Gema Cinta Anjani
Written By Amoe Hirata on Selasa, 29 April 2014 | 07.31
Debur ombak kehidupan
menerpa deras jiwaku............
Terpelanting jauh aku
menunggu...........
Terkapar sendiri aku
menanti...........
Cinta yang pernah
terjalin..........
Hingga tiga kali
terulang.............
yang ku dapat hanyalah
bayang –bayang........
Menyosok hantu
seram.....
Bergentayang merasuki
jiwaku..........
jiwa ini sudah
sedemikian penat............
Tak lagi kuat......
Tak mampu lagi
menampung..........
Luapan kesedihan yang
makin menggelembung.....
Demikian tulis Anjani dalam sesobek kertas yang berlumur air mata. Ia tak kuasa
menahan kesedihan yang sedemikian memekatkan jiwanya; kemarahan yang
menggelayuti hatinya; kehampaan yang menerpa kalbunya. Berulang-ulang Ia
dibohongi oleh tiga orang laki-laki. Ketiganya memang bertampang Sholeh, baik,
alim dan santun, namun dibalik tampang yang memikat itu sungguh tersimpan hati
serigala, karena tak segan memangsa, menipu mangsanya.
Senja itu, Anjani terlihat putus asa dan kehilangan harapan. Ia duduk termangu
seorang diri. Meratapi nasib yang tak memihak dirinya. Ia merasa sudah
membangun istana cinta. Namun, cinta yang ia bangun ternyata hancur seketika
oleh penghianatan kekasihnya.
Di sela-sela kesedihan yang menerpanya,
Ia secara tak sengaja melihat dari kejauhan seorang pincang yang sedang khusyuk
mencari rumput bersama anaknya. Ia terlihat telaten, sabar, dan ulet meski
pincang. Orang pincang itu terlihat sumringah, air mukanya menggambarkan
lukisan optimisme yang menawan pandang.
Ketika merasa dilihat dari kejauhan,
akhirnya orang pincang itu mendatangi Anjani sembari bertanya: “ Dik,
Kamu sedang apa kok terlihat sedih? Apa ada yang bisa saya bantu?”
Anjanipun menceritakan semua yang sedang Ia alami. Setelah mendengar secara
saksama, orang pincang itu melantun puisi:
Bila kau pandang cinta
Hanya fisik belaka
Berarti kau
salah sangka
Bila kau rasa cinta
Hanya tampang belaka
Berarti kau salah kira
Jangan pernah kau
batas cinta
Dengan batas pandangmu
Karna kau kan tertipu
Mendengar lantunan puisi orang pincang tadi membuat Anjani bangkit. Gema cinta
yang ada dalam relung hatinya seakan kembali menggema. Bahwa cinta yang ia
pandang selama ini hanyalah cinta palsu. Selama ini ia tertipu oleh penampilan.
Terpesona oleh tampang. Bila ia ingin meraih takdir cinta sejatinya Ia harus
segera membongkar batas-batas yang sedang mengurung dirinya. Ia harus
membebaskan diri dari belenggu cinta yang salah dipahami.
Macan Mengaum, Semutpun Menggigit
2 November 2012 pukul 16:02
“Kalian
ini benar-benar keterlaluan, makan sudah dikasih, biaya hidup ditanggung,
disuruh tidak mau. Lebih baik kalian nyengkre (minggat) saja
daripada membuat aku semakin jengkel”. Pak Tejo naik pitam karena
Suyatmi, Sunarti dan Sulastri selaku anak angkatnya tidak mau ketika disuruh
menanam batang pohon ubi di kebun. Suyatmi, Sunarti dan Sulastripun sebagai
anak remaja yang punya gengsi besar dan harga diri merasa tak tahan disentak sedemikian
rupa, mengingat bapak dan ibunya selama ini tidak pernah memarahinya dengan
kata-kata pedas seperti itu. Ke tiga anak itupun berceloteh, “ Kita
dimarahin, direndahkan, disuruh apapun sebenarnya mau, tapi wong memang
kenyataannya kita ga bisa nanam ubi kok disuruh, ya sudah kalau memang diusir
ya minggat saja, biar saja peternakan ayam terbengkalai, biar diurusin sama
petugas bayaran Pak Tejo”.
Mungkin bila anda membaca cerita di atas secara sederhana tanpa mengklarifikasi
terlebih dahulu dengan segera akan membuat kesimpulan bahwa ketiga anak-anak
itu memang ga tau diri, sudah tahu numpang di rumah orang, disuruh saja tidak
mau. Mungkin juga sebaliknya anda akan membuat kesimpulan: Pak Tejo itu waras
apa tidak sih sebenarnya, yang namanya nyuruh ya harus tahu dulu bisa ga yang
disuruh, lah nanti kalau yang disuruh salah apa ga malah jadi molo(masalah),
kan kalau seumpama salah nancapkan batang pohon ubi nanti secara kualitas rasa
dan kuantitas buahnya akan bermasalah, ah mungkin Pak Tejo ga
pernah belajar menejemen pertanian kali ya”.
Apapun kesimpulan yang anda buat; apa saja konklusi yang anda tetapkan itu hak
prerogatif anda sebagai pengamat cerita. Namun alangkah baiknya ketika semangat
membaca dan mengamati cerita diiringi dengan kemampuan untuk senantiasatabayyun(klarifikasi)
berita sebagaimana nilai yang diajarkan Allah swt dalam surat Al-Hujurat.
Terlebih jika anda bisa memberi pencerahan, solusi terhadap konflik-konflik
yang terjadi dalam cerita, syukur-syukur dapat mengambil hikmah darinya.
Pak Tejo selaku Pengasuh dan Pembina Suyatmi, Sunarti dan sulastri memang punya
hak penuh untuk menyuruh, memerintah, memberi komando pada ketiga anak
angkatnya itu. Tapi Pak Tejo harus bijaksana dalam memberikan perintah.
Bijaksana di sini meliputi ketepatan perintah, keakuratan potensi yang
diperintah, penggunaan bahasa perintah yang sedemikian ramah sehingga
memunculkan timbal balik yang harmonis dari pihak yang diperintah. Perintah
yang tepat harus ditujukan pada orang yang tepat. Kalau yang diperintah tidak
menguasai, tidak berkompetensi terhadap perintah, berarti yang memerintah
adalah orang yang otoriter, sak karepe dewe. Memberi perintahpun,
kalau dengan bahasa kecaman dan amarah malah akan menimbulkan output yang
kontra produktif terhadap hasil perintah dan pihak yang memerintah. Hal ini
malah melahirkan, kemuakan, amarah, dendam dari diri yang diperintah. Yang
tidak kalah penting juga, kalau gaya memerintahnya dengan bahasa sangar seperti
kusir penjara memerintah para Napi, maka yang timbul bukan hasil yang baik
malah akan timbul gelot, percekcokan secara langsung (kalau
sama-sama berani) atau secara tidak langsung berupa dendam ( kalau yang
diperintah tidak memiliki kuasa dan keberanian yang mandiri). Belum lagi kita krosceklebih
jauh apakah Pak Tejo memerintahkan dengan direct statement atau indirect
statement. Kemudian apakah Pak Tejo nyuruh langsung
anaknya apa lewat orang lain. Kalau lewat orang lain apa tidak dicek terlebih
dahulu sebarapa besar kadar penyimpangan informasi yang terjadi. Supaya nanti
tidak terjadi kesalah pahaman dalam menentukan sikap dan kebijakan.
Bagi trio Su( Suyatmi, Sunarti dan Sulastri) memang sangat mempunyai hak untuk
diperintah dengan perintah yang tepat, yang ramah, yang bijak sehingga akan
melahirkan keharmonisan hubungan antara Pak Tejo dan mereka. Namun, perlu
dipertimbangkan dan dikembangkan lebih jauh juga bahwa kemampuan untuk menanam
ubi secara benar itu bukanlah hal yang sulit dan mustahil. Apakah selama ini
ketika bantu Pak Tejo, tidak ikut serta membantu Tukang Tanam Ubi, sehingga
turut belajar sedikit demi sedikit sehingga walaupun tidak seberapa mahir
minimal ketika nanti si Tukang Tanam tidak ada maka Trio Su bisa menggantikannya. Hidup
ini selalu dinamis, untuk mengimbangi kedinamisan maka kita tidak boleh bosan
untuk senantiasa BELAJAR. Belajar apapun, kapanpun dan dimanapun selama itu
positif bagi kita dan orang lain. Tapi kalau Pak Tejo dan Trio Su
masih ngotot dengan gengsi dan pendapatnya maka nasehat
sebijak apapun, hikmah sebagus apapun akan senantiasa mental dan tidak ada
gunanya. Kalau sudah begini maka akan timbul statemen: MACAN
MENGAUM, SEMUTPUN MENGGIGIT.
Sumengko, 02 November 2012
By: Amoe Hirata
Kisah Kasih Kasiah
Written By Amoe Hirata on Minggu, 27 April 2014 | 23.09
Aku berharap sebelum memberi prakata untuk tulisan ini bahwa semoga kata “Kasiah”berasal dari bahasa Arab, “Khaasyi`ah” atau kalau tidak ya, “Kaasiyah”.Khaasyi`ahberarti khusyu`, tunduk. Kata khsyu` dan tunduk sangatlah pas dan merupakan kata kunci untuk mengetahui lebih banyak biografi beliau. Pada setiap sikap dan perilaku tersimpan kekhusyu`an dan ketundukan. Adapun Kaasiyah berarti yang memakai baju. Di setiap jengkal kehidupannya beliau seolah berbajukan nilai dan prinsip yang melatari sikap dan perilakunya. Nilai itu bersumber dari filosofi jawa dan Islam. Kalau ternyata nama beliau bukan dari bahasa Arab maka juga tidak apa-apa karena yang menjadi titik sentral dari berharga tidaknya seseorang yang utama bukan terletak pada bagus tidaknya namanya tetapi seberapa besar manfaat sosialnya. Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya, sabda Nabi. Yang lebih dekat dan mentradisi ialah ada suatu budaya yang dipakai oleh masyarakat Sumengko, dan mungkin juga lainnya bahwa nama anak biasanya dikaitkan dengan nama orang tuanya. Kenapa Kasiah? Karena nama bapaknya ialah Kasemen, sederhananya begitu.
Kalau aku mengangkat idiom “pejuang” jangan muluk-muluk berpikir bahwa beliau adalah pejuang nasional dan turut serta dalam dinamika perjuangan nasional. Pejuang disini cakupan wilayah dan teritorialnya hanya pada lingkup keluarga dan masyarakat. Prinsip-prinsip nilai perjuangan terkandung pada beliau. Beliau tegar, sabar, berani, pantang menyerah, dan kuat menahan sakit dan derita demi memegang suatu prinsip. Tak hanya itu, beliau juga mempunyai visi ke depan yang progresif yang mungkin jarang dimiliki oleh orang sedesanya. Visi itu ialah dia memimpikan punya anak yang terdidik dan bisa punya mushallah sendiri untuk diisi kegiatan pendidikan dan ibadah.
Pada masanya keinginan-keinginan itu mungkin dianggap mimpi dan khayalan. Hal ini bisa dilihat dari konteks budaya masyarakat Sumengko yang waktu itu hidup dengan kemelaratan dan kesusahan demi kesusahan. Buta huruf juga hampir merata. Jadi, untuk memperjuangkan kebutuhan primer berupa sandang pangan saja sudah sedemikian sulitnya kok ini malah mengurusi mushalla dan pendidikan. Terlebih lagi Indonesia kala itu masih belum merdeka, penjajah jelas tidak akan memberi kesempatan pada pribumi untuk menjadi pintar kecuali dari kalangan priyayi itupun harus tunduk dan mengekor pada mereka. Namun pada akhirnya visi yang dia angankan tercapai. Mushalla bisa berdiri yang kemudian dinamakan al-Mahfud. Pendidikan juga berjalan dengan menjual tanahnya untuk progam yayasan yang diasuh oleh Bpk. Miran Ar-Rosyidi, dan cucunya bisa melajutkan tingkat belajarnya sampai keluar negeri. Ini semua berasal dari mimpi yang dibangun berdasarkan semangat yang tinggi dan kerja keras yang berkesinambungan.
Beliau sangat tegar. Bayangkan hidup sejak kecil dengan kondisi susah dan melarat; rumah berpindah-pindah dan sejak kecil pula dia sudah ditinggal bapaknya,Kasemen karena ikut menjadi prajurit kompeni Belanda. Beliau juga pernah diusir orang dan pernah dizalimi hak-haknya. Bukan gusar dan memaki-maki tapi sabar dan tegar meliputi diri. Ketegaran membuahkan keindahan; kesabaran membuahkankebahagiaan. Hidupnya selalu diliputi praktik ketegaran demi ketegaran dalam menghadapi onak dan duri kehidupan. Bila derita sudah sedemikian tinggi memuncak tiada sikap yang lebih utama melainkan, mengadu pada Allah dan senyuman. Ya, senyuman merupakan obat internal psikologis untuk mengatasikegalauan-kegalauan yang dihadapi manusia dalam menghadapi penderitaan. Dan inimungkin hanya ada di Indonesia. Orang Indonesia mampu tersenyum dan ketawadalam kondisi tersusah sekalipun. Kalau kesulitan hanya dihadapi dengan hatisedih, marah dan mengutuknya maka energi yang dimiliki akan terbuang dengansia-sia. Namun jika penderitaan itu dihadapi dengan senyuman bahagia makaenergi akan terarah pada hal-hal positif dan masalah yang dihadapi akan mudah diselesaikan.
Pekerjaan yang indah dan berbobot ialah jika dikerjakan tanpa pamrih. Itu yang kutemukan pada sosok beliau. Apa pamrih itu dilarang? Apa pamrih itu tabu? Apa pamrih ituaib? Bisa jadi demikian kalau orientasinya hanya untuk pribadai dan bersifatindividual. Namun, dari lembaran-lembaran kisahnya menggambarkan sedemikianjelas apa yang ia lakukan bukan semata untuk dirinya sendiri tapi untukkeluarga dan untuk masyarakat. Tiada pekerjaan yang lebih baik daripada menjadi orang yang bermanfaat bagi sosialnya. Sedangkan manfaat sosial akan semakin terasa jika dilakukan dengan dasar keikhlasan dan ketulusan tanpa pamrih. Padalembaran riwayat beliau aku menemukan kata, “tanpa pamrih”. Ini merupakan suatu stimulan jiwa yang membuat orang sedemikian tegar menjalankan aktifitas yang sedemikian melelahkan penuh penderitaan.
Beliau mungkin memang tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Beliau buta huruf. Tidak pernah belajar dalam dunia formal satupun. Walau demikian sebenarnya beliautidak pernah berhenti belajar. Gurunya adalah alam dan kehidupan. Darinya ia mendapat banyak pelajaran yang turut mempengaruhi polapikir dan sikap. Darialam pula beliau semakin mengerti betapa berartinya Tuhan. Walau sampai sekarangpun beliau tidak menyadari akan hal itu tapi pancaran-pancaran hikmah yang keluar dari lisannya merupakan hasil dari pembelajaran yang tidak pernah putus. Suatu saat beliau pernah memberi nasihat, “dermawanlah kepadasemua manusia!”. Kata-kata ini begitu melekat dalam jiwaku. Berlaku dermawan hanya pada sesama muslim saja sudah sedemikian sulit apa lagi kepada seluruh manusia. Kata-kata itu tidak akan lahir melainkan dari orang yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap sosial. Seakan-akan beliau belajar padasalah satu nama Tuhan yaitu, “Ar-Rahman” Sang Maha Pengasih. Dalam hal mengasih, Allah tidak pernah membeda-bedakan antaran yang muslim dan bukan muslim. Baik muslim maupun bukan muslim diberi waktu yang sama; oksigen yang sama; angin; bumi; langit yang sama. Yang beda ialah ketika menyangkut urusan sayang. Sifat sayang hanya diberikan pada orang yang beriman padanya dan ini merupakan pantulan dari nama, “Ar-Rahim”.
Pada masa modern ini mungkin banyak orang-orang pintar baik dalam urusan ilmu pengetahuan maupun agama. Tapi coba sesekali membuat penelitian kecil-kecilan untuk mengecek apakah kuantitas kepintaran seseorang berbanding lurus atau seimbangan dengan kuantitas amalan atau bahkan kualitasnya? Realita membuktikan bahwa antara kepintaran dan pengamalan acapkali mengalami kesenjangan yangdemikian jauh. Banyak orang pintar tapi kurang pintar beramal. Adapun beliau -sebagaimana yang aku tahu – tak banyak mengetahui pengetahuan dan ilmu tentang agama, namun apa yang diketahui dan dipahami benar-benar beliau jaga dan di-dawami;ditekuni sedemikian rupa meski dalam kondisi sakit. Hal ini bisa dilihat darisemangat beliau yang sedemikian menggebu dalam beribadah. Beliau tidak pernahabsen dari shalat jama`ah dan sunnah rawatib; puasa Senin dan Kamis juga takpernah tertinggal kecuali sakit keras; shalat Dzuhapun dilakukan dengansedemikian dawam; dan beliau selalu menghiasi sepertiga malamnya dengan shalatTahajud. Sedikit tapi dilakukan secara kontinyu dan dawam merupakan kebaikanyang amat tak ternilai harganya. Aku jadi ingat sabda Rasulullah Saw. , “ Amal yang dicintai oleh Allah ialah yang paling didawami / ditekuni meski sedikit”.Sekali lagi hal ini aku temukan pada diri beliau.
Salah satu sisi lain dari ruang kepribadian beliau yang belum diungkap ialah, “KerjaKeras”. Hari-harinya diisi dengan etos kerja yang tinggi. Tidak ada toleransaiterhadap yang namanya kemalasan. Kemalasan adalah penyakit jiwa yang dapat menggerogoti semangat jiwa. Jika semangat jiwa sudah rapuh maka jembatan keinginan yang menghubungkan antara mimpi dan kenyataan akan semakin terputus dan tidak akan bersambung. Dan kalau kita mau jeli melihat biografi-biografi orang-orang besar di dunia maka akan kita dapatibahwa mereka, “pekerja keras”. Etos kerja yang demikian tinggi ini sudah beliaumiliki sejak kecil. Kondisi sulit rupanya turut berperan besar dalam menanamkan nilai kerja keras dalam kehidupan beliau. Semasa hidup mendiang suaminya beliau sedemikian setia menemani dengankerja keras. Membantunya bertani; berternak dan kerja-kerja lainnya demi mewujudkan kesuksesan.
Sebenarnya masih banyak sisi-sisi lain dari biografi beliau yang bisa kita baca pada lembaran-lembaran berikutnya. Yang ingin aku tekankan pada pengantar ini ialahaku bersyukur mempunyai nenek seperti beliau. Darinya aku belajar banyak hal. Pelajaran yang mungkin tidak akan kujumpai dari sekolah-sekolah formal; pelajaran yangtidak akan kadaluarsa seiring dengan perkembangan jaman, karena yang beliau ajarkan adalah nilai dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan, itu semua lahirdari semangat dan pengalaman yang ia dapatkan dalam mengarungi kehidupan ini.Akhirnya akan kupersembahkan beberapa bait puisi untuk beliau sebagai rasa bangga dan terimakasih yang terkira:
Pada setiap putaran Padasetiap putaran
Waktu yang bergulir Waktuyang berjalan
Kau isi dengan Kauisi dengan
Ketegaran Keikhlasan
Ketabahan Ketulusan
Dan kerja keras DanPengorbanan
v Masa Kecil:
Namaku Kasiah bin Kasemen. Menurut KTP(Kartu TandaPenduduk) aku lahir pada tanggal 10 Maret 1937. Jadi sekarang tahun 2013 usiaku76 tahun. Tetapi menurut penegasan dari teman sebayaku sekarang usiaku sudahmenginjak 91 tahun, jadi kelahiranku sekitar tahun 1922, jauh sebelum Indonesia merdeka. Benar atau salah aku juga tidak tahu tapi yang pasti aku lahir sebelukemerdekaan Indonesia.
Aku lahir di desa Sumengko Utara Rt: 17 Rw: 07 yang merupakan daerah Gresik Selatan, KecamatanWringinanom. Dinamakan Sumengko, karena dahulu kala di daerah Sumengko Utara bagian timur yang bernama Ringin, merupakan basis penanaman buah semangka.Baringkali nama Sumengko lahir dari situ.
Aku lahirdalam kondisi keluarga melarat, miskin dan kekurangan. Hidup sangat susah dansulit. Hidup berpindah-pindah dari satu desa ke desa lain untuk mempertahankanhidup. Aku lahir dalam kondisi dimana Indonesia belum merdeka. Aku sempatmelihat pasukan Kompeni Belanda berbaris membawa bayonet di depan rumah mencari pejuangnasional.
Sewaktu aku kecil ada beberapa jenis mainan yang biasa aku mainkan dengan teman-temankudiantaranya ialah sebagai berikut: Jonthet(Petak Umpet),TembongCingklaan[1](sunggi-sunggian),Jarak Enjo[2],Gempol Gonteng. Permainan-permainan tadi memang tidak sehebat dan sebaguspermainan-permainan modern, tapi menurutku secara kualitas bisa diadu.Permainanku lebih mengajarkan pada prinsip kerjasama, gotong royong danbersifat sosial. Bandingkan dengan permainan-permainan anak sekarangpermainannya terkesan egois dan mendidik anak tidak suka bersosial.
Nama bapakkuadalah Kasemen pekerjaan tetapnya pada masa itu ialah membuat jalan raya dari aspalkemudian Dia mendaftarkan diri menjadi anggota Kompeni prajurit belanda. Sejaksaat itu aku ditinggal beliau. Usiaku waktu itu sekitar 7 tahun. Nama ibuku ialah Seninten bin Bruden. Setelah ditinggal bapakku, ibu nikah lagi dengan pakDra`i kemudian setelah meninggal Ia menikah lagi dengan pak Wiro kemudianmenikah legi dengan pak Jaiz. Dari kesemua bapak tiriku itu al-hamdulillah semuanyabaik kepadaku.
Pada masa kecilku dulu yang namanya pacaran hanya sebatas jodoh-jodohan. Lain halnya dengan jaman sekarang, yang tingkat pacaran sudah sampai pada taraf pelanggaran agama dan perbuatan mesum. Waktu itu aku dijodohkan teman-teman dengan Masto. Selisihusiaku dengan dia sekitar 2 tahun. Dijodohkan oleh teman-teman seperti:Fadhlan, Saidi, Poniman, Pirto, Kasan, yang cewek hanya mbah Kasiah. Perjodohanwaktu kecil ini ternyata benar-benar terjadi dan ini merupakan awal karir cintaku bermula hingga nanti aku jadi istrinya.
Aku pernah mengikuti kegiatan selama 4 hari di rumah Pak Tholabi, tapi karena disuruhmembeli al-Qur`an akhirnya tidak ngaji lagi, karena hidup saja susah apalagibeli al-Qur`an. Padahal waktu itu baru ngaji surat Al-Fatihah. Mau bagaimana lagi kehidupan untukmencukupi kebutuhan pokok saja sudah sedemikian sulitnya apalagi harus beli-beli al-Qur`an, jadi semakin sulit akhirnya aku tidak mengaji.
v Masa Remaja
Sampai usiaku menginjak remajapun aku tidak pernah punya rumah tetap. Sejak kecil aku dan ibu sering ikut orang karena ibu dimusuhin oleh saudara-saudaranya. Banyak diantara saudara-saudaranya yang memusuhi ibuku. Penderitaan demi penderitaan selalukualami tapi aku jalani dengan penuh kesabaran. Lama-lam kebal juga aku denganyang namanya penderitaan.
Suatu saat pamanku yang bernama Kaselan[saudara bapakku Kasemen] berkata:“Nantikalau kamu punya anak cobaanmu besar. Kalau nanti punya anak belikanlahbuah-buahan 40 macam untuk ruwatan supaya slamet”. Aku tidak menurutinya. Bukan karena murnitidak mau tapi memang karena alasan keuangan. Untuk makan sendiri saja susahapa lagi harus beli buah-buahan 40 jenis. Yang membuat aneh diriku hingga saatini ialah apa yang dikatakan oleh paman Kasemen itu terjadi. Banyak ujian yangkuhadapi ketika aku benar-benar punya anak.
Menjelang remaja pernah aku dilamar oleh Sang Perampok namanya Saprani dari Blumbang. Istrinya sangat banyak dan sering gonta-ganti istri. Dia memang sangat kaya tapi akutidak suka. Aku punya prinsip sendiri. Cinta tidak bisa ditukar dengan materi.Meski miskin yang penting cinta kehidupan akan bisa dilalui dengan romantis danindah.
Beberapa harisetelah itu aku dilamar oleh Masto yaitu cowok yang Jodoh-jodahan waktu kecildenganku yang tadi aku ceritakan akhirnya menjadi jodohku. Diselenggarakanlah akad nikah antara aku dan dia. Waktu itu aku nikah di Wringinanom dengan MasKawin 5 Sen.
Sebagai sedikit gambaran kondisi Islam pada masa itu masih belum begitu diamalkan masih bercampur dengan tradisi hindu. Orang memeluk Islam hanya secara formalitas. Masih sedikit sekali orang yang sembahyang.
v Masa Berkeluarga:
Suamiku Masto termasuk suami yang suka judi dan selalu membikin hati resah. Berkali-kali aku disakiti olehnya dengan mencapakkanku. Pernah aku ditinggalnya selama 3 tahunkarena dibui di Pamekasan gara-gara tuduhan mencuri lombok mbok Buni. Tapi yangmembuatku salut dan cinta ialah dia tidak pernah menyakitiku secara fisik.Setiap kali dia pulang aku marahan aku pukul sekuatku dia hanya diam dan tidakmelawan. Kehidupan rumah tanggaku bersama dia sempat mengalami masalah. Akuperna dicerainya selama hampir tiga kali. Tapi karena sudah jodoh ya tetap sajajadi suami-istri sampai akhir hayatnya. Al-Hamdulillah ketika usianyasudah 40 tahun keatas dia taubat dengan taubat sesungguhnya.
Aku mempunyai12 orang anak. Satu keguguran dan rata-rata meninggal sedangkan yang hiduphanya tiga anak. Diantara nama-namanya ialah: Suti, Kasiati, Seniman, Bawon,Bari, Tumina, Fathimah, Tumini, Sugiono, Darmono, Mari`ah. Rata-rata anak yangmeninggal masih berusia beberapa hari hingga 7 bulan. Yang cukup lama hanyamari`ah sampai usia 7 tahun. Yang masih hidup ialah Bawon, Tuminah, dan Tumini.Tumina mengalami kebisuan sejak kecil. Semua kualami dan kujalani dalamkondisi-kondisi sulit dan rumit. Penuh dengan kenangan yang mengharukan dan menyayathati.
Aku mempunyai mimpi memiliki anak pinter dan berpendidikan karena itu anak-anakku yang masihhidup bersama anak angkatku Karsan aku ngajikan dan aku sekolahkan. Tujuanmenyekolahkan ialah supaya bisa mewariskan pada anak ilmu. Kalau mewariskandunia akan ribut tapi kalau ilmu maka tidak akan ribut. Aku mau mewariskan yanglebih kekal daripada sekedar materi. Aku mau membekali mereka nilai-nila yangbisa membuat mereka bertahan di tengah padang kehidupan yang penuh ujian dantantangan. Kalau hanya harta bisa jadi itu malah membuat mereka bertengkarbahkan saling bunuh membunuh. Namun impianku ini tak tergapai dengan baik. Tergapainya malah pada cucuku dari anak Tumini yaitu Mahmud Budi Setiawan yang bisa menamatkan pendidikannya hingga ke luar negeri yang bernama Mesir katanya.Dari sini aku belajar terkadang Allah tidak mengabulkan permohonan kita secara langsung, tetapi bisa jadi pada waktu yang panjang dan tidak disangka-sangka.Yang jelas kalau kita tulus dan yakin Allah pasti mengabulkannya.
Hal yang tragis dan menyedihkan ketika aku diusir dari rumah. Akhirnya aku bersama suamiku Masto mondok di dekat rumah buyut Malika. Buyut Malika merupakanKiai pada masa itu, yang mengajar sembahyang dan ngaji. Waktu muda menjadimaling celuring.Maling Celuring ialah sebuatan bagi seorang kiai yangsalah satu pekerjaannya disamping jadi kia juga jadi maling hal ini terjadiuntuk memenuhi kebutuhan pokok. Pihak yang dicuri biasanya adalah orang-orangkaya yang tidak punya kepedulian terhadap orang miskin. Buyut Malikah padawaktu itu turut membantu memberi nasihat dan makanan kepada kami.
Aku dan suamiku punya cita-cita yang terangan Jauh Ke depan. Cita-cita itu ialahpertama: “Pingin mempunyai tanah sendiri, untuk tempat anak cucu”. Akudan suamiku menginginkan punya tanah sendiri supaya anak dan cucu bisa tinggal berdampingan secara rukun dan tentram. Al-Hamdulillah dengan kerja kerasaku beserta suami bisa beli tanah sendiri dengan sangat luas. Kedua: “Pinginmendirikan langgar(tempat ibadah sendiri) dan kalau sudah punya nanti akuberazam akan senantiasa ke Masjid kecuali kalau sakit keras yang membuatkutidak bisa ke masjid”. Al-Hamdulillah keinginan ini terpenuhiakhirnya aku punya mushalla dengan tanah yang aku wakafkan. Mushalla ituberdiri pada tahun 1985 tepat pada waktu pernikahan anak angkatku Karsan. Waktu itu yang memberi nama dan meresmikan mushallahnya ialah KH. Abdullah SattarMadjid Ilyas seorang Kia dari Jamaah Pengajian Surabaya yang terkenal denganajakan kembali pada al-Qur`an dan assunnah dalam memahami agama. Mushalla diberi nama oleh Yai Sattar dengan nama al-Mahfudz Artinya yangterpelihara. Dengan harapan agar amalan-amalan jama`ah mushallah bisaterpelihara dengan baik. Mushallah baru diganti menjadi masjid sejak tahun 2000M.
Waktu itu bersama suamiku, diantara pekerjaan kami ialah: tani, dagang kayu, ternakkambing, ternak sapi, ternak burung Dekuku. Semua kukerjakan dengan suamikudengan penuh kerja keras dan senang hati.
Pernah akudan suamiku dizalimi oleh keluarga pak Mudin. Tanah yang sudah kami belidirebut secara paksa. Akhirnya kamipun mengungsi. Tanah peninggalan untuksuamikupun diambil oleh orang. Hingga persengketaan itu meluas kepada jamaahmushalla.
Aku sudah bertekad dan berazam dengan suamiku bahwa “Aku tidak akan berhenti pergi shalat dimasjid selama aku mampu, dan aku akan selalu puasa sunah Senin dan Kamis selamaaku sehat”.
Merupakan kesedihan besar tatkala aku ditinggal suamiku Masto ia meninggal padabulan Ramadhan tahun 1999. Waktu itu yang mentalkinkan lailahailallahadalah cucuku Mahmud, dan pas ditalkin meninggal seketika itu juga. Aku merasasedih teman hidupku telah meninggalkanku ke alam baka.
Keempat anakku termasuk anak angkatku Karsan aku nikahkan dengan biaya sendiri. Karsan nikah dengan Tuni kemudian dengan Halimah. Bawon nikah pertama dengan Trikemudian dengan Marpuah. Tuminah juga pernah nikah. Tumini menikah denganKasdi. Kenapa Kasdi karena dipercara mengerti agama. Pandangan ke depan ialah supaya anaknya kelak dibimbing oleh suami yang paham dengan agama.Al-Hamdulillah dari rahim Tuminilah lahir anak yang didambakan hingga bisaterdidik hingga ke luar negeri. Semoga antara ilmu yang didapat denganamalannya seseuai.
Aku dan suamiku kenal Miran Arrosyidi pertamanya dikenalkan oleh menantuku Kasdi. Suatu saat Kasdi menuturkan pada suamiku, “Pak di Mbersuko ada seorang dai yangpintar dan bagus gaya penyampaiannya” akhir kata diajaklah Pak Miran kemushalla untuk ceramah dan akhirnya kami tertarik. Hari demi hari berjalannampaknya Miran semakin kukuh berdakwah di sini hingga dia punya keinginanuntuk mendirikan panti. Melihat semangatnya yang besar itu akhirnya pada tahun1996 aku sewakan tanah jatah untuk Bawon kepada Pak Miran. Melalui proses yangsedemikan panjang hingga sekarang tahun 2013 Miran mengalami kemajuan pesat. Disamping mempunyai panti sendiri ia juga bisa mendirikan sekolah dari tingkat TKsampai SMK. Aku ikhlas menjual tanahku jika untuk pendidikan. Aku pernahmewantikan : tanah boleh dibeli tapi nanti kalau ada cucuku ngaji atau ngajarjangan ditolak. Kegiatan pak Miran sepenuhnya kami dukung karena ini merupakankegiatan sosial religius yang bagus.
Amalan harian yang aku dawami ialah: Shalat Dzuha setiap hari Senin dan Kamis, puasasunnah Senin dan Kamis, shalat Tahajjud, shalat berjama`ah di masjid, shalatsunnah rawatib, shalat sunah setelah wudlu. Adapun amalan mingguan yang rutinialah: Amal rutin ke masjid tiap hari Jum`at dan memberi anak-anak kecil uang.Sedangkan amalan bulanan ialah infak sosial masjid. Sedangkan tahunan ialahikut berkorban pada waktu hari raya Idul Adha.
Sejak adanya mushallah hingga menjadi masjid al-hamdulillah masjid diisi dengan pengajian-pengajian dan pernah pada periode tertentu jumlah murid yang ngaji sangat banyak dan membludak. Merupakan kebanggaan yang luar biasa jika masjidbisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.
Diantara nasihatku kepada anak-anak dan cucu-cucuku ialah:
1. Jangan tengkar dan hidup yang rukun.
2. Dermawanlah kepada semua manusia.
3. Kalau ada orang hutang segera diberi. Kalau tidakpunya, bilang segera dengan santun “Tidak Punya”.
4. Sering-sering bantulah orang yang kesusahan.
The True Love Of "Syaikh Twenty One"
9 April 2013 pukul 18:52
Di ufuk barat senja, semburat warna merah kemuning cahaya, melukis keindahan alam dalam kanvas cakrawala. Bila cinta adalah huruf yang bisa tereja, maka kebahagiaan kiranya yang tersimpan pada setiap huruf yang merangkai makna indahnya. Begitupun aku yang sedang dirundung cinta, setelah mengalami perjalanan cinta yang sarat akan halangan dan rintangan, akhirnya kelam derita yang menyelimuti jiwa dan raga pupus menyirna, bagai gulita mendung beriring gemuruh yang terurai mencerah diterpa angin cahaya.
Tak mudah ku mengawali arti penting dari cinta yang mewarnai lubuk hati. Bukan aku apatis dengan yang namanya cinta, tapi dalam perjalanan yang ku tempuh kiranya membutuhkan sekian banyak kepalsuan-kepalsuan cinta yang dibungkus dengan kecantikan raga dan keelokan rupa. Hari demi hari ku mencoba keberartian setiap huruf keindahan cinta melalui keintiman pacaran demi pacaran. Berkali-kali ku tertatih, mencoba mengurai kesejatiannya, waktu dan kondisi nampaknya tak sedemikian mudah menganugerahkan cinta sejati yang selama ini kucari. Diantara mereka yang mengaku mencintaiku, banyak berbajukan pamrih dan berselimutkan ambisi materi demi materi. Mereka biasa dikenal dengan sebutan cewek matre.
Kala jiwa sendu, ku mencoba merenung dalam keheningan sunyi, mencoba meraba-raba keserbamungkinan cinta palsu yang selama ini menerpa perjalanan cintaku. Ada yang mendekati kerena suka harta; ada yang mendekati lantaran suka materi; ada yang mendekati karena suka kegelamoran; ada yang mendekati karena kekayaan; padahal bukan itu yang selama ini kucarai. Yang kucari ialah kesejatian cinta yang berbingkai ketulusan tersimpan pada separuh hati jelita yang mencinta bukan karena materi semata, tapi didasari oleh kemurnian cinta tulus yang mampu menghidupkan kegersangan hati yang lama kering kerontang karena kekurangan mata air cinta sejati.
Hari demi hari ku terus mencoba. Walau terkadang derita dan susah menyertai bahkan, seolah menjadi sahabat setia. Ku mencoba selalu tegar membusung dada. Aku akan coba tulus mengikhlaskan setiap kemungkinan buruk yang menerpaku diakibatkan oleh perjalanan mencari cinta. Aku akan mencoba setia menghitung dan mengalami setiap kemungkinan nilai cinta yang serba mungkin terjadi. Ku coba memulai menghitung satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh yang kutemukan hanya sekumpulan perempuan matre yang pada akhirnya berakhir dengan kata “PUTUS”. Kucoba terus menghitung sembari meningkatkan kesabaran demi kesabaran ku mulai, sebelas, dua belas, tiga belas, empat belas, lima belas, enam belas, tujuh belas, delapan belas, sembilan belas, dua puluh, ini sedikit mendingan dan lumayan ada yang matre dan ada yang benar-benar tulus karena cinta, namun pada akhirnya semua putus baik putus sendiri atau diambil oleh Yang Kuasa.
Sejenak ku berpikir, mestikah ku mengeluh dalam keputusasaan; meringkih dalam ketidakjelasan; mangaduh dalam kecengengan; ah aku tak mau kalah dengan yang namanya keputusasaan, aku akan coba mengerahkan sisa-sisa tenaga yang masih ada untuk menghitung kembali. Pada akhirnya aku mulai sedikit percaya dengan ungkapan pepatah, “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian”. Jenak-jenak kesusahan dan penderitaan yang selama ini menemani perjalanan cinta akhirnya aku temukan pada cinta yang ke dua puluh satu. Kutemukan separuh hatiku; dia mau menerimaku apa adanya; bukan karena matre dia menerima ketulusan cinta yang aku pancarkan padanya, tapi karena cinta sejati telah membimbingnya untuk menemui hatiku; hatiku dan hatinya serasa pas bagai pena dan tutupnya. Bahagia benar-benar membuca di senja penuh warna keindahan di ufuk cakrawala, sama seperti kebahagiaan yang sedang kudapati dala ketulusan cinta yang telah kutemukan.
Pada angka dua puluh satu
Kutemukan
Ketulusan dan kesejatian cinta
Hingga ku digelar, “Syaikh Twenty One”.
Nenek, Betapa Tegar-Mu.
-->
Duka lara turut setia menyerta hayatmu….
Bersimbah peluh mengerah tenaga tak henti…
Walau jauh kira tertuju, tak hentinya merindu…
Melantun doa bahagia menentram hati…
Segenap jerih payah tertoreh bila perlu….
Demi sukses ingin angan dalm benak berpatri…
Selagi nyawa setia semayam raga, tak pernah jemu…
Mengharap sukses cucu kembali…
Dengan sangat ikhlas tak merintih penuh haru…
Tak meringkih, tegap tegar penuh arti…
Memang raga terlihat melemah ragu…
Namun gigih semangat membaja kuat bertubi…
Melihat tegarmu diri terharu penuh malu…
Akankah citamu oleh diri ini tergapai pasti…
Semangatmu tak kan membuatku gentar berlalu…
Mencapai harapan agung sarat budi…
Nenek, iringan doamu kan selalu ku tunggu…
Berusaha sekuat tenaga gapai cita yang tinggi…
5 Wanita Hebat Sepanjang Masa
Written By Amoe Hirata on Sabtu, 26 April 2014 | 08.48
Judul
di atas bukan dimaksudkan untuk mengangkat 5 sosok wanita dari sisi kehebatan
saja. Karena apalah arti kehebatan jika hanya dijadikan sebagai bahan cerita
menarik, atau sekadar hiburan yang hanya menggembirakan hati sesaat. Judul itu
hanya sebagai bingkai atau pagar besar yang mengelilingi kelebihan-kelebihan
yang mereka miliki. Ada banyak sekali bingkai yang dapat dijadikan acuan untuk
menggambarkan kebesaran mereka, namun kata kunci yang pas untuk membingkai
kebesaran mereka ialah dengan satu kata, yaitu: “hebat”. Salah satu makna ‘hebat’ dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia ialah: sangat dahsyat, sangat bagus. Kata ‘hebat’
menggambarkan sesuatu yang memiliki kelebihan di atas rata-rata. Jadi, 5 sosok
wanita hebat sepanjang masa yang akan dibahas pada kesempatan kali ini, di
samping untuk mengungkap kehebatan mereka, di sisi lain –yang lebih utama dan
penting- dimaksudkan untuk dijadikan semacam teladan bagi setiap wanita yang
ingin menjadi hebat seperti mereka.
Rasulullah
shallallahu `alaihi wassallam pernah bersabda yang intinya ada 5 wanita
terbaik di dunia bahkan di akhirat.
Mereka itu ialah: Asiya binti Muzahim, Maryam binti Imran, Khadijah
binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, dan yang terakhir adalah `Aisyah binti
Abu Bakar As-Shiddiq. Dari kelima wanita tersebut, kalau kita amati betul-betul
biografi mereka secara cermat dan teliti, kita akan menemukan
kebesaran-kebesaran yang luar biasa. Kalau di sepanjang sejarah selalu didapati
bahwa kebanyakan tokoh-tokoh hebat adalah berasal dari kalangan pria, sedangkan
ini lain, ternyata ada juga wanita yang hebat melebihi bukan hanya wanita pada
umumnya tapi juga pria biasa pada umumnya. Mereka besar bukan terutama karena
kecantikan fisik yang dimiliki, mereka besar karena amal mereka; mereka besar
karena kinerja dan kontribusi. Di
sinilah kita bisa menemukan muara kebesaran wanita. Mereka bisa jauh
mengungguli kebanyakan laki-laki pada umumnya lantaran amalan kualitatif.
Maksudnya yang membesarkan mereka – kalau memakai ukutan agama - adalah :
ketakwaan. Berikut ini akan diceritakan kelima profil dari wanita-wanita hebat
itu:
I
Asiyah binti Muzahim
I.
Nasab dan Profil:
Namanya
ialah Asiyah binti Muzaahim bin Abid bin Ar-Rayyan bin al-Walid[1](merupakan
Firaun Mesir pada zaman Yusuf), diriwayat lain dikatakan bahwa Asiyah merupakan
keturunan dari bani Israil, bahkan ada yang mengatakan bahwa Asiyah adalah bibi
Musa alaihi salam.
Mengenai
kisahnya, secara sekilas diabadikan dalam al-Qur`an, surat at-Tahrim ayat
sebelas yang artinya: 11. dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi
orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah
untukku sebuah rumah di sisi-Mu[2]dalam
firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah
aku dari kaum yang zhalim.
Meski
sekilas disebut dalam al-Qur`an, melalui doa yang dilantunkannya kita bisa
melihat betapa Asiyah adalah wanita yang berkarakter tinggi, cerdas, teguh
pendirian, memiliki iman yang kuat, optimis, memiliki idealisme yang tinggi berupa:
ingin dimasukkan di surga Firdaus, dan dalam mengarungi kehidupan dakwah, Ia
meminta diselamatkan dari orang-orang yang dzalim.
Asiyah
hidup di tengah keberlimpahan harta. Dia merupakan seorang ratu. Dia adalah
istri Fir`un seorang raja diktator dari Mesir yang juga diabadikan dalam
al-Qur`an sebagai orang kafir dan Mengaku jadi Tuhan. Namun menariknya semua kenyamanan yang
didapat; semua kenikmatan yang dirasa, tidak lantas membuat akidahnya lemah;
tidak membuat keimanannya goyah, bahkan dengan tabah dan tegar Dia tetap
beriman sampai akhir hayatnya. Dan sesuai dengan takdir Allah, Dia pulalah yang
kemudian membujuk Fir`aun agar mengasuh Musa, yang kemudian hari menjadi
bomerang bagi Fir`aun dan meruntuhkan kekuasaanya.
Bagi
para wanita muslimah yang memiliki suami yang yang berakhlak buruk penting
kiranya meneladani kisah Asiyah binti Muzahim. Agar, kondisi demikian tidak
membuatnya lemah, dan semakin jauh dari agama, akan tetapi sebaliknya, Ia malah
lebih menjadi kokoh dan teguh pendirian.
II.
Sifat-sifat dan akhlaknya:
Diantara sifat-sifatnya ialah, penyayang, cerdas,
sabar, teguh, suci, teguh pendirian.
III.
Keistimewaan:
1.
Termasuk diantara wanita terbaik.
عن
أنس؛ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "قَالَ حَسْبُكَ مِنْ نِسَاءِ
الْعَالَمِينَ مَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ
وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ وَآسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ ." تفرد به
الترمذي وصححه
“Bersumber dari Anas Ia berkata,
bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Cukuplah bagimu (yang termasuk) dari
wanita(terbaik) di dunia (yaitu) Maryam binti Imran, dan Khadijah binti
Khuwailid, dan Fathimah binti Muhammad, dan Asiyah Istri Fir`aun”(Hr. Tirmidzi).
2.
Dijadikan permisalan oleh Allah dalam
al-Qur`an untuk orang-orang beriman[3].
3.
Termasuk diantara wanita yang paling
utama di surga.
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : خَطَّ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم
فِي الأَرْضِ أَرْبَعَةَ خُطُوطٍ ، فَقَالَ : أَتَدْرُونَ مَا هَذَا ؟ قَالُوا : اللَّهُ
وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : أَفْضَلُ نِسَاءِ
أَهْلِ الْجَنَّةِ : خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ ،
وَمَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ ، وَآسِيَةُ بِنْتُ مُزَاحِمٍ عَلَيْهِنَّ السَّلامُ
“Bersumber dari ibnu Abbas ra, Ia
berkata: Rasulullah menggaris empat garisan di tanah, lalu Ia bersabda,
“Tahukah kalian apa ini?”Mereka menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui,
lalu Rasulullah saw bersabda, “wanita yang paling utama diantara penduduk surga
ialah: Khadijah binti Khuwailid, dan Fathimah binti Muhammad, dan Maryam binti
Imran, dan Asia binti Muzaahim `alaihinna salam”(Hr. Ahmad, Hakim dan Thabrani).
4.
Termasuk diantara wanita sempurna.
كَمُلَ
مِنَ الرِّجَالِ كَثِيرٌ وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ إِلا مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ
وَآسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ". وقد أخرجه الجماعة إلا أبا داود من طرق عن شعبة
به ولفظ البخاري: "كَمُلَ مِنَ الرِّجَالِ كَثِيرٌ وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ
إِلا آسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وَمَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ ، وَإنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ
عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ
“Banyak orang-orang yang sempurna dari
kalangan laki-laki, dan tidak ada yang sempurna diantara perempuan, melainkan
Maryam binti Imran, dan Asiya Istri Fir`aun”(Diriwayatkan oleh jama`ah kecuali Abu Daud dari beberapa
jalur dari Syu`bah) sedangkan lafal Bukhari demikian: Orang-orang yang
sempurna di kalangan laki-laki itu banyak dan sangat sedikit dari kalangan
perempuan yang sempurna, melainkan Asiyah Istri Fir`aun, dan Maryam binti Imran
dan sesungguhnya keutamaan Aisyah atas wanita lain sebagaimanaa makanan
ats-Tsariid(makanan semacam roti yg sangat enak pada masa nabi) atas seluruh
makanan”.
IV.
Pelajaran-pelajaran:
1.
Kondisi apapun tidak menghalangi wanita shalihah untuk
beriman.
2.
Wanita shalihah adalah:
a.
Yang bisa mempertahankan prinsip dan keimanan.
b.
Memiliki hubungan yang baik dengan Allah
c.
Banyak berdoa
d.
Membela kebenaran
e.
Mempunyai idealisme yang tinggi
3.
Keberlimpahan harta tidak membuat iman terbeli.
4.
Lebih memprioritaskan akhirat daripada dunia.
5.
Jika meminta dimasukkan surga maka mintalah surga Firdaus
sebagaimana doa Asiyah dan anjuran nabi dalam haditsnya[4]
.
6.
Berdoa pada Allah supaya diselamatkan dari kejahatan orang-orang
Dzalim.
7.
Selalu memohon pertolongan pada Allah.
8.
Meski hidup dibawah lindungan orang kafir tidak menghintikan
diri untuk berdakwah.
9.
Semangat dalam menegakkan kebenaran.
10. Optimis.
11. Mendukung setiap kebaikan.
12. Sayang pada anak(bisa kita lihat pada
cerita pengadopsian Musa).
II
Maryam binti Imran
I.
Nasab dan Profil:
Namanya
ialah Maryam binti Imran[5]
bin Yasyim bin Amon bin Meisya bin Hezkia bin Ahriq bin Yutsam bin Azariya bin
Amsea bin Yawusy bin Ajrieho bin Yazim bin Yehfas bin Ensa bin Abyan bin Rukhai`im
bin Sulaiman bin Daud. Ibunya bernama Hannah binti Fakhud beliau adalah saudari
dari istri nabi Zakariyah.
Maryam
sejak kecil dikenal sebagai orang yang tekun dan rajin beribadah. Bagaimana
tidak, Ia tumbuh besar diasuh oleh Nabi Zakariyah. Ia juga tumbuh besar di
lingkungan tempat ibadah; Ia juga berasal dari keturunan yang sangat baik dan
shalih, bapaknya yang bernama Imran merupakan tokoh agama yang shalih demikian
pula ibunya. Kalau kita melihat kisahnya dari awal, kita akan mendapat
kesimpulan bahwa kisahnya sudah terancang sedemikian rupa sebagai tanda-tanda
besar kekuasaan Allah karena Maryam akan mengemban tugas berat dari Allah Swt.
Maka dari itu tidak heran jika sejak kecil dia sudah disiapkan sedemikian rupa
melalui tarbiyah yang intens dari Allah Swt.
Sejak
kecil Maryam sudah menjadi anak yatim. Ia ditinggal mati oleh bapaknya, Imran
sewaktu masih dalam kandungan ibunya. Alkisah, Imran ini adalah tokoh agama
yang shalih, Ia dan istrinya sangat menginginkan mendapat keturunan, namun
hingga usia mereka lanjut masih juga belum dikaruniai anak. Kemudian Imran
berdoa dan istrinya bernadzar kalau nanti dia punya anak akan dipersembahkan
untuk selalu beribadah kepada Allah Swt.
II.
Gelar/Laqab:
1.
At-Thaahirah(Yang suci).
2.
Al-Bathuli(yang memutuskan diri untuk beribadah).
3.
As-Shiddiqah(yang membenarkan kalimat Allah).
4.
Al-Qaanitah(Terus menerus beribadah taat dan khusyu`).
5.
Al-Aabidah(rajin beribadah).
6.
Al-A`dzraa`(perawan, gadis).
III.
Kunya:
-
Ummu `Isa
IV.
Ciri-ciri Fisik dan Sifat-sifatnya:
Mengenai
ciri-ciri fisiknya, al-Quran dan as-Sunnah tidak menjelaskannya, mungkin ini
karena yang ingin ditekankan pada kisah Maryam ialah mengambil pelajaran yang
baik dari kisah-kisahnya bukan sekedar menikmati kehebatan dan
keluarbiasaannya. Adapun sifat-sifatnya ialah: tekun, rajin, sabar, tabah,
taat, teguh pendirian dan sifat baik lainnya.
V.
Keistimewaan:
1.
Allah melebihkanya atas wanita-wanita
lain pada zamanya[6].
2.
Merupakan wanita terbaik pada zamannya
"خَيْرُ
نِسَائِهَا مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وخَيْرُ نِسَائِهَا خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ".
أخرجاه البخاري ومسلم
في الصحيحين
“Sebaik-baik wanita(pada zaman)nya ialah Maryam binti Imran,
dan sebaik-baik wanita(pada zaman)nya ialah Khadijah binti Khuwailid(H.r. Bukhari, Muslim).
3.
Termasuk diantara wanita terbaik di
dunia
عن
أنس؛ أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "قَالَ حَسْبُكَ مِنْ نِسَاءِ الْعَالَمِينَ
مَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ
وَآسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ ." تفرد به الترمذي وصححه
“Bersumber dari Anas Ia berkata, bahwasanya Rasulullah saw
bersabda, “Cukuplah bagimu (yang termasuk) dari wanita(terbaik) di dunia
(yaitu) Maryam binti Imran, dan Khadijah binti Khuwailid, dan Fathimah binti
Muhammad, dan Asiyah Istri Fir`aun”(Hr. Tirmidzi).
4.
Termasuk dari wanita yang sempurna
menyamai laki-laki
.كَمُلَ
مِنَ الرِّجَالِ كَثِيرٌ وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ إِلا مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ
وَآسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ". وقد أخرجه الجماعة إلا أبا داود من طرق عن شعبة
به ولفظ البخاري: "كَمُلَ مِنَ الرِّجَالِ كَثِيرٌ وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ
إِلا آسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وَمَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ ، وَإنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ
عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ
“Banyak orang-orang yang sempurna dari
kalangan laki-laki, dan tidak ada yang sempurna diantara perempuan, melainkan
Maryam binti Imran, dan Asiya Istri Fir`aun”(Diriwayatkan oleh jama`ah kecuali Abu Daud dari beberapa
jalur dari Syu`bah) sedangkan lafal Bukhari demikian: Orang-orang yang
sempurna di kalangan laki-laki itu banyak dan sangat sedikit dari kalangan
perempuan yang sempurna, melainkan Asiyah Istri Fir`aun, dan Maryam binti Imran
dan sesungguhnya keutamaan Aisyah atas wanita lain sebagaimanaa makanan ats-Tsariid(makanan
semacam roti yg sangat enak pada masa nabi) atas seluruh makanan”.
5.
Satu-satunya wanita yang namanya
disebut dalam al-Qur`an[7].
7.
Berasal dari keluarga pilihan dan akan
melahirkan putera pilihan yaitu Nabi Isa alaihis salam.
8.
Dijadikan Allah sebagai permisalan
untuk orang-orang yang beriman.
VI.
Pelajaran-pelajaran:
1.
Wanita shalihah adalah wanita yang:
a.
Menjaga kehormatan dan kesucian dirinya
b.
Tabah dan sabar menjalankan titah Allah
c.
Rajin dan taat beribadah
d.
Menjaga dan memelihara shalatnya.
e.
Memiliki hubungan yang sangat erat dengan Allah
f.
Menjaga diri dari yang bukan mahramnya.
g.
Mendidik anaknya secara baik.
h.
Membenarkan kalimat Allah
2.
Keunggulan wanita di sisi Allah bukan kenggulan yang berbentuk
fisik, tapi keunggulan dalam ibadah, ketaatan dan ketakwaanya pada Allah.
3.
Semakin besar dan agung kedudukan seseorang, semakin besar
pula tantangan dan cobaan.
4.
Ketaatan membuahkan rizki yang tidak disangka-sangka dari
Allah swt.
5.
Lingkungan/kondisi keluarga yang baik sangat berpotensi
besar dalam menciptakan keluarga/generasi yang baik.
6.
Cobaan apapun yang menimpa diri, bila dihadapi dengan
kesabaran dan kepasrahan akan membuahkan hasil yang manis.
7.
Menggambarkan kebesaran Allah swt. Bahwa Allah mampu menciptakan
manusia ibu dan bapak seperti Adam, tanpa ibu seperti Hawa dan tanpa Bapak
seperti Isa, karena kehendaknya ialah kun fayakuun.
8.
Dianjurkan membuat perencanaan untuk membentuk generasi yang
shalih dan shalihah. sebagaimana kisah ibu Maryam yang sejak sebelum mengandung
sudah berdoa bila akan mendapat keturunan akan mempersembahkannya untuk
beribadah dan berkhidmad pada Allah swt.
9.
Yang menjadikan mulia bukanlah karena jenis kelamin, tetapi
ibadah dan ketaatan pada Allah swt.
10. Dianjurkan berdoa agar anak-anaknya
terhindar dari godaan setan yang terkutuk.
11. Perintah agar menjadi bagian dari
orang-orang yang ruku` dan sujud(shalat).
12. Kemampuan manusia sangat terbatas dan
hanya mampu memahami realita seperti anak akan lahir jika ada hubungan antara
laki-laki dan perempuan, namun Kemampuan Allah swt tak terbatas dan bila Dia
menghendaki sesuatu maka akan terjadi, karena itu mintalah pada Allah yang
kemampuanya tek terbatas, jangan sekali-kali meminta kepada selain-Nya.
13. Pertolongan Allah akan datang ketika
cobaan mencapai titik klimaksnya.
14. Dilarang berputus asa terhadap rahmat
Allah dan tabah dalam menghadapi ketetapannya.
15. Perintah untuk berusaha dan dilarang
berpangku tangan.
16. Ibu sangat mempunyai peranan besar
dalam mendidik anak, karena itu ia harus mendidik anaknya dengan
sebaik-baiknya, karena ibu yang baik sangat berpotensi besar melahirkan anak
yang baik.
III
Khadijah binti Khuwailid
I.
Nasab dan Profil:
Beliau
adalah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdil `Uzzah bin Qushay bin
Kilab al-Qurasyiah. Nama ibunya ialah, Fathimah binti Zaa`idah al-Aamiriyah;
Khadijah adalah Ibu dari anak-anak Rasulullah shallahu`alaihi wasallam;
wanita yang pertama kali membenarkan dan beriman padanya sebelum siapapun;
wanita yang menenangkan kegelisahan hatinya dengan mendatangi sepupunya,
Waraqah bin Naufal; Ia termasuk wanita sempurna menyamai laki-laki;
bijaksana(rasionil), mulia, terjaga kehormatanya; termasuk wanita penduduk
surga; Nabi selalu memuji dan mengutamakanya dari istri-istri lainya; bahkan
melebihkanya dari lainya sampai-sampai Aisyah berkomentar, “Aku tidak pernah
cemburu pada wanita seperti kecemburuanku pada Khadijah karena Nabi sering
menyebutnya”(Hr. Bukhari, Muslim dan Turmudzi).
Sebelum
menikah dengan Rasulullah di masa Jahiliyah ia sudah pernah menikah. Suami
pertama Khadijah ialah Abu Haalah bin Zuraara at-Tamimi[9],
kemudian sepeninggalnya, beliau dinikahi `Atiiq bin `Aabid bin Abdillah bin
Amru bin Makhzum. Setelah itu Khadijah tidak menikah lagi meski banyak yang
melamarnya hingga kemudian bertemu Rasulullah dan tertarik padanya. Ia dinikahi
Rasulullah, waktu itu ia berumur 40 tahun sedang Rasulullah 25 tahun jadi jarak
antara keduanya ialah 15 tahun.
Khadijah
adalah seorang janda kaya raya. Suatu ketika ia menawarkan pada Nabi untuk
menjajakan daganganya ke Syam bersama maulanya, Maisarah. Sekembalinya dari
Syam, beliau mendapat untung besar, kemudian Khadija melamarnya dan disetujui
Rasulullah . Waktu itu Rasul memberi mahar 20 ekor[10]
unta muuda. Jubair bin Muth`im meriwayatkan bahwa `Amru bin Asad, paman
Khadijah menikahkannya dengan Nabi Saw. bapaknya mati sebelum perang Fijar[11]
. Rasul menikahinya ketika berusia 25 tahun sedangkan Khadijah berusia 40
tahun. Dari hasil pernikahannya dengan Khadijah Rasulullah mempunyai anak
sebagai berikut: Qaasim, Thayyib(abdullah), Thahir, Ruqayyah, Ummi Kultsum,
Zainab dan Fatimah.
Mengapa
Rasulullah menikahi Khadijah, padahal waktu itu usia Khadijah 15 tahun lebih
tua daripadanya? Jawabanya ialah: “Pernikahan antara Rasulullah dengan Khadijah
merupakan kehendak langsung Allah ta`ala dalam (rangka) persiapan ilahiyah
untuk risalah Muhammad s.a.w. Sesungguhnya laki-laki normal berusia 25 tahun
tidak mungkin menikahi wanita janda berusia jauh diatasnya yang memungkinkan
ialah menikah dengan perempuan yang lebih muda dari usianya, tetapi di sini
Allah menghendaki lain dan menciptakan kondisi dimana beliau bisa menikahi
Khadijah. (Diantara rahasianya ialah)Rasulullah lebih membutuhkan wanita yang
matang untuk meneguhkannya dalam mengemban amanat risalah, ini jauh berbeda
jika yang dinikahi ialah wanita muda yang belum matang besar kemungkinan akan
menambah kegalauan beliau[12]”.
Dalam
buku “Fiqhus Siirah”, Muhammad al-Ghazali berkomentar, “Khadijah
adalah contoh yang bagus bagi wanita yang (ingin) menyempurnakan kehidupan
orang besar. Para pengemban risalah memiliki hati yang sedemikian
peka(sensitif); banyak mengalami tipu daya dari realita yang hendak dirubah;
menanggung beban berat jihad yang amat besar dalam rangka untuk jalan kebaikan
yang ingin diraihnya. (Karena itulah) mereka sangat butuh pada seorang
wanita yang mampu
menguatkan(meneguhkan) kehidupan mereka
secara khusus dengan keramahan(kelemahlembutan) dan hiburan, di samping itu juga
pengertian dan bantuan. Sedang Khadijah adalah seorang wanita yang terdepan
dalam masalah ini dimana dia memiliki perangai tersebut, Ia juga punya pengaruh
yang baik dalam kehidupan Muhammad S.a.w”[13].
II.
Alqaab(Julukan-Julukan) Khadijah.
III.
Keutamaan-Keutamaan Khadijah binti
Khuwailid:
Diantara keistimewaanya secara global
ialah: Wanita yang
pertama kali menjadi istri Nabi; Melahirkan anak untuk Rasulullah; Tidak pernah
dimadu semasa hidupnya; Hartanya diinfakkan untuk perjuangan Islam; Rasulullah
pernah menjadi karyawan bisnis dagangnya; Allah pernah menyuruh Nabi memberi
kabar gembira pada Khadijah bahwa ia akan dibangunkan rumah(istana) dari
mutiara di surga, tidak akan mendengar kebisingan suara dan tidak akan
penat(Hr. Bukhari, Muslim).
1.
Memiliki nasab yang paling utama dan mulia diantara wanita Quraiys lain pada jamanya.
2.
Menjadi istri pertama Rasullah Saw. sedang waktu itu dia janda.
5.
Rasulullah tidak menikahi siapapun semasa hidupnya dan
Rasulullah menyuapi Khadijah
dengan anggur dari Surga.
7.
Nabi sering sekali memujinya(Hingga suatu ketika Aisyah pernah
cemburu padanya).
8.
Nabi selalu berbuat baik terhadap famili dan teman-teman
Khadijah meski Khadijah
telah wafat.
V.
Wafatnya:
Ketika tahun kesepuluh kenabian
Khadijah meninggal dunia. Hari itu diabadikan sejarah dengan nama `Aamul
Huzni(Tahun Duka Cita). Kata al-huzn setidaknya menggambarkan betapa
Rasulullah amat berduka terhadap orang yang menjadi tulang punggung psikisnya;
terhadap penyejuk hatinya yang selama ini menemani perjuangan beliau dalam
mengarungi terjalnya medan dakwah. Ia wafat sebelum diwajibkannya shalat dan
dikebumikan di Hajun(gunung di Makkah tempat pemakaman keluarganya).
VI.
Pelajaran-Pelajaran:
1.
Wanita shalihah ialah wanita yang selalu menjaga kesucian
dan kehormatan dirinya(Kita ambil pelajaran ini dari kisah Khadijah yang
dijuluki sebagai Wanita Suci sejak mudanya).
2.
Wanita shalihah harus bisa menjadi pelipur lara, penenang
hati bagi suaminya(pelajaran dari kisah Khadijah ketika menenangkan
kegelisahan Nabi setelah menerima wahyu). Hal ini sejalan dengan tujuan nikah
yaitu untuk menggapai dan menciptakan ketenangan dalam rumah tangga.
3.
Wanita shalihah ialah wanita yang bisa dijadikan partner
dakwah(Pelajaran dari kisah perjuangan Khadijah bersama nabi dalam
memperjuangkan Islam).
4.
Wanita shalihah itu mandiri dan tidak cengeng(pelajaran
dari profesi Khadijah yang menjadi pebisnis dan ketegarannya dalam menemani
perjuangan dakwah Nabi).
5.
Wanita shalihah adalah wanita yang mampu mendidik
anak-anaknya dengan baik(pelajaran ini diambil dari kisah Khadija dimana
atas didikanya, semua anaknya masuk Islam semuanya bahkan anaknya yang bernama
Fatimah termasuk wanita-wanita terbaik sepanjang masa menurut penuturan
Rasulullah Saw).
6.
Wanita shalihah teguh pendirian dan sabar dalam
menghadapi rintangan dan ujian yang menimpa(Diambil dari kisah Rasul
bersama Khadijah, dimana Khadija teguh pendirianya dalam mempercayai kebenaran
Islam, meskipun pada realitanya banyak ditimpa halangan dan ujian hingga pada
puncaknya ialah ikut mengungsi ke lembah ketika diboikot sama orang-orang
Qurays).
7.
Diantara kriteria yang dijadikan acuan wanita
shalihah dalam memilih calon suaminya ialah
sebagai berikut berikut: 1. Jujur 2. Amanat dan 3. Berakhlak mulia 4.
Profesional(Diambil dari kisah Khadijah ketika beliau tertarik pada nabi
karena kejujuran, amanat dan akhlaknya yang mulia).
8.
Diantara indikator wanita shalihah ialah rajin beribadah(Sebagaimana
yang dicontohkan Khadijah binti Khuwailid).
9.
Wanita shalihah adalah wanita yang ta`at pada suami(Tentu
saja dalam hal kebaikan, sebagaimana yang dicontohkan oleh Khadijah).
10. Ganjaran bagi
wanita shalihah adalah surga(Dalam hadits nabi ditegaskan bahwa Khadijah akan masuk
Surga, diantaranya ialah karena beliau adalah wanita yang shalihah).
IV
Fathimah binti Muhammad
I.
Nasab dan Profil:
Namanya
Fathimah binti Muhammad bin Abdillah bin Hasyim bin Abdi Manaf. Dia merupakan
anak perempuan Rasulullah Saw yang terkecil, ibunya bernama Khadijah -
yang merupakan istri pertama Rasulullah dan pertama kali masuk Islam -. Dia
termasuk di antara anak-anak yang pertama kali masuk Islam; tumbuh dan
perkembang di rumah Nabi dan mendapat pendidikan langsung dari Nabi saw. Dia
lahir pada hari Jum`at, tanggal 20 Jumadil Akhir, tahun ke lima sebelum
kenabian/ketika Nabi saw berusia 35 tahun dan bertepatan dengan peristiwa
penting berupa peletakan hajar aswad dimana Rasulullah mendapat gelar al-Amiin(yang
dapat dipercaya) karena mampu menjadi problem solver(pemecah masalah)
terhadap permasalahan itu. Khadijah sangat sayang sekali pada Fathimah, hanya
dia satu-satunya anak Rasul yang sangat mirip dengan Rasulullah, dan dikemudian
hari dari dialah keturunan Rasul berkembang.
Untuk
menggambarkan bagaiman masa pertumbuhan Aisyah semasa kecil, mungkin hanya satu
kata yang dapat mewakilinya yaitu al-Jiddu (sunguh-sungguh). Semasa
hidupnya ia mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Ia mendapat bimbingan
langsung dari Rasulullah, mendengar dan belajar langsung ayat-ayat al-Qur`an
darinya. Bahkan dia turut merasakan penderitaan yang dialami Rasulullah,
seperti ketika Rasulullah sedang shalat dilempar isi perut onta oleh `Uqbah bin
Abi Mua`ith lalu dibuanglah oleh Fathimah dan ia merasa sedih yang luar biasa,
demikian juga ia turut serta ketika umat Islam diboikot oleh orang kafir
Quraiys selama tiga tahun hingga mengalami kesusahan yang luar biasa, bahkan
peristiwa ini berpengaruh pada kondisi
fisiknya.
Fathimah
menikah dengan Ali pada usia lima belas tahun, pada tahun ke dua hijriah, pada
bulan Ramadhan dan baru digauli pada bulan Dzulhijjah. Rasulullah menikahkan
Ali dengan Fathima berdasarkan perintah Allah, karena itu ketika Abu Bakar dan
Umar hendak melamar Fathimah tidak diijinkan karena perintah-Nya untuk Ali.
Mahar yang diberikan Ali pada waktu itu dari hasil menjual baju besinya sekitar
480 dirham, tapi Rasulullah memerintahkan supaya membaginya menjadi sepertiga
mahar, kebutuhan perkawinan dan sepertiga lagi untuk baju. Dari hasil
perkawinannya dengan Ali Fathimah memiliki 6 anak: Hasan(3 H), Husain(4 H),
Muhsin(meninggal karena keguguran), Zainab(5 H), Umi Kultsum(7 H) dan Ruqayyah.
Kalau
diperhatikan secara cermat melalui literatur-literatur sejarah kehidupan
Fathimah dan Ali r.a. maka akan didapati model kehidupan rumah tangga yang
sangat bersahaja, bahkan cendrung kekurangan. Suatu saat Ali pernah mendatangi
Rasulullah menyampaikan perihal Fathimah yang tangannya sakit gara-gara
mengaduk adonan makanan sendiri, karena itu Ali meminta Rasulullah memberinya
pembantu agar bisa membantu Fathimah, namun permintaan itu ditolak Rasul karena
Ia ingin anaknya meneladaninya, bahkan ketika Fathimah memakai perhiasan,
disuruh rasul mencopotnya karena itu bisa menjadi api neraka di akhirat,
akhirnya ia copot dan dijual untuk membebaskan budak. Cerita tersebut
menggambarkan betapa Rasul sangat sayang padanya hingga menginginkan Fathimah
meneladani setiap apa yang dilakukan Rasulullah, karena pada beberapa kesempatan
Rasul bersabda, “Fathimah adalah bagian dariku, barangsiapa menyakitinya
berarti menyakitiku”, ini mengindikasikan bahwa karena Fathimah bagian dari
nabi maka tingkah lakunya harus seperti nabi.
Sepanjang
kehidupannya Fathimah hanya sibuk di rumah menjadi istri shalihah, melainkan
setelah Rasulullah wafat dia mulai sedikit bersentuhan dengan kehidupan luar
dengan menanyakan harta warisan berupa tanah Fidak peninggalan
Rasulullah di Khaibar, namun ketika Abu Bakar ditanya mengenai harta warisan
itu, beliau menjawab bahwa Rasulullah bersabda, “Kami para nabi tidak
mewariskan sesuatu, apa yang kami tinggalkan adalah sedekah” setelah
beberapa waktu akhirnya Fathima ridhla dengan keputusan Abu Bakar.
Menjelang
wafat, Fathimah mewasiatkan 3 hal pada Ali: 1. Ali disuruh menikah dengan
Umaamah binti al-`Aash bin ar-Rabii`, 2. Membuat keranda/peti mati sebagaimana
yang digambarkannya[yang dapat menutupnya dengan serapat mungkin sehingga tidak
menampakkan auratnya], 3. Minta dikubur di Baqi` pada malam hari. Kemudian,
beberapa bulan kemudian Fathimah wafat. Menurut pendapat yang paling kuat,
Fathimah wafat pada hari Senin malam Selasa, bulan Ramadhan, tahun sebelas
hijriah, ketika itu usianya duapuluh delapan tahun.
II.
Gelar/laqab : Az-Zahraa[putih, berbinar], Al-Batuul[memutuskan
diri untuk beribadah].
III.
Kunya : Ummu Abiiha(Ummu Muhammad). Diberi kunya demikian karena pasca meninggalnya Khadijah, Fathimahlah yang
menggantikan peran Khadijah.
IV.
Ciri-ciri fisik/dan sifat-sifatnya:
1.
Berwajah cantik, dan sangat mirip Rasulullah.
2.
Berkulit coklat kekuningan. Warna kulitnya berubah akibat
penyakit dan kesusahan hidup yang dialaminya.
3.
Berbadan kurus dan kecil[ini akibat pengaruh
keikutsertaannya menjadi korban pemboikotan suku Qurays selama 3 tahun
lamannya].
4.
Fisiknya lemah dan sering sakit.
5.
Sangat merasa mulia karena
mempunyai bapak Rasulullah. Karenanya, ia sangat senang sekali ketika
anaknya yang pertama, Hasan wajahnya sangat mirip dengan Rasulullah.
6.
Berkemauan kuat.
7.
Sabar.
8.
Kuat dan taat beragama. Disamping mendapat mendidikan
langsung dari rasul dia juga mewarisi sifat ini dari keluarga ibunya(khadijah)
yang dikenal kuat dalam beragama.
9.
Sangat baik.
10. Menjaga kehormatan diri.
11. Qona`ah.
12. Pandai bersyukur.
13. Pendiam, sedikit bicara/ bicara
seperlunya. Tidak akan ngomong sebelum ditanya.
V.
Keistimewaan :
1.
Rasul menamakannya Fathimah karena mendapat ilham langsung
dari Allah.
Maknanya ialah anak ini tidak bakal masuk neraka/terhalang masuk neraka.
2.
Memiliki keyakinan dan iman yang kuat.
3.
Merupakan penghulu wanita umat Islam dan penghulu wanita di
surga sebagaimana ibunya. Sebagaimana
riwayat yang menjelaskan bahwa suatu ketika nabi didatangi Jibril, kemudian
Jibril menyampaikan kabar kabar gembira bahwa Fathimah akan menjadi penghulu
wanita di surga.
4.
Rasulullah sangat ghirah(tak rela) Fathima dimadu. Sewaktu Ali mau melamar anak Abu
Jahal, Rasulullah tidak mengijinkannya, akhirnya Ali tidak jadi melamar,
Rasulullah bersabda, “Fathimah adalah bagian dariku barang siapa
menyakitinya berarti menyakitiku”.
5.
Sewaktu Rasulullah menjelang meninggal, hanya dia yang
diberi rahasia yang membuat dia menangis kemudian tertawa.
6.
Bahasanya sangat baligh dan Fashih. Contohnya sebagai berikut
ketika Nabi wafat Fathimah berujar:
« يَا
أَبَتَاه ، إِلَى جِبْرِيْل يَنْعَاهُ ، يَا أَبَتَاه ، مِنْ رَبّهِ مِا أَدْنَاهُ
، يا أبتاه ، جِنَانُ الْفِرْدَوْسِ مِأْوَاهُ ، يَا أَبَتَاه ، أَجَابَ رَبًّا دَعَاه »
7.
Rasulullah pernah mendoakan Fathimah dan keluarganya dengan doa demikian:
اللَّهُمَّ هؤُلَاءِ أَهْلُ
بَيْتِيْ وَخَاصَتِي اَذْهِبْ عَنْهُمْ الرِجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيْرًا
“Ya Allah mereka ini adalah keluargaku
dan orang istimewaku, lenyapkanlah dari mereka kotoran dan bersihkanlah mereka
sebersih-bersihnya”.
8.
Anak yang paling mirip dengan Rasulullah baik akhlak maupun
ciri fisiknya.
9.
Merupakan anak tercinta Rasulullah.
10. `Afifah sangat menjaga kehormatan dirinya.
11. Allah ridha
terhadap apa yang Fathimah ridhai dan Allah murka terhadap apa yang Fathimah
Murkai.
12. Di antara bentuk kasih sayang Rasulullah
padanya ialah setiap kali bertemu dengan Fathimah dirumah ia awali dengan
ciuman kasih sayang.
13. Ketika sedang berpergian orang akhir
washiatnya adalah pada Fathimah, adapun ketika
kembali, setelah shalat di masjid, orang yang pertama kali dijumpai adalah
Fathimah.
14. Memiliki
keluarga yang sangat shalih, agung dan sempurna. Bapaknya: Rasulullah(Nabi terbaik),
ibunya: Khadijah(wanita terbaik), suaminya: Ali(Laki-laki agung dan shalih),
anaknya: Hasan dan Husan(penghulu pemuda di surga).
15. Memiliki lahjah(dialek)
yang paling jujur
setelah Rasulullah.
16. Kehidupannya
sangat bersahaja, bahkan cendrung kesusahan materi.
17. Allah
mengharamkan Fathimah beserta keturunanya masuk neraka.
18. Sewaktu di
padang mahsyar orang-orang diperintah menudukkan pandangan dari Fathimah hingga
ia selesai lewat.
VI.
Pelajaran-pelajaran:
1.
Semakin besar dan agung kedudukan seseorang semakin besar
pula ujian dan cobaannya.
2.
Keluarga yang baik akan sangat berpengaruh positif pada
anak. Karena itu
kita harus menciptakan rumah tangga yang baik supaya dapat membina generasi
yang baik.
3.
Diantara ciri wanita shalihah ialah membela
kebenaran meskipun usianya masih belia.
4.
Wanita shalihah adalah wanita yang `iffah
bisa menjaga kehormatan diri.
5.
Wanita shalihah memiliki keyakinan dan
keimanan yang kuat.
6.
Wanita shalih memiliki ciri khas zuhud
dan bersahaja, tidak materialistis.
7.
Wanita shalihah kemauannya sangat kuat.
8.
Wanita shalihah pasti berakhlak mulia sebagaimana Fathimah seperti: sabar,
syukur, qana`ah, ta`at, baik dsb.
9.
Meski berasal dari keturunan orang besar/agung tidak membuat
wanita shalihah terlena,
tapi membuat dia semakin komitmen dan sungguh-sungguh dalam menjalankan agama.
Sebagaimana Fathimah, meskipun dia anak kandung Rasulullah, tidak serta merta
menikmati fasilitas elit dari bapaknya tetapi yang ada malah merasakan
penderitaan yang banyak dalam rangka memperjuangkan kebenaran Islam.
10. Wanita
shalihah adalah yang pandai bersyukur dan sabar terhadap kondisi kehidupan rumah
tangga.
11. Wanita
shalihah adalah wanita yang sangat sayang pada orang tua.
12. Tugas wanita
shalihah yang terutama ialah menjaga, mendidik, memelihara anak dan menjadi
penentram jiwa suami.
Wanita shalihah tidak akan keluar rumah melainkan terpaksa dan ada kebutuhan
mendesak.
13. Wanita
shalihah tidak berbicara melainkan ada keperluan. Tidak mengumbar pembicaraan dengan
ngrumpi, ghibah dan lainnya yang tak bermanfaat.
V
`Aisyah binti Abu Bakar As-Shiddiq
I.
Nasab dan Profil.
Namanya
ialah `Aisyah binti Abi Bakar bin Abi Quhaafah Utsmaan bin `Aamir bin `Amru bin
Ka`ab bin Sa`ad in Taimi bin Murrah bin Ka`ab bin Lu`ay al-Qurasyiah,
at-Taimiyah, al-Makkiyahh, an-Nabawiyah.
Aisyah
merupakan anak Abu Bakar dari istrinya
yang bernama Ummu Rumaan, nama aslinya Zainab dari bani Kinaanah. Sewaktu
Jahiliyah Ummu Rumaan merupakan istri temannya Abu Bakar yang bernama Abdullah
bin al-Haarits bin Sakhiirah, dan memiliki anak yang bernama at-Thufail.
Sepeninggalnya al-Haarits, Ummu Rumaan
dinikahi Abu Bakar untuk menjaganya.
Ummu
Ruman adalah wanita yang cerdas, ia masuk islam, berhijrah dan mengalami kesusahan
yang sangat di jalan agama dan suaminya. Diriwayatkan dari Nabi, " Barang
siapa yang senang melihat wanita yang termasuk bidadari maka lihatlah pada Ummu
Rumaan)". Ummu Rumaan wafat pada masa Khalifah Utsman bin Affan.
Tidak
bisa diketahui secara pasti kelahiran Aisyah, namun yang paling mendekati pada
kebenaran ia dilahirkan pada tahun 11 atau 12 sebelum hijrah. Dengan demikian
sewaktu Nabi menggaulinya usianya sekitar 14 tahun.
Aisyah
lahir di Klan bani Tayim yang orang-orangnya terkenal santun, lemah lembut dan
beradab. Sejak kecil ia mendapatkan pendidikan itu dari orang tua dan
lingkunganya. Istimewanya lagi, ia lahir dalam kondisi orang tuanya muslim,
sehingga sejak kecil dia sudah mendapatkan pendidikan islami. Lebih dari itu,
sejak kecil Aisyah sudah pandai menulis sehingga bisa dikatakan dia merupakan
gadis paling unggul dikalangan Klan Tayim.
Aisyah
banyak mewarisi keistimewaan Abu Bakar baik dari segi fisik maupun
akhlaknya.Abu Bakar memiliki wajah tampan(pada beberapa riwayat ia dijuluki `atiiq
karena ketampanannya), berbadan kurus, berpostur tubuh kecil, sangat sensitif,
sangat cerdas, sangat dermawan dan suka membantu orang kesusahan, sangat
jujur,pintar beretorika(bisa membikin terdiam siapa saja yang berani
menyinggungnya). intinya: Aisyah itu cantik, pandai, berwawasan luas dan
fashih.
Nabi
menikahi Aisyah pada bulan Syawal tahun kesepuluh kenabian dan baru
menggaulinya sewaktu di Madinah tahun sati hijriyah. Kalau dicermati dengan
baik dan saksama, rumah tangga Aisyah dengan Nabi sangat jauh berbeda dengan
kondisi sewaktu Nabi bersama Khadijah. Bersama lebih menggambarkan kerasnya
perjuangan, kedewasaan dan kematangannya dalam menenangkan hati nabi, bahkan
Khadijah memiliki kekuatan spritual yang dapat meneduhkan hatinya. Sedang
bersama Aisyah lebih dikenal dengan kemesraan-kemesraannya, mengingat umur
Aisyah yang masih muda dan menginginkan pemenuhan terhadap hasrat mudanya, dan
rupanya ini sangat menghibur nabi.
Kedekatan
nabi dengan Aisyah sudah tidak diragukan lagi, bahkan Aisyah merupakan istri
yang paling dicintainya, ini senada dengan apa yang ditanyakan oleh `Amru bin
al-`Aash ketika bertanya pada Rasulullah mengenai orang yang paling
dicintainya. Adapun berkenaan dengan cinta Rasulullah kepada Khadijah ada
ungkapan nabi yang terkenal, “Aku dikaruniai cintanya”. Jadi disini
dapat diketahu perbedaan antara cinta nabi kepada Aisyah dan Khadijah.
Lebih
jauh dari itu dalam satu riwayat ditegaskan bahwa Rasulullah mengetahui kapan
Aisyah marah kepadanya dan kapan ridha padanya. Kalau sedang ridha Aisyah
mengucapkan: “ Demi Tuhannya Muhammad, sedang ketika marah ia mengatakan: “demi
Tuhanya Ibrahim”. Diriwayat yang lain dijelaskan bahwa ketika Aisyah marah
menanggil Nabi dengan sebutan, “Ya Muhammad”, dan ketika senang ia menyebutnya,
“ya Rasulallah”. Pengetahuan Rasul yang mendalam mengenai kepribadian Aisyah
ini menandakan betapa perhatian dan cintanya Rasullah padanya.
Kisah-kisah
romantis dan mesrah acap kali terjadi ketika Rasulullah bersama Aisyah. Aisyah
pernah lomba lari dengannya; menonton bareng permainan anggar anak Habasyah
sedang ketika itu Aisyah merangkul Rasul dari belakang; mandi bersama dalam
satu bijana; menyisir rambut Rasulullah
dari jendela masjid ketika i`tikaf; Rasul mencium Aisyah dengan mesrah ketika
sedang berpuasa; ketika menjelang wafat beliau meminta Aisyah untuk melembutkan
syiwak dengan mulutnya sehingga menurut riwayat Aisyah air ludahnya bercampur
dengan Rasulullah; bahkan ketika meninggal Rasulullah berada pada pangkuanya.
Antara
Khadijah dan Aisyah terdapat perbedaan taqaabul. Perbedaan taqaabul(oposisi,
berhadapan), ini memang sangat dibutuhkan nabi.Khadijah bagaikan seorang
ibu yang menjaganya, sedang Aisyah bagaikan seorang anak yang sedang diasuhnya.
Khadijah membahagiakan Rasul dengan kebijaksanaan dan kedewasaannya, sedang
Aisyah dengan kecantikan dan keaslianya.
Mas
kawin nabi untuk Aisyah 400 dirham.
II.
Gelar-gelar `Aisyah:
1.
Al-Humairaa`.
2.
Ummul Mu`minin.
III.
Kunya Aisyah:
Ummu Abdillah.
IV.
Ciri-ciri Fisik, karakter dan akhlak
Aisyah:
1.
Berkulit putih dan sangat cantik. Karena itulah sampai nabi
menjulukinya, Humaiiraa`(yang berkulit sangat putih).
2. Postur
tubuhnya mendekati tinggi(karena ia pernah menyindir Shafiyah yang
berpostur pendek).
3. Sewaktu
masih muda badannya kurus(sampai orang yang mengangkat tandunya tak merasa
kalau Aisyah tak di dalamnya pada peristiwa kehilangan kalung pasca perang bani
Musthaliq). Beberapa tahun kemudian badanya hampir mendekati gemuk.(sebagaimana
yang diriwayatkanya dalam satu hadits, " Aku keluar bersama Nabi pada
sebagian safarnya sewaktu itu aku masih muda dan kurus, lalu Nabi berkata pada
sahabat2nya, kemarilah...kemarilah..kemudian Ia berkata: Kesinilah engkau(wahai
Aisyah) kita akan adu lari, dan aku menang pada waktu itu, hingga setelah aku
mulai gemuk pada safar yang lain Nabi berkata pada orang-orang untuk
menyaksikannya kembali, kali ini Nabi yang memenangkan adu lari kemudian
berkomentar, "Ini sebagai balasan dari kekalahanku waktu itu".
4. Pernah
sakit demam kemudian rambutnya rontok, karena itu Ia menasihatkan, " Jika
kalian punya rambut maka rawatlah".
5. Suaranya
nyaring.(ini diambil dari kisah perang Jamal dimana dia berkhotbah diatas
tandunya, dan orang-orang mendengarkan khutbahnya).
6. Semangat,
enerjik dan berkarakter.
7. Dermawan.
8. Jujur
9. Sangat
cerdas dan hafalannya kuat.
10. Gemar
sekali menuntut ilmu.
11. Sering
cemburu pertanda cinta.
12. Pandai
ilmu sejarah, sya`ir, falaq, fiqih, tafsir, kedokteran dll.
V.
Beberapa Keistimewaan Aisyah binti Abi
Bakar.
1.
Dari sisi keturunan dan kelahirannya.
Bapaknya
ialah seorang yang paling dicintai nabi yaitu Abu Bakar. Sedangkan ibunya
adalah Ummu Rumaan yang mana nabi pernah berkomentar mengenainya, “Barangsiapa
yang ingin melihat wanita dari bidadari, maka lihatlah Ummu Rumaan”. Dari
kedua orang tua yang agung inilah Aisyah lahir dan berkembang hingga Ia dewasa.
2.
Diberi kunya Rasul dengan
sebutan Ummu Abdillah.
Kisahnya
ialah, suatu saat Aisyah meminta kepada Rasulullah untuk memberikannya kunya,
sewaktu anak Asma` binti Abi Bakar lahir yaitu Abdullah bin Zubair maka
seketika itu Rasullah memberi kunya Aisyah dengan sebutan Ummu Abdillah,
ia dikenal dengan kunya tersebut hingga wafatnya.
3.
Pernah dipanggil Rasul dengan sebutan al-muwaffaqah(yang
sukses, sesuai).
4.
Turut serta dalam peristiwa hijrah ke Madinah, dimana dia
beserta ibunya melewati jalan yang terjal dan mendaki.
5.
Jibril mendatangi nabi dalam mimpinya
bahwa Aisyah akan menjadi istrinya.
6.
Istri Rasulullah baik di dunia maupun akhirat dan akan
dikumpulkan bersamanya.
7.
Istri dan manusia yang paling dicintai
Rasulullah.
8.
Setiapkali Rasulullah menggilir
istrinya selalu ditutup dengan Aisyah.
9.
Rasulullah menganjurkan Fathimah dan
lainya mencintai Aisyah.
10. Setiap orang
yang mau memberi hadiah kepada nabi selalu pada masa giliran Aisyah.
11. Pernah
didoakan Rasulullah agar diampuni dosa yang telah lalu dan yang akan datang.
12. Rasulullah
menciumnya sewaktu lagi berpuasa.
13. Rasulullah
tahu persis kapan Aisyah marah dan senang padanya.
14. Pernah adu
balapan bersama Rasulullah.
15. Rasul tidak
pernah menikahi gadis selain dirinya.
16. Pernah diajak
Rasulullah melihat permainan tombak anak Habasyah, sedang pada waktu itu Aisyah
berada dibelakang Rasulullah sambil memagudkan pipinya dipundak nabi.
17. Ketika turun
ayat mengenai pilihan untuk tetap bersama Rasulullah atau berpisah, dia bisa
menjawabnya dengan sangat baik.
18. Rasul memilih
menetap di rumahnya ketika sakit menjelang kematian.
19. Keutamaan
Aisyah atas wanita lain bagaikan keutamaan Tsariid(makanan daging campur
roti) atas semua makanan.
20. Mendapatkan
salam dari malaikat Jibril dan pernah melihatnya.
21. Rukhsah tayammum
bagi umat berkat Aisyah.
22. Mendapat
pembebasan tak bersalah langsung dari langit pada peristiwa ifki(tuduhan
berbuat serong).
23. Memiliki
sepuluh keunggulan dari istri-istri nabi yang lain:
1.
Hanya ia istri nabi yang dinikahi dalam kondisi masih gadis.
2.
Tidak ada istri nabi yang memiliki kedua orangtua muslim dan
sama-sama hijrah selain aku.
3.
Allah menurunkan terbebasnya ia dari tuduhan orang munafiq.
4.
Jibril turun dari langit dengan membawa gambaranku di sutra
pada rasulullah pada waktu mimpi.
5.
Jibril berkata pada mimpi nabi, nikahilah Aisyah dia akan
menjadi istrimu.
6.
Mandi bersama Rasulullah pada satu bijana.
7.
Turun wahyu ketika bersama Aisyah.
8.
Ketika meninggal Rasulullah berada pada dada(pangkuan)
Aisyah.
9.
Nabi meninggal pada waktu giliran Aisyah.
10. Nabi dikubur di rumah Aisyah.
24. Berwawasan
luas dan alim. Dan termasuk wanita
terbaik di dunia. Urwah
bin Zubair berkata: "Tidak aku jumpai seorangpun yang lebih mengetahui
tentang Fiqih, kedokteran dan Sya`ir daripada Aisyah.
25. Zuhud,
dermawan, jujur, dan cantik.
26. Rajin
beribadah, wara` dan takut pada Allah.
27. Suka cemburu.
28. Meninggal
pada bulan Ramadhan, pada tanggal 17 pada tahun 58 Hijriah, usianya ketika itu
sekitar 70 tahun dan dikubur di Baqi`.
29. Termasuk
orang yang paling banyak meriwayatkan hadits, ia meriwayatkan dari Rasulullah
sebanyak 2210 hadits mengenai berbagai permasalahan agama dll.
30. Wanita
muslimah yang paling paham(faqihah) mengenai hukum agama Islam
VI.
Pelajaran-pelajaran:
1.
Kesempurnaan yang dianugerahkan Allah
kepada kita jangan sampai membuat diri kita sombong, tapi diarahkan untuk
perjuangan dakwah Islam.
2.
Wanita muslimah harus mempunyai ghirah,
semangat dalam memperjuangkan agama Islam.
3.
Anjuran untuk antusias dalam
mempelajari ilmu, baik yang bersifat syar`i maupun kauni.
4.
Cemburu yang proporsional pertanda
kuatnya cinta.
5.
Menjadi muslimah dermawan.
6.
Semakin tinggi cinta, semakin besar
ujian.
7.
Berjuang untuk Islam dengan kelebihan
yang dimiliki.
8.
Tak ada kata henti dalam perjuangan
dakwah hingga titik darah penghabisan.
9.
Cinta akan selalu bersimi indah di tengah
badai uji dan derita.
10. Wanita
Shalihah dari kisah Aisyah memiliki ciri-ciri demikian:
a.
Kapasitas keimanan yang tinggi.
b.
Rajin ibadah.
c.
Semangat, kuat dan enerjik.
d.
Penuh cinta.
e.
Berwawasan luas.
f.
Sopan santun.
g.
Taat, sayang, dan cinta suami.
h.
Dermawan
i.
Pecinta sastra.
j.
Tak gentar menghadapi badai ujian.
k.
Menjadi mitra yang baik dan
menyenangkan bagi suami dalam dakwah.
l.
Romantis dan mesrah.
[2] . Maksudnya: sebaliknya Sekalipun isteri
seorang kafir apabila menganut ajaran Allah, ia akan dimasukkan Allah ke dalam
jannah.
[3] .
Lihat surat at-Tahrim(66), ayat: 11.
[4] .
فَإِذَا سَأَلْتُمُ
اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّة (Hr. Bukhari, Ahmad dan Baihaqi).
[5] .Tafsir
ibnu Katsier, Juz: II, Bab: 33, Hal: 33, Cet: Daru at-Tayyibah.
[6]
.Qs. Ali Imran: 42.
[7] .
Yaitu dalam surat ke sembilan belas, dari surat al-Quran.
[8] .
Qs. Ali Imran: 42.
[9] .
Dari pernikahanya dengan Abu Haalah ini beliau mempunyai putra bernama
Hindun(Sumber: Khadijah Ummul Mu`minin karya : as-Sayyid Abdul Hamid
az-Zahrawi, hal: 111).
[10] .
Arwa`ul Qiyam al-Hadhaariyah fi Sirati Kharil Bariyah(Anjugu, hal:6).- Imtaa`ul
Asmaa` bima linnabiyyi minal ahwaal(Ahmad bin Ali al-Maqrezi, Juz:6, hal:
25). –Ar-Rahiiqu al-Makhtuum(Shafiyurrahmaan al-Mubarakfuri, hal: 46). -
As-Sirah an-Nabawiyah `ardhu Waqaa`i wa Tahlili Ahdaats Durusun wa `Ibar,
Ali Muhammad Muhammad as-Shallabi, juz:1, hal: 83.
[11] .
Perang antara Quraisy dan pendukungnya dari suku Kinanah dengan suku Qais
`Iilan. Dinamakan Fijar karena perang dilakukan pada bulan Muharram yang
berarti menodai kemuliaan bulan Muharram.
[12] .
Disarikan dari kitab, Fataawan Nisaa` karya Imam Sya`rawi, hal: 115.
[13] .
Muhammad al-Ghazali, Fiqhus Sirah, hal:67, Cet: Daarud Da`wah.
[14]. Ummul
mu`miniin Khadijah binti Khuwailid al-Matsalul A`la linisaail `Aalamiin,
Karya: Ibrahim Muhammad Hasan al-Jamal, hal: 12.
[15]
. ibid hal: 13
[16] .
ibid, hal: 14
[17] .
Ibid, hal: 15
[18] .
Subulul Huda war Rasyad fi Sirati Khairil `Ibaad karya Muhammad bin
Yusuf As-Shaalihi as-Syaami, hal: 115.
[19] .
Diriwayatkan oleh Aisyah bahwa ketika Rasulullah menyebut/mengingat Khadijah,
beliau tidak pernah putus asa(berhenti) memuji dan meminta ampun untuknya.
Suatu hari beliau menyebut Khadijah dan membuatku cemburu lantas aku berkata:
Engkau telah diberi ganti Allah(yang lebih baik) dari istri yang tua renta(
kemudian diganti yang masih muda), mendengar perkataanku beliau marah bukan
main, hatiku merasa sedih seraya berkata: Ya Allah jika Engkau hilangkan amarah
Rasulullah padaku maka aku tidak akan menyebut kejelekan lagi pada Khadijah,
ketika nabi mendengar ucapanku nabi berkata: , ”Apa yang kamu katakan? Ia
beriman padaku ketika orang-orang mendustakanku, dan memberi perlindungan
padaku ketika orang-orang menolakku, dan aku dianugerahi anak darinya sedang
dari kalian tidak” Aisyah berkata: Setelah peristiwa itu Rasulullah pergi
dariku selama sebulan(al-Ishaabah: ibnu Hajar al-Asqalani).
[20] .
Bersumber dari Abu Hurairah, ia berkata: (suatu hari) Jibril mendatangi Nabi
Saw. lantas berkata, ”itu Khadijah sedang datang membewakan untukmu makanan dan
minuman, jika ia datang maka sampaikanlah salam dari Tuhannya dan dariku, dan
berikan kabar gembira padanya bahwa ia akan mendapat istana di surga dari
permata, yang tidak terdengar kebisingan dan tidak capek(Hr. Bukhari,
Muslim).
[21] .
Ibid.
[22]
. Anas meriwayatkan bahwa sebaik-baik wanita
di dunia ialah Maryam, Asia, Khadijah binti Khuwailid dan Fatimah. Bahkan
menurut riwayat Abdul Barqi dalam kitab al-Istii`aab mengatakan bahwa penghulu
para wanita di surga setelah Maryam ialah Fatimah, Khadijah dan istri Firaun,
Asia.
[23] .
ibid.