu. Khadijah mempercayakan bisnisnya pada Muhammad bukan
tanpa alasan. Muhammad adalah pemuda yang amanah dan jujur. Sedangkan amanah
dan jujur merupakan modal utama untuk meraih bisnis yang sukses. Kisah mengenai
kejujuran dan keamanahan Muhammad sudah menyebar luas di kalangan penduduk
Makkah kala itu, hingga kabar itupun sampai kepada Khadijah sehingga membuatnya
tertarik untuk menjalin kerjasama dengan Muhammad.
Sepulang dari Syam, beliau maraup keuntungan yang sangat besar melebihi
orang-orang yang sebelumnya diajak kerjasama oleh Khadijah. Ini membuat
Khadijah kagum dan bangga sebagai pemilik bisnis dan Ia juga tertarik sebagai
wanita, hingga akhirnya terjadilah pernikahan antara keduanya. Menurut catatan
sejarah, waktu menikah dengan Khadijah, mahar yang diberikan Muhammad ialah dua
puluh onta dan beberapa gram emas. Kalau harga onta sekitar 11 juta, maka kalau
dikalikan berjumlah 220.000.000(Duaratus dua puluh juta rupiah) itu belum
emasnya. Ini mengindikasikan bahwa sebagai pebisnis beliau tergolong sukses. Di
usianya yang tergolong muda (dua puluh lima tahun) mampu memberi mahar sejumlah
itu.
Setelah menjadi Nabi dan Rasul, beliau tidak lagi mengurus secara langsung
bisnis yang beliau jalankan. Harta yang beliau miliki dengan Khadijah
dikerahkan sepenuhnya untuk kepentingan Islam.Ketika menjadi Nabi, dan Rasul
beliau telah mandiri secara finansial, sehingga tenaga dan pikirannya bisa
dicurahkan sepenuhnya untuk kepentingan dakwah. Meskipun demikian beliau tetap
mempunyai perhatian besar dalam masalah bisnis. Kalau sumber rejeki itu dua
puluh persen maka yang satu persen dari usah profesional dan yang sembilan
belas persen dari bisnis dagang, begitu dalam salah satu sabda beliau. Di lain
kesempatan beliau juga mendorong umatnya untuk berniaga. Bahkan yang menarik,
bahwa melalui link bisnis, banyak sekali mitra bisnisnya yang masuk Islam,
seperti Abu Bakar, yang mampu mengajak mitra bisnis lain mengikuti dakwah
Rasulullah SAW.
Beliau kadang terlibat langsung dalam bisnis, terkadang juga mewakilkannya pada
orang lain. Beliau memerintahkan para pedagang supaya berbisnis dengan baik,
jujur dan sedekah. Beliau juga memerintahkan agar orang yang berdagang itu
penuh toleransi, menerapkan kemudahan dalam urusan jual-beli. Beliau juga
mendorong untuk memenuhi hak pembeli dengan sebaik-baiknya. Beliau juga
menyarankan agar pebisnis tidak merasa marah jika pembeli tidak jadi membeli
barang dagangannya. Di lain kesempatan Rasulullah SAW terjun langsung menawar
barang. Ia juga menyuruh pedagang untuk memberatkan timbangan untuk pembeli.
Bahkan beliau juga menganjurkan untuk emberi kemudahan pada pembeli yang
kesusahan uang bahkan membiarkannya. Beliau melarang transaksi riba,
jual-beli gharar(yang tidak jelas), menipu, curang dalam berbisnis.
Demikianlah diantara bentuk ajaran Rasulullah ketika menjadi Nabi,
meskipun prinsip-prinsip itu sudah beliau laksanakan secara aplikatif sebelum
jadi Nabi.
Yang tidak kalah penting dan jarang disebut pada literatur sejarah ialah bahwa
ketika hijrah ke Madinah ada beberapa gagasan yang dicangankan Rasulullah
selain, pembangunan masjid, mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshar,
perjanjian damai, gagasan itu ialah menciptakan pasar secara mandiri. Kala itu
yang menguasai pasar adalah orang-orang Yahudi, dalam bisnis orang yahudi
sangat eksploitatif dan menerapkan sistem riba. Ini sangat memberatkan bagi
penduduk sekitar. Karena itu, gagasan untuk menciptakan pasar sendiri dan
independen merupakan gagasan yang brilian. Gagasan itu tidak akan muncul dari
orang yang tidak memiliki kecerdasan dan progesifitas bisnis yang benar- benar terpercaya.
Gagasan ini disambut baik oleh para sahabat, sehingga dalam waktu beberapa
bulan, kaum muslimin bisa mempunyai pasar sendiri dan dapat memutar roda
ekonomi secara teratur dan makmur. Kita ketahui bahwa masalah finansial adalah
masalah terpenting selain setabilitas keamanan untuk mendirikan sebuah negara.
Dari gambaran sejarah yang telah dipaparkan di atas, sekarang akan dijawab satu
persatu mengenai soal-soal yang tertera pada awal pembahasan tadi. Pertama: Rasulullah
SAW meraih kesuksesan besar dalam berbisnis karena beliau menjadikan bisnis
sebagai sarana untuk menciptakan kohesi, dan sinergi sosial. Bisnis dijadikan
sebagai sarana, bukan tujuan. Karena ada misi kemanusiaan yang lebih penting
dari sekedar bisnis. Dengan bisnis beliau bisa menyapa banyak orang, menjalin
pergaulan simpati, menciptakan link-link sosial, menumbuhkan semangat
soladiritas antar manusia. Sehingga dengan tanpai dicari dengan keraspun kalau
semua itu sudah terjalin dengan baik maka keuntungan akan datang dengan
sendirinya dan tanpa disangka-sangka, yang diistilahkan al-Qur`an dengan min
haitsu la yah tasib. Dari beliau kita belajar bahwa jika anda
ingin sukses dalam bisnis maka jangan hanya mengandalkan berpikir linier dengan
menjadikan bisnis sebagai tujun. Berpikirlah secara siklikal, yang menjadikan
bisnis sebagai sarana untuk membuka pintu hati manusia. Karena bila hati
manusia bisa terbuka maka peluang keuntungan akan lebih besar daripada sekedar
bertujuan murni bisnis.
Kedua: Kiat-kiat yang ditempuh oleh beliau dalam
berbisnis ialah dengan kejujuran, amanah, keramahan, dan
profesionalitas. Kejujuran mengharuskan pedagang agar transparan dalam
berbisnis, tidak boleh ada unsur penipuan dan kecurangan di dalamnya dan ini
merupakan salah satu rahasia sukses beliau. Amanah mengharuskan terciptanya
rasa aman baik pada barang dagangan dan perilaku pedagang sehingga akan
terlahir rasa nyaman dan tenteram pada diri pembeli sehingga merasa senang
untuk membeli kepadanya. Keramahan sebagai usaha efektif harmonis untuk
menciptakan suasana transaksi yang enak dan nyaman. Orang yang ramah akan
senantiasa digemari. Orang yang ramah itu bagaikan gula yang dikerubungi semut.
Profesionalitas menggambarkan bahwa beliau punya keahlian di bidang bisnis.
Untuk mencapai profesionalitas dibutuhkan waktu yang cukup memadai.
Ketiga: Cara
meraih bisnis sukses ialah dengan terjun secara langsung menjalani transaksi
bisnis. Belajar pada orang-orang yang sukses bebisnis. Sejak usia dua belas
tahun beliau sudah dibimbing sedemikian rupa oleh pamannya dalam dunia bisnis.
Tetapi sekali lagi, bukan bertujuan untuk mengeksploitasi manusia tetapi untuk
menciptakan keselarasan dan keharmonisan antar manusia. Karena yang beliau cari
dari bisnis bukan keuntungan pribadi saja, tetapi lebih dari itu ada
nilai-nilai yang hakiki yang beliau terapkan untuk menyapa dan menciptakan
keharmonisan sosial.
Keempat: Beliau
sangat piawai dalam memadukan bisnis bukan hanya sekala dunia tapi juga
akhirat. Hubungan bisnis horisontal dengan manusia sukses, dan hubungan
bisnis vertikal dengan Allah SWT juga sukses. Banyak sekali ayat yang
menggambarkan bahwa hubungan denga Allah SWT seperti bisnis perniagaan. Anda
bayangkan jika mitra bisnis itu Allah SWT pasti anda akan untung besar. Satu
amalan kebaikan saja bisa dilipat gandakan menjadi tujuratus kali lipat, apa
lagi amalan yang banyak. Lebih dari itu bahwa sebenarnya Allah SWT tidak butuh
dengan transaksi itu, tapi keuntungan sejatinya kembali pada manusia. Itu merupakan
sebuah metafor untuk menggambarkan bahwa bertransaksi dengan Allah itu akan
mendapatkan untung besar. Tapi yang lebih penting bahwa dalam kegiatan
berbisnis dengan manusia, jangan sekali-kali menjauhkan dari nilai-nilai yang
diajarkan-Nya. Melakukan transaksi apapun jangan sekali-kali merasa jauh dengan
Allah SWT. Usahakan menciptakan kesadaran penuh di setiap transaksi bisnis
bahwa Allah SWT mengawasinya. Dengan demikian akan lahir sikap jujur dan benar
dalam berbisnis, sehingga kesuksesan bisnis dunia-akhirat bisa dipadukan.
Kelima: Prinsip-prinsip
yang beliau pegang dalam berbisnis ialah seperti penjelasan diatas yaitu:
Jujur, Amanah, Ramah dan Profesional. Dan lebih penting dari itu adalah
berbisnis bukanlah bisnis itu sendiri, tetapi ingin menciptakan rahmat dan
kasih sayang diantara manusia sehingga bila rahmat itu sudah terpancar
sedemikian rupa maka akan terpancar pula rahmat Allah SWT kepada kita sehingga
akan meraih sukses bisnis dunia akhirat.
Jadi, “tijaratan lan tabur” sukses bisnis dunia-akhirat
dapat kita peroleh jika kita betul-betul menaladani ajaran beliau dalam
berbisnis. Berbisnis bukan untuk sekedar mencari keuntungan pribadi tetapi
untuk menciptakan kesejahteraan sosial; berbisnis sebagai sarana, bukan tujuan;
berbisnis bukan semata bisnis tetapi untuk menciptakan kohesi sosial yang dapat
memancarkan rahmat Tuhan. Semoga kita bisa meneladani ajaran beliau dan mampu
menjadi pebisnis sukses dunia-akhirat. Wallahu a`lam bis shawab
Sumengko, Selasa 13 November 2012
By: Amoe Hirata
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !